Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberlangsungan sebuah organisasi tentu saja bergantung baik atau buruknya kinerja dari sebuah organisasi tersebut. Sedangkan kinerja dari sebuah organisasi bergantung pada kinerja pada pegawainya yang dimana setiap pegawai merupakan motor bagi berjalannya organisasi. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekolompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Kinerja yang baik dari pegawainya akan berdampak langsung kepada kemajuan atau kemunduran yang diperoleh dari organisasi tersebut. Salah satu yang dapat mengukur kinerja pegawai adalah efektivitas kerja dari pegaawai di organisasi tersebut. Sebagai salah satu bank pembangunan daerah sumatera utara harus mampu memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam meningkatkan efektivitas kerja dengan sedemikian rupa sehingga kinerja dari lembaga tersebut dapat meningkat secara singnifikan. Baik buruknya kinerja sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal dari organisasi tersebut. Organisasi yang mampu memanfaatkan peluang yang ada didalam lingkungan internal dan Universitas Sumatera Utara 2 eksternal memiliki peluang yang besar pula untuk terus bereksistensi secara kontiniu kepada masyarakat pada umumnya. Menurut stephen robbins dalam acmad sobirin organisasi adalah sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang lama. Beranggotakan dua atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunya pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 1 Apabila setiap pegawai dalam suatu organisasi merasakan bahwa prinsip yang mendasar setiap tindakan dan perilaku organisasi sesuai dengan pandangan Budaya atau culture berkaitan dengan manusia human.Karenanya berbicara mengenai budaya perusahaan atau budaya organisasi atau budaya kerja tidak lepas dari sumber daya manusia.Tanpa sumber daya manusia tidak ada budaya apapun. Mengembangkan budaya organisasi berarti mengembangkan sumber daya manusia dan mempertahankan budaya orgnisasi berarti memberdayakan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan suatu organisasi.Salah satu factor yang dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah melaui pelatihan.Pelatihan yang harus dilakukan oleh suatu organisasi harus dilakukan terus menerus.Hal ini dikarenakan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan hal ini harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. 1 Achmad Sobirin, Budaya Organisasi, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN tahun 2007, Cetakan Pertama, hal. 5 Universitas Sumatera Utara 3 hidupnya atau tidak menyimpang dari prinsip pribadinya, maka ia akan bekerja dengan baik. Apalagi pegawai tersebut merasakan bahwa pandangan hidupnya atau cita-citanya akan mendapat tempat yang sesuai di dalam organisasi tempat ia berkarya, maka hal ini akan mendorong ia memahami maksud, tujuan dan ruang lingkup kegiatan dalam organisasi yang berakibat pada adanya dorongan semangat untuk bekerja lebih baik , karena menyadari apa yang bermanfaat bagi organisasi juga bermanfaat bagi dirinya. Apa yang ia dambakan bagi masa depannya dapat dipenuhi oleh organisasi dimana ia berkarya dan pada akhirnya akan menumbuh kembangkan budaya kerja atau budaya organisasi. Bagaimana beratnya tugas-tugas yang dipikul para pegawai, tidak akan lagi dirasakan sebagai beban pribadi, tetapi justru merupakan tantangan untuk dihadapi dan peluang untuk mengembangkan karier. Jika sudah demikian maka organisasi tempatnya berkarya akan menjadi tempat yang menyenangkan dan dirasa paling sesuai untuk dirinya sendiri. Dengan adanya kinerja yang baik dari pada pegawai, maka, secara otomatis akan meningkatkan efektivitas kerja pegawai. Menurut miner dalam edy sutrisno, kinerja adalah bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang telah dibebankan kepadanya.Setiap harapan bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksankan tugas, berarti menunjukkan suatu peran dalam organisasi. 2 2 Edy Sutrisno, Budaya Organisasi, Jakarta: Kencana, tahun 2010 Edisi Pertama, hal. 170 Universitas Sumatera Utara 4 Budaya organisasi memang sulit didefenisikan seacara tegas dan sulit diukur, namun bisa dirasakan sumber daya manusia SDM di dalam organisasi tersebut.Suatu organisasi yang mempunyai budaya organisasi yang kuat bahkan dapat “terlihat” atau teramati oleh peninjau dari luar organisasi yang mengamati. Pengamat tersebut akan merasakan suasana kerja yang khas dan “lain dari pada yang lain”, di dalam organisasi tersebut, bila dibandingkan organisasi lain. Hal-hal tersebut penting dan karena itu perlu dipahami dan dikenali.Akan tetapi hal-hal yang bersifat universal itu harus diterapkan oleh manajemen dengan pendekatan yang memperhitungkan secara matang factor-faktor situasi, kondisi, waktu dan ruang. Dengan kata lain diterapkan sesuai dengan budaya yang berlaku dan dianut dalam organisasi yang bersangkutan. Melihat begitu pentingnya peranan budaya organisasi, maka dapat dilihat besarnyapengaruh dari budaya organisasi tersebut terhadap sumber daya manusia yang ada di organisasi tersebut. Budaya organisasi tersebut dapat dilihat dan diamati oleh peninjauan dari luar maupun dari dalam organisasi tersebut.Hal ini dapat dirasakan dari suasana kerja yang membedakannya dari organisasi lainnya. Jika dilihat pada masa kini dimana arus globalisasi semakin berperan dalam menentukan setiap kebijakan dalam organisasi, maka setiap organisasi sebaiknya melakukan tinjauan kembali terhadap budaya orgnisasi yang ada di dalam organisasinya sehingga efektivitas kerja para pegawai tidak mengalami benturan terhadap lingkungan eksternal dikemudian harinya. Universitas Sumatera Utara 5 Adapun budaya yang di anut oleh PT. Bank sumut cabang medan iskandar muda adalah memberikan pelayanan terbaik. Sementara nilai-nilai perusahaan terdiri dari kata TERBAIK yang dapat dijabarkan sebagai kepanjangan kata terbaik, energik, ramah, bersahabat, aman, integritas tinggi, dan komitmen.di PT.Bank sumut cabang medaniskandar muda cenderung menggunakan nilai ramah. Melalui pengamatan yang peneliti lakukan pada PT. Bank sumut cabang medan iskandar muda terlihat bahwa budaya organisasi yang diterapkan pada PT. Bank sumut cabang medan iskandar muda kurang sesuai pada pelaksanaannya terutama dalam hal pelayanan nasabah. Terdapat banyak hal yang telah dilakukan oleh pihak PT. Bank sumut cabang medan iskandar muda untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya seperti memberlakukan pelayanan yang pertama datang dan pertama dilayani first in first out.Nasabah yang datang sangat banyak tiap harinya dan harus dilayani.Rata-rata jumlah nasabah yang datang dalam waktu 5 menit berjumlah 19 orang.Kurang lebih ini adalah jumlah yang sangat besar. Sedangkan rata-rata waktu pelayanan yang diberikan adalah 0,5 menit untuk setiap nasabah. Hal tersebut membuat nasabah harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan dari pihak PT. Bank sumut cabang medan iskandar muda, inilah penyebab terjadinya antrian. Antrian yang panjang terjadi pada hari senin dan jumut mulai pagi hingga sore. Selain itu hal ini tentu akan menguras tenaga karyawan dibagian teller. Karena beban kerja yang diterima berlebih sehingga akan dapat mengurangi produktifitas pelayanan karyawan Universitas Sumatera Utara 6 kepada nasabah. Selain itu juga mengakibatkan kecenderungan untuk melakukan kesalahan akibat dari rasa lelah dan pada akhirnya akan merugikan nasabah. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda”

1.2 Rumusan Masalah