2.4. Audiometri
2.4.1. Audiometri Nada Murni
Audiometer nada murni adalah suatu alat elektronik yang menghasilkan bunyi yang relatif bebas bising ataupun energi suara pada kelebihan nada,
karenanya disebut nada “murni”. Terdapat beberapa pilihan nada terutama dari oktaf skala C:125, 250, 500,1000,2000,4000 dan 8000 Hz. Tersedia pula nada-
nada dengan interval setengah oktaf750,1500,3000,dan 6000 Hz. Audiometer memiliki tiga bagian penting: suatu osilator dengan berbagai frekuensi untuk
menghasilkan bunyi, suatu peredam yang memungkinkan berbagai intensitas bunyiumumnya dengan peningkatan 5 dB, dan suatu transduserearphone atau
penggetar tulang dan kadang-kadang pengeras suara untuk mengubah energi listrik menjadi energi akustik Adams, Boeis, Higler, 2007.
2.4.1.1. Hantaran Udara Dan Hantaran Tulang
Ada dua sumber bunyi. Yang pertama adalah dari earphone yang ditempelkan pada telinga. Masing-masing telinga diperiksa secara terpisah dan
hasilnya digambarkan sebagai audiogram hantaran udara. Sumber bunyi kedua adalah suatu osilator atau vibrator hantaran tulang yang ditempelkan pada
mastoidatau dahi melalui suatu head band. Vibrator menyebabkan osilasi tulang tengkorak dan menggetarkan cairan dalam koklear. Hasil pemeriksaan
digambarkan sebagai audiogram hantaran tulang, dan biasanya diinterpretasikan sebagai suatu metoda yang memintas telinga tengah, sebagai alat pengukur
”cadangan koklearis” dan mencerminkan keadaan sistem saraf pendengaran. Kelak kita akan melihat bahwa interpretasi yang terakhir ini tidak sepenuhnya
akurat tapi umumnya bermanfaat Adams, Boeis, Higler, 2007.
2.4.1.2. Ambang
Tujuan pemeriksaan adalah menentukan tingkat intensitas terendah dalam desibel dari tiap frekuensi yang masih dapat didengar, dengan kata lain
ambang pendengaran dari bunyi tersebut Adams, Boeis, Higler, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.3. Audiometri Nol Dan Rentang Intensitas
Tingkat ambang pendengaran yang didapat dari pemeriksaan pasien dibandingkan dengan audiometri
“nol”. Audiometri nol adalah median ambang bunyi yang didapat dari suatu sampel yang sangat besar dari kelompok dewasa
muda tanpa keluhan pendengaran, tanpa riwayat penyakit telinga dan tidak menderita flu akhir-akhir ini. Masing-masing frekuensi memiliki angka nol nya
sendiri, dan suatu alat kalibrasi nilai nol dirakitkan pada outmput audiometer. Karena “nol” untuk memeriksa pendengaran yang lebih peka. Skala yang sama
tidak selalu harus digunakan. Hasil-hasil pengujian yang sudah lama mungkin berbeda dengan hasil-hasil terakhir hanya krena standar yang berbeda Adams,
Boeis, Higler, 2007. Intensitas audiometer berkisar antara -10 dB hingga 110 dB. Jika seorang
pasien memerlukan intensitas sebesar 45 dB diatas intensitas normal untuk menangkap bunyi tertentu, maka tingkat ambang pendengarannya adalah 45 dB;
jika kepekaan pasien lebih dekat ke normal dan hanya memerlukan peningkatan sebesar 20 dB di atas normal, maka ambang tingkat pendengarannya adalah 20dB.
Jika pendengaran pasien 10 dB lebih peka dari pendengaran rata-rata, tingkat ambang pendengarannya ditulis dalam nilai negatif atau -10 dB Adams, Boeis,
Higler, 2007.
2.4.1.4. Notasi Audiogram untuk Hantaran Udara dan Hantaran Tulang