lviii 3.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Sutarto tahun 2007 dengan judul ”Struktur dan Nilai Edukatif Cerita Rakyat di Kabupaten Wonogiri”.
Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa kelima cerita rakyat cerita rakyat Pamenbahan Senopati Kahyangan Dlepih Tirtomoya di Tirtomoyo,
cerita rakyat Umbul Nogo Karanglor di Manyaran, cerita rakyat Asal-uaul Goa Putri Kencana di Pracimantoro, cerita rakyat Patilasan Bubakan
Girimarto di Girimarto, dan cerita rakyat Sendhang Siwangi di Selogiri tersebut secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam legenda. Dan secara
khusus termasuk legenda setempat dan legenda perseorangan. Penelitian tersebut juga berkesimpulan bahwa cerita rakyat di Kabupaten
Wonogiri tersebut memiliki isi dan tema asal-usul terjadinya siatu tempat dan perjalanan atau perjuangan seorang tokoh. Tokoh yang dominan berwatak baik
dan memiliki kesaktian. Latar yang dominan adalah latar tempat, meski beberapa terdapat latar waktu dan peristiwa. Cerita rakyat tersebut
mengandung amanat yang bevariasi dan memiliki relevansi dengan kehidupan saat ini.
Bertolak dari hasil penelitian tersebut juga dapat diketahui bahwa di dalam cerita rakyat di Kabupaten Wonogiri terkandung nilai-nilai edukatif
pendidikan yang meliputi nilai pendidikan moral, nilai pendidikan adat tradisi, nilai pendidikan agama religi, dan nilai pendidikan sejarah histori.
Beberapa nilai pendidikan tersebut menandai bahwa cerita rakyat kabupaten Wonogiri memiliki relevansi dan kontribusi pengajaran sastra di sekolah,
sehingga berpotensi untuk dijadikan materi pengajaran sastra di sekolah terutama sekolah yang ada di kabupaten Wonogiri.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir yang dipergunakan dalam penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah
mempelajari teori yang mendukung suatu penelitian sebagai berikut. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang lahir dan berkembang
dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah yang beraneka ragam
lix satu sama lain akan membentuk kekuatan yang menjadikan kokohnya kebudayaan
nasional. Keanekaragaman budaya terwujud dalam adat istiadat, tari-tarian rakyat,
masakan khas, pakaian adat istiadat, dan sastra daerah. Kesustraan daerah memiliki kekayaan yang perkembangannya melahirkan banyak karya, seperti
sajak, geguritan, tembang dan sebagainya. Karya tersebut masuk dalam sebuah wadah, yaitu folklor. Cerita rakyat merupakan bagian folklor, yaitu karya sastra
lukisan yang berbentuk prosa. Di dalam cerita prosa terdapat mite myth, legenda, dan dongeng yang diwariskan turun-temurun secara lisan maupun tulisan.
Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk folklor lisan yang terlahir dari masyarakat yang maih memegang teguh tradisi lisannya. Cerita rakyat merupakan
sarana komunikasi dan pengawet kebudayaan. Dipandang dari sudut kesusastraan cerita rakyat termasuk salah satu cipta sastra yang memiliki konstruksi unsur-
unsur tanda struktur yang bermakna dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Cerita rakyat memiliki struktur yang koheren dan terpadu baik yang
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Analisis awal struktural murni pada umumnya mengkaji unsur-unsur intrinsik yang terdiri dari alur, tema, latar, dan
penokohan sebelum mengkaitkan dengan hal-hal di luar karya sastra tersebut untuk membantu seorang pembaca dalam memahami, mengapresiasi, dan pada
akhirnya ia mampu menginterpretasi cerita. Melalui penelaahan struktur cerita maka akan dapat diketahui keharmonisan semua komposisi yang membentuk
keseluruhan struktur cerita baik isi maupun bentuknya. Cerita rakyat yang berkembang di masyarakat itu diwujudkan dalam
suatu bentuk upacara ritual. Upacara ritual tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena telah diberi keselamatan dan kemakmuran dalam
hidup. Salah satu bentuk ungkapan syukur masyarakat ialah dengan memberikan sesaji. Sesaji yang disiapkan itu melambangkan sesuatu dan mempunyai makna
disetiap jenis makanannya. Di dalam upacara tersebut terkandung nilai-nilai luhur yang hingga sekarang masih dilestarikan.
Cerita rakyat sebagai salah satu bentuk karya sastra pada dasarnya merupakan konsummsi rohani selektif masyarakat yang lebih ditujukan untuk
lx pembinaan mental seseorang dan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap cara berpikir seorang individu mengenai hidup, baik buruk, dan benarsalah. Cerita rakyat sebagai sarana pentransformasian nilai-nilai hidup pada
generasi muda tentulah mengandung nilai-nilai pendidikan yang meliputi nilai moral, nilai sosial, nilai budaya, dan nilai religius yang mampu memengaruhi
kedewasaan evolutif emosional seseorang. Nilai-nilai tersebut sebagai penbuktian bahwa karya sastra cerita rakyat merupakan karya kemanusiaan yang
mengisahkan citra kemanusiaan, isyarat keimanan, cinta kasih, kejujuran dan bukan sekadar hasil lamunan yang diciptakan seorang penghayal sebab secara
lebih jauh cerita rakyat tersebut dapat mendatangkan proses kumulatif bagi perkembangan kemampuan intelektual pembacanya.
Penjelasan kerangka berpikir yang akan dipakai dalam penelitian ini akan lebih jelas jika dilihat pada bagan dibawah ini.
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Makam Joko Tarub Sapta Tirta
Nilai Pendidikan: 1.
Nilai Religius 2.
Nilai Moral 3.
Nilai Sosial 4.
Nilai Budaya Struktural:
1. Tema
2. Alur
3. Latar
4. Penokohan
Folklor
Folklor Bukan Lisan non verbal folklore
Folklor Lisan verbal folklore
Folklor Sebagian Lisan partly verbal folklore
Cerita Rakyat
Simpulan
lxi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian cerita rakyat di Kabupaten Karanganyar ini dilakukan di dua
kecamatan yang memiliki cerita rakyat dengan bukti fisik berupa peninggalan- peninggalan yang mendukung penelitian. Dua Kecamatan yang dimaksud adalah
Kecamatan Jumantono dan Kecamatan Matesih. Dua lokasi Kecamatan tersebut ditetapkan dengan berbagai pertimbangan. Pertama, kecamatan tersebut memiliki
cerita rakyat yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Kedua, kecamatan tersebut masih memiliki peninggalan-peninggalan yang berfungsi
sebagai bukti fisik dan sejarah cerita rakyat yang peneliti lakukan. Objek dalam penelitian ini adalah cerita rakyat Joko Tarub di Desa Kakum Kecamatan
Jumantono dan cerita rakyat Sapta Tirta di Desa Pablengan Kecamatan Matesih.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, yakni dari bulan Desember 2009 sampai bulan April 2010. Berikut adalah tabel jadwal
pelaksanaan penelitian. Tabel Jadwal Penelitian
BULAN No
KEGIATAN Des
2009 Jan
2010 Feb
2010 Maret
2010 April
2010
1 Persiapan
dan penyusunan proposal
x x x
2 Pengurusan izin
x x 3
Pengumpulan data x x x x x x x x x
4 Analisis data
x x x x x x x x x 5
Penyusunan laporan x x x x x x