Tabulasi Silang Ambang Dengar Telinga pada Subjek Penelitian

Nilforoush 2012 yang mendapatkan bahwa laki-laki 55 lebih banyak frekuensi menderita presbikusis dibanding dengan perempuan 45. Hal ini dikarenakan lansia penghuni panti jompo di Kota Medan dan Binjai lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan ada tidaknya riwayat penyakit sistemik, pada tabel 5.3 didapatkan bahwa jumlah lansia dengan riwayat penyakit sistemik lebih banyak menderita presbikusis yaitu 19 orang 51,4 dibanding dengan yang tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik yaitu 18 orang 48,6. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Soegebi 2013 yang juga mendapatkan bahwa orang yang mempunyai riwayat penyakit sistemik 56,7 lebih banyak dibanding dengan yang tidak memiliki riwayat penyakit sistemik43,3. Hal ini karena penyakit-penyakit sistemik seperti hipertensi, diabetes melitus, dan hiperlipidemia mempunyai efek terhadap pembuluh darah di koklea. Proses neuropati dan mikroangiopati yang terjadi pada penderita DM mempunyai kontribusi besar untuk mempengaruhi aliran darah ke telinga dalam. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa derajat ketulian yang paling banyak frekuensinya sama pada telinga kiri dan kanan yaitu pada derajat ketulian sedang berat, 13 orang 35,1 pada telinga kiri dan 14 orang 37,8 pada telinga kanan. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo S 2010 juga menunjukkan hal yang sama. Pada penelitiannya didapatkan bahwa distribusi frekuensi lansia penderita presbikusis paling banyak pada derajat ketulian sedang berat 37. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh pola hidup, penyakit lainnya, paparan bising di waktu muda, dan psikososial dari orang tersebut.

5.2.2. Tabulasi Silang Ambang Dengar Telinga pada Subjek Penelitian

Tuli sedang berat merupakan derajat ketulian yang memiliki frekuensi terbanyak lansia yang menderita presbikusis. Pada tabel 5.6 ditunjukkan bahwa lansia dengan usia di atas 80 tahun merupakan kelompok usia yang mempunyai ambang dengar yang paling tinggi, dilihat berdasarkan mean. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bashiruddin 2008 yang menunjukkan bahwa pada kelompok usia ≥80 tahun, tingkat ambang dengar lansia merupakan Universitas Sumatera Utara yang tertinggi, yaitu 47,50 dB. Hal ini karena presbikusis merupakan penyakit degeneratif yang terkait dengan degenerasi organ pendengaran, yang berarti semakin tinggi usia seseorang, semakin buruklah kualitas pendengaran seseorang. Tabel 5.7 terlihat bahwa perempuan merupakan jenis kelamin yang memiliki ambang dengar lebih tinggi 64,12 dB dibandingkan dengan laki-laki 59,64 dB. Hal ini kurang sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa laki-laki berisiko lebih tinggi untuk menderita presbikusis dikarenakan estradiol dan progesteron mempengaruhi sekresi inhibitor neurotransmitter gamma-amino- butyric acid GABA pada bentuk regulasi perlawanan, sehingga peningkatan GABA mempengaruhi peningkatan level sinapsis yang melewati jaras pendengaran, yang secara tidak langsung mempengaruhi proses pendengaran Bashiruddin J., Alviandi W., Bramantyo B, M Yossa P, 2008. Hasil yang didapat peneliti juga kurang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nilforoush 2012 di Iran, yang pada penelitiannya ditunjukkan bahwa pada distribusi lansia penderita presbikusis lebih banyak pada laki-laki yaitu 24 orang 53,55 dibanding dengan perempuan 21 orang 46,67. Perbedaan hasil yang didapati oleh peneliti dikarenakan lansia penghuni panti jompo Kota Medan dan Binjai lebih banyak adalah perempuan. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita oleh para lansia juga turut berpengaruh. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa lansia tanpa riwayat penyakit sistemik mempunyai ambang dengar yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia yang tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Teori yang mengatakan bahwa penyakit kardiovaskuler dan diabetes melitus menyebabkan gangguan perfusi aliran darah ke telinga dalam akibat proses aterosklerosis dan aterogenesis sehingga mengakibatkan kerusakan koklea Bashiruddin J., Alviandi W., Bramantyo B, M Yossa P, 2008. Hal ini dikarenakan peningkatan ambang dengar tidak hanya dipengaruhi oleh riwayat penyakit sistemik, namun dipengaruhi juga oleh usia, jenis kelamin, paparan bising, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan