Struktur Cerita Rakyat Makam Joko Tarub

lxxxiv

2. Struktur Cerita Rakyat Makam Joko Tarub

a. Tema Cerita Tema adalah ide atau pikiran utama yang mendasari sebuah cerita dan digunakan untuk menjawab makna cerita atau sebuah karya sastra. Tema juga merupakan pengikat peristiwa-peristiwa dalam suatu alur. Jika dilihat dari serentetan perisriwa dalam cerita Joko Tarub, tema yang diketengahkan termasuk dalam cakupan tema tradisional, yakni tindak kejahatan walau ditutup-tutupi akan terbongkar juga. Tema tradisional dalam cerita rakyat Makam Joko Tarub dapat dilihat dari perbuatan Joko Tarub yang menyembunyikan pakaian Nawangwulan. Meskipun pada awalnya Nawangwulan tidak mengetahui kebohongan Joko Tarub, namun pada akhirnya rahasia itu terbongkar. Ulah Joko Tarub sendiri yang menyebabkan kebohongannya diketahui oleh Nawangwulan. Joko Tarub yang tidak menepati janji, membuat istrinya menderita karena tidak bisa menggunakan kesaktiannya lagi untuk memasak. Meskipun mengetahui suaminya seperti itu Nawangwulan masih setia bersama Joko Tarub. Akan tetapi, pada akhirnya Nawangwulan mengalami puncak kemarahannya. Saat mengetahui pakaiannya berada di bawah tumpukan padi, Nawangwulan marah dan meninggalkan Joko Tarub. b. Alur Cerita Alur adalah salah satu unsur dalam sebuah cerita yang berfungsi menjalin peristiwa-peristiwa. Dalam alur terdapat hubungan kausalitas atau sebab akibat dari peristiwa-peristiwa baik dari tokoh, ruang, maupun waktu. Berdasarkan cara penggambaran cerita Joko Tarub memiliki alur lurus atau maju. Alur tersebut terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap awal beginning, tahap tengah middle, dan tahap akhir end. Tahap awal beginning berisi tentang penggambaran tokoh Joko Tarub yang melakukan pengembaraan. Saat melakukan pengembaraan Joko Tarub melihat para bidadari dan meyembunyikan pakaian salah satunya. Tahap tengah middle berisi konflik sampai klimaks. Tahap ini merupakan inti cerita. Dimulai dari kebohongan Joko Tarub yang menyembunyikan pakaian Nawangwulan agar lxxxv bisa menjadikannya istri. Setelah menikah mereka hidup bahagia. Akan tetapi, pada saat Joko Tarub tidak bisa menepati janjianya, masalah pun menghadang. Pada akhirnya yang merupakan klimaks cerita, Nawangwulan menemukan kembali pakaiannya yang disembunyikan oleh Joko Tarub. Tahap akhir end atau penyelesaian cerita ini adalah kepergian Nawangwulan dan Joko Tarub kembali ke asalnya, namun tidak digambarkan secara pasti kemana. c. LatarSetting Cerita Latar merupakan gambaran situasi mengenai tempat terjadinya cerita, waktu terjadinya peristiwa, dan keadaan sosial tokoh-tokoh cerita. Latar cerita rakyat Joko Tarub terbagi menjadi dua bagian yaitu latar tempat dan latar waktu. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan. Tempat terjadinya peristiwa dalam cerita rakyat Joko Tarub adalah disebuah hutan belantara, di sendang atau belik, sebuah rumah, dan sungai. Latar waktu dalam cerita rakyat Joko Tarub ini tidak digambarkan secara jelas angka tahunnya. Hal ini dapat dimengerti, karena cerita tersebut diwariskan secara turun-temurun dan dengan cara lisan. Akan tetapi, menurut sumber cerita atau informan Bapak Abdul Sadjadi, setelah ditinggalkan Nawangwulan, Joko Tarub kembali ke Majapahit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berlangsungnya cerita ini pada masa kekuasaan Majapahit. d. Penokohan Penokohan dalam cerita rakyat Joko Tarub ini dibagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tambahan. Tokoh utama atau sentral cerita ini adalah Joko Tarub dan Nawangwulan. Tokoh tambahannya adalah para bidadari saudara Nawangwulan dan ratu kayangan. Joko Tarub digambarkan sebagai seorang pemuda yang gagah dan tampan. Meskipun begitu, Joko Tarub memiliki sifat yang tidak baik. Joko Tarub berbohong karena telah menyembunyikan pakaian Nawangwulan, dan ia juga ingkar janji. Akibat sifat yang tidak terpuji tersebut Joko Tarub mendapatkan kebahagiaan yang tidak bertahan lama. Nawangwulan digambarkan sebagai seorang bidadari yang cantik dan memiliki kesaktian. Selain itu, Nawangwulan memiliki pendirian yang teguh, lxxxvi tidak suka ingkar janji, dan benci terhadap pembohong. Ia juga menerima persoalan yang dihadapinya dengan tenang dan sabar. Ia menerima nasibnya kehilangan pakaian yang digunakannya untuk terbang. Tokoh-tokoh tambahan dalam cerita ini adalah keenam bidadari saudara Nawangwulan dan Ratu kayangan. Akan tetapi, tokoh tambahan tersebut tidak diceritakan secara jelas bagaimana sifat dan karakternya.

E. Nilai Pendidikan Cerita Rakyat di Kabupaten Karanganyar