24
3. Karakteristik Pekerja Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh
yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan
sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh
besar terhadap efektivitas, karena walaupun tehnologi yang digunakan merupakan tehnologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun
tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya. 4.Karakteristik Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses
demi keberhasilan organisasi Apabila keempat hal tersebut telah dilaksanakan sesuai standar yang
ditetapakan oleh organisasi, maka kualitas yang akan dicapai terpenuhi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh organisasi.
1.5.2.5 Syarat-syarat dalam Pencapaian Kinerja secara Efektif
Berikut ini syarat dalam pencapaian Kinerja secara Efektif menurut Richard M.Steers adalah:
31
31
Richard,M. Steers.ibid., hal.135
Universitas Sumatera Utara
25
1 Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan dalam interprestasi penyelesaian kerja.
2 Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif 3 Pencapaian tugas penting dan berguna untuk menunjukkan keberhasilan
memasukkan , serta mengeluarkan hasil dan manfaat. 4 Harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahan atau penyesuaian
terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan kerja dalam organisasi. 5 Relevensi terhadap tugas dan kegiatan.
6 Efektif, data atau informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan.
1.5.2.6 Indikator Efektivitas Kerja
menurut hasibuan efektivitas kerja adalah suatu keadaan yang menunjukkan keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang
meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan serta kualitas kerja yang baik.
32
“perekat sosial” dan menghasilkan “perasaan kekamian”, sehingga meniadakan proses diferensiasi yang merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang tidak
dapat dihindari. Budaya organisasi menawarkan suatu sistem bersama mengenai arti, diamana menjadi dasar untuk komunikasi dan pemahaman bersama. Jika
fungsi ini tidak direalisasikan dalam suatu cara yang layak, budaya mungkin
1.5.2.7 Hungungan Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja
Kegunaan Budaya oleh Sedarmayanti adalah Budaya menampilkan
32
Malayu SP Hasibuan, manajemen sumber daya manusia, Jakarta: Bumi Aksara, hal 105
Universitas Sumatera Utara
26
secara signifikan mengurangi efesiensi organisasi.
33
Dalam Pembahasan peran budaya organisasi, Budaya organisai diteliti secara intensif oleh para pakar untuk mengetahui perannya dalam organisasi
sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan organisai, di point yang ke-10, yaitu : Sumber
Keunggulan Kompetitif; Budaya organisasi merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif. Budaya organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja,
konsistensi, efektivitas dan efesiensi, serta menutunkan ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan organisasi dalam pasar dan persangan.
34
Ada beberapa cara memandang hubungan budaya organisasi dengan efektivitas kerja dalam organisasi menurut denison tika, moh. Pabundu
35
1. Efektifitas kurangnya efektifitas adalah fungsi dari nilai-nilai dan
keyakinan yang dianut oleh para anggota organisasi. Nilai-nilai spesifik atau persetujuan akan nilai spesifik memengaruhi efektifitas. Gagasan ini mungkin
merupakan penjelasan yang paling mistik mengapa budaya organisasi dapat memengaruhi kinerja organisasi. Meskipun demikian, keyakinan-keyakinan yang
dianut dengan kuat, penghayatan misi atau konsistensi yang berasal dari sejumlah nilai dan keyakinan, memberikan dasar bagi tindakan terkoordinasi dalam suatu
organisasi. 2.
Efektifitas adalah fungsi dari peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang digunakan perusahaan. Praktik-praktik spesifik, terutama yang merupakan bagian
33
Sedarmayanti, op.cit., hal. 76
34
Wirawan, op.cit., hal. 37
35
Pabundu ,Moh. Tika, Op.Cit., hal.135
Universitas Sumatera Utara
27
dari manajemen sumber daya manusia dan lingkungan internal sebuah organisasi memengaruhi kinerja dan efektifitas perusahaan. Cara tertentu dalam
menyelesaikan konflik, merencanakan strategi, merancang pekerjaan atau membuat keputusan, akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam jangka
waktu pendek dan panjang. 3.
Efektifitas adalah fungsi dari menerjemahkan nilai-nilai dan keyakinan inti ke dalam peraturan-peraturan dan praktik-praktik dengan cara yang konsisten.
Visi pemimpin harus dioperasionalisasikan melalui tindakan. Membangun budaya kuat berimplementasi bahwa nilai-nilai dan tindakan sangat konsisten.
Bentuk konsistensi ini sering disebut-sebut sebagai sumber kekuatan organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan efektifitas organisasi.
4. Efektifitas adalah fungsi dari hubungan timbal balik antara nilai-nilai dan
keyakinan inti, peraturan dan praktik organisasi, serta lingkungan bisnis dari sebuah organisasi. Oleh karena itu, tidak ada generalisasi yang dapat dibuat
mengenai budaya dan efektifitas bila tidak membicarakan hubungan antara budaya dan lingkungan bisnisnya. Lingkungan tertentu mungkin menciptakan
jenis budaya tertentu atau membutuhkan jenis budaya tertentu agar organisasi dapat bertahan hidup.
Menurut james L.Gibson dan dkk dalam hadari nawawi menyatakan budaya organisasi adalah suatu ssistem nilai-nilai keyakinan dan normaa-norma
yang unik dan dianut bersama oleh anggota organisasi. Budaya organisasi dapat menajadi kekuatan positif akan menjadi pendukung efektivitas organisasi,
sedangkan yang bersifat negative akan menjadi kontra produktif terhadap usaha
Universitas Sumatera Utara
28
pencapaian organisasi. Budaya organisasi yang sangat besar pengaruhnya terhadap kepemimpinan untuk menjadi efektivitas organisasi, antara lain karena
pengaruhnya pada iklim organisasi atau iklim kerja yang berlangsung sehari- hari.
36
Menurut Deal dan dkk Budaya yang kuat dan positif sangat berpengaruh terhadap perilaku dan efektivitas kinerja perusahaan.
37
Menurut Denison dalam edy sutrisno budaya organisasi berpengaruh terhadap efektivitas, terutaman karena dalam budaya organisasi ada keterlibatan,
konsistensi, adaptasi, dan kejelasan misi Budaya organisasi
memiliki peran yang sangat strategis terhadap kesuksesan suatu organisasi, untuk membangun kerja organisasionalnya dalam jangka panjang sebagai sarana bagi
anggota organisasi untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuannya.Sejauh mana budaya mempengaruhi efektivitas organisasi dapat diketahui dengan
melihat kuat atau lemah budaya organisasi tersebut.
38
36
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Mengefektifk
an Organisasi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cetakan Pertama, hal. 290-291
37
Edy Sutrisno, op. cit., hal. 3
38
Edy Sutrisno, ibit., hal160
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat strategis terhadap kesuksesan suatu organisasi, untuk membangunan kerja organisasionalnya dalam
jangka panjang sebagai sarana bagi anggota organisasi untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuannya.Sejauh mana budaya mempengaruhi
efektivitas organisasi dapat diketahui dengan melihat kuat atau lemah budaya organisasi tersebut.
1.6 Hipotesis Penelitian