Hewan air seperti ikan yang mengakumulasi logam berat dapat mencemari manusia pada saat manusia memakan ikan yang mengandung logam tersebut.
Adapun rantai makanan dan gambaran tingkat transfer logam berat Pb pada ikan di dalam air ke dalam tubuh manusia, dapat dilihat pada gambar 2.4 Palar, 2008
Manusia konsumen III
Ikan mujair Konsumen ke II
Bentos konsumen ke II Dentritus Konsumen I
Crustacea Konsumen ke II Tumbuhan produsen
Gambar 2.4 Rantai makanan dan akumulasi Pb
2.6.1 Toksisitas Logam Berat pada Jenis Ikan
Ikan merupakan salah satu organisme air yang rentan terhadap pencemaran logam berat. Ikan dapat memasukkan logam berat yang berasal dari air atau
sedimen kedalam tubuhnya hingga 100-1000 kali lebih besar dari lingkungannya Darmono, 2001. Logam berat akan terakumulasi dalam tubuh ikan melalui air
dan pakan yang terkontaminasi. Proses bioakumulasi logam dalam jaringan ikan cukup bervariasi, tergantung pada jenis logam dan spesies ikan. Ikan mempunyai
kemampuan untuk menghindar dari cemaran logam berat dengan berenang cepat, akan tetapi bagi ikan yang hidup pada aliran sungai, danau, dan teluk, cenderung
lebih sulit menghindar dari pencemaran. Hal ini dapat menyebabkan kematian Di
makan
Universitas Sumatera Utara
pada beberapa spesies ikan, terutama ikan yang habitatnya pada perairan dangkal Darmono, 2001.
2.6.2 Pengaruh Toksisitas Logam Berat pada Insang Insang sebagai alat pernafasan ikan juga digunakan sebagai alat pengatur
tekanan antara air dan dalam tubuh ikan. Insang sangat peka terhadap pengaruh toksisitas logam berat. Logam kelas B Pb sangat reaktif terhadap ligan sulfur
dan nitrogen, sehingga ikatan logam kelas B tersebut sangat penting bagi fungsi normal metaloenzim dan juga metabolisme terhadap sel. Bilamana metaloenzim
di subsitusi oleh logam yang bukan semestinya, maka akan menyebabkan protein mengalami deformasi dan mengakibatkan menurunnya kemampuan katalik enzim
tersebut. Hal ini sering terjadi pada sel epitel insang tempat beberapa macam logam kelas B terikat. Di samping gangguan sistem biokimiawi, masuknya logam
berat yang tidak semestinya pada insang juga dapat mengakibatkan perubahan struktur morfologi insang, penurunan sel darah merah pada lamela sekunder
insang, dan hipoksia karena kesulitan mengambil oksigen dalam air Darmono, 2001.
2.6.3 Toksisitas Logam Berat pada Alat Pencernaan
Toksisitas logam berat pada saluran pencernaan juga dapat terjadi pada pakan yang terkontaminasi logam, juga dapat melalui air yang mengandung dosis
toksik logam. Akibatnya terjadi kerusakan pada mukosa usus dan gangguan sistem enzim pada hati ikan Darmono, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4 Toksisitas Logam Berat pada Ginjal Ikan