2.6.4 Toksisitas Logam Berat pada Ginjal Ikan
Ginjal berfungsi untuk filtrasi dan mengekskresikan bahan yang biasanya tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk bahan racun seperti logam berat yang
toksik. Hal tersebut menyebabkan ginjal sering mengalami kerusakan oleh daya toksik logam Darmono, 2001.
2.6.5 Akumulasi Logam Berat dalam Jaringan
Menurut Prosi 1979 dalam Connel 1995 pada umumnya, ada beberapa
faktor yang memengaruhi akumulasi logam oleh makhluk hidup perairan, yaitu :
1. Ketersediaan logam secara biologi untuk hewan pada tingkat trofik yang lebih
tinggi, pada umumnya lebih ditentukan oleh perpindahan dari air dibandingan dari makanan.
2. Makhluk hidup pemangsa bersaing diketahui mengakumulasi logam di dalam
jaringannya dengan tingkat kandungan yang tinggi, tetapi memindahkan hanya sebagian kecil saja pada makhluk predator.
3. Sedimen dan detritus biasanya mengandung kepekatan logam tertinggi di
dalam sistem yang tercemar dan hewan pemangsa sedimen dan detritus cenderung untuk mengakumulasi logam dalam kepekatan yang lebih tinggi di
bandingkan hewan pada tingkat trofik yang lebih tinggi. 4.
Jangka waktu hidup hewan pada tingkat trofik yang lebih tinggi biasanya lebih besar daripada makhluk hidup pada tingkat yang lebih rendah. Dengan
demikian, penambahan yang berhubungan dengan umur dapat merupakan faktor yang nyata yang memengaruhi tingkat penambahan logam pada tingkat
trofik yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Toksisitas timbal Pb terhadap organisme akuatik berkurang dengan meningkatnya kesadahan dan kadar oksigen terlarut. Toksisitas timbal Pb lebih
rendah dari pada cadmium Cd, merkuri Hg, dan tembaga Cu akan tetapi lebih toksik daripada kromium Cr, mangan Mn, barium Ba, zinc Zn, dan Besi
Fe Bangun, 2005 dalam Effendi, 2003. 2.7
Logam Berat Timbal Pb 2.7.1 Karakteristik Logam Berat Timbal Pb
Timbal Pb atau plumbum atau yang dalam keseharian dikenal dengan nama timah hitam masuk kedalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada
tabel periodik unsur dan memiliki nomor atom NA 82, berat atom 207,19, titik cair 328º C, titik didih 1740º C, dan memiliki gravitasi 11,34. Timbal Pb pada
awalnya adalah logam berat yang secara alami terdapat di kerak bumi akan tetapi jumlahnya sangat sedikit yaitu hanya berkisar 0,0002, namun timbal Pb juga
dapat berasal dari kegiatan manusia bahkan mampu mencapai jumlah 300 kali lebih banyak dibandingkan timbal Pb alami Widowati dkk, 2008.
Gambar 2.5 Logam Berat Timbal Pb Timbal Pb merupakan logam pascatransisi yang stabil, memiliki densitas
tinggi, lembut, tahan korosi, memiliki konduktifitas lemah dan paruh waktu
Universitas Sumatera Utara
sangat lama serta terdapat bebas secara alami di bumi dalam bentuk empat isotop, yaitu 204, 206, 207, dan 208 serta kemampuan bereaksi Sembel, 2015.
Timbal Pb banyak digunakan dalam berbagai keperluan karena sifat- sifatnya Widowati dkk, 2008:
1. Timbal Pb mempunyai titik cair rendah sehingga jika digunakan dalam
bentuk cair dibutuhkan teknik yang cukup sederhana dan tidak mahal. 2.
Timbal Pb merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai bentuk.
3. Sifat kimia timbal Pb menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai
lapisan pelindung jika kontak dengan udara lembab. 4.
Timbal Pb dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang terbentuk mempunyai sifat berbeda dengan timbal yang murni.
5. Densitas timbal Pb lebih tinggi dibandingkan dengan logam lainnya kecuali
emas dan merkuri. Disamping itu timbal Pb juga mempunyai sifat Palar, 2008:
1. Tahan terhadap korosi atau karat.
2. Bersifat neurotoksin racun penyerang syaraf.
3. Dapat mengikat haemoglobin darah.
4. Merupakan penghantar listrik yang baik.
2.7.2 Kegunaan Logam Berat Timbal Pb