lxiv tempat penelitian, masyarakat sekitar lokasi penelitian, dan pengunjung atau
peziarah yang datang ke lokasi tersebut. Juru kunci Sapta Tirta adalah Darso Sumadi dan juru kunci Makam Joko Tarub adalah Wiro Suparto. Sesepuh
desa yang menjadi informan adalah Abdul Sadjadi, Tarno, dan Tumino. Tokoh desa yang diwawancarai adalah Suparjo dan Matardi. Informan
lainnya adalah Saimin, Eko, Winarti, Suroto, Sugeng, Joko, dan Dendi. 2.
Observasi Mardalis 2002: 63 mengatakan bahwa observasi adalah cara
mendapatkan data dengan cara peneliti terjun langsung ke lapangan, mengamati dan mencatat semua keadaan fenomena sosial yang ada. Sutopo
2002: 57 menambahkan bahwa teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda
serta rekaman gambar. Kegiatan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
mengunjungi tempat maupun benda-benda fisik yang berada di sekitar Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta.
3. Analisis Dokumen
Analisis dilakukan terhadap dokumen yang berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan cerita rakyat Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta, yakni
pamflet informasi Sapta Tirta dan dokumen “Penelitian Potensi Seni Budaya dan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Karanganyar” . Sutopo 2002: 51
menyatakan bahwa dokumen merupakan bahan tertulisbenda yang berhubungan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Hal itu dapat
berupa rekaman yang bukan hanya tertulis, melainkan juga dapat berupa gambar. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini juga dari dokumen-
dokumen yang berupa foto-foto dan buku yang berhubungan dengan Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta.
E. Teknik Cuplikan Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Snowball sampling dan Purposive sampling. Snowball sampling , yaitu peneliti datang pada
lxv seseorang yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai objek yang akan
diteliti. Setelah itu informan tersebut menunjuk subjek lain yang dianggap lebih mengetahui permasalahan, begitu seterusnya. Teknik ini bertujuan untuk
memperluas informasi yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya sehingga dapat dipertentangkan atau diisi jika ada kesenjangan informasi dan
diketahui adanya informan yang paling mengetahui dan paling lengkap informasinya.
Purposive sampling, yaitu peneliti menggali informasi kepada orang yang dianggap paling tahu agar diperoleh informasi yang paling akurat. Teknik
Purposive sampling ini dilakukan dengan cara mengambil subjek yang tidak didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu.
Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk memilih informan yang dianggap betul-betul mengetahui cerita rakyat sehingga dipercaya menjadi sumber
data yang mantap.
F. Validitas Data
Validitas data adalah jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir makna penelitian untuk mendapatkan data secara valid. Kevalidan dalam
penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik triangulasi. Lexy J. Moleong 2000: 178 menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Denzin
dalam Lexy J. Moleong, 200: 178 membedakan triangulasi menjadi empat macam, yakni triangulasi yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan
teori. Teknik triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi teori, triangulasi metode, dan review informan.
Triangulasi metode berarti peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara
dengan analisis dokumen. Hasil wawancara diperoleh dari informan yang telah diwawancarai, yakni Darso Sumadi selaku juru kunci Sapta Tirto, Wiro Suparto
selaku juru kunci Makam Joko Tarub, Abdul Sadjadi, Tarno, Tumino, Suparjo,
lxvi Matardi, Saimin, Eko, Winarti, Suroto, Sugeng, Joko, dan Dendi. Analisis
dokumen adalah menganalisis dokumen berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan cerita rakyat Makam Joko Tarub dan Sapta Tirta, yakni pamflet informasi Sapta
Tirta dan dokumen “Penelitian Potensi Seni Budaya dan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Karanganyar”
Triangulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji, yakni teori tentang cerita
rakyat, struktur cerita, dan nilai edukatif pendidikan. Review informan berupa mengecek ulang informasi yang diperoleh dengan pihaksumber yang
bersangkutan. Review informan digunakan untuk membandingkan data hasil pengamatan dengan informasi atau keterangan dari hasil wawancara dengan
informan. Review informan dilakukan kepada semua informan, yakni Darso Sumadi selaku juru kunci Sapta Tirto, Wiro Suparto selaku juru kunci Makam
Joko Tarub, Abdul Sadjadi, Tarno, Tumino, Suparjo, Matardi, Saimin, Eko, Winarti, Suroto, Sugeng, Joko, dan Dendi.
G. Teknik Analisis Data