lxviii
H. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap awal
Hal-hal yang dilakukan pada tahap awal penelitian ini adalah peneliti menentukan masalah penelitian, lalu menentukan objek penelitian. Setelah itu
peneliti melakukan kegiatan prapenelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian agar disesuaikan dengan masalah penelitian,
pengajuan judul, pembuatan proposal, dan pengurusan perizinan serta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam penelitian.
2. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari atau mengumpulkan data yang relevan dengan masalah penelitian dari berbagai
sumber. Data yang relevan kemudian diklasifikasikan untuk keperluan analisis.
3. Tahap analisis data
Analisis data ini dibagi menjadi dua tahap yakni, tahap analisis awal dan tahap analisis akhir. Analisis awal mencakup penghimpunan data,
pengklasifikasian data, dan menganalisis untuk membuat interpretasi. Analisis akhir mencakup kesimpulan.
4. Tahap akhir
Pada tahap akhir dalam prosedur penelitian ini adalah penyusunan laporan penelitian dan pengadaan laporan penelitian.
Keempat tahapan prosedur dalam penelitian di atas digambarkan sebagai berikut.
lxix Gambar 3. Prosedur Penelitian
Tahap Awal 1.
Menentukan masalah 2.
Menentukan objek 3.
Melakukan pra penelitian 4.
Mengajukan judul 5.
Membuat proposal 6.
Mengurus surat perizinan
Tahap pengumpulan Data 1.
Pengumpulan data 2.
Mengklasifikasikan data
Tahap analisis Data 1.
Penghimpunan data 2.
Pengklasifikasian data 3.
Membuat interpretasi 4.
Menyimpulkan
Tahap Akhir 1.
Penyusunan laporan 2.
Penggandaan laporan
lxx
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Latar
1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sapta Tirta
Sapta Tirta Pablengan terletak di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih. Berada tepat di tepi jalan raya jurusan Karangpandan menuju Astana Mangadeg
Girilayu, sekitar 20 km dari kota Karanganyar. Lokasi tersebut beriklim sejuk karena dilatarbelakangi oleh hutan pinus Argotiloso dan terletak di atas tanah
seluas 2 Ha. Sapta Tirta menurut catatan sejarah merupakan pemandian bersejarah
peninggalan masa kerajaan Mangkunegaran Surakarta. Di dalam kompleks ini terdapat bangunan-bangunan sakral yang berupa tempat pemandian terbuka
Mangkunegoro VI yang terdiri dari 6 enam kamar mandi. Tempat pemandian tersebut terbuka dan sering disebut sebagai “Pemandian Keputren”.
Pemandian Sapta Tirta hingga sekarang masih tetap ramai dikunjungi oleh para peziarah. Terutama bagi mereka yang akan melakukan hajat tradisi, baik
tradisi kemakam raja-raja maupun ke petilasan leluhur yang bersemayam di lereng Gunung Lawu. Selain pemandian keputren, di Sapta Tirta juga terdapat tujuh buah
sumber mata air alam yang mengeluarkan air dengan kandungan mineral dan fungsi yang berbeda-beda. Tujuh mata air tersebut adalah sumber Air Bleng,
sumber Air Hangat, sumber Air Kasekten, sumber Air Mati, sumber Air Hidup, sumber Air Soda, dan sumber Air Urus-urus.
2. Deskripsi Lokasi Penelitian Makam Joko Tarub
Makam Joko Tarub terletak di Desa Sambirejo Ngunut, Kecamatan Jumantono. Berada di sebelah utara SMP N 1 Jumantono dan dekat dengan jalan
raya Jumantono. Lokasi ini berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Karanganyar. Menurut sejarahnya atau cerita turun temurun petilasan Joko Tarub ini
adalah tempat bersinggah Joko Tarub pada zaman dahulu. Di lokasi tersebut