2.4.3.1. Ambang Penangkapan Penanggalan Bicara
Ambang penangkapan bicaraAPB yang kadangkala disebut sebagai ambang pengenal atau ambang bicaraAB adalah tingkat presentasi terlemah
dalam desibel dimana pasien mampu mengenali dengan benar 50 kata-kata yang diuji. Telah dikembangkan suatu uji yang efisien menggunakan kata-katabersuku
dua dengan tekanan yang sama dimana hubungannya cukup baik dengan ambang pendengaran terhadap kalimat atau suatu pembicaraan yang kontinu. Uji ambang
penangkapan bicara menggunakan kata-kata bersuku dua ini merupakan metode konvensional dalam pengukuran kepekaan terhadap pemahaman pembicaraan
Adams, Boeis, Higler, 2007. Uji dapat dilakukan dengan menggunakan rekaman kata-kata ataupun
yang langsung diucapkan dan dilakukan pemantauan memakai VU meter. Reliabilitas uji yang lebih baik dicapai dengan metode yang menggunakan stimuli
rekaman kata-kata. Jawaban yang lazim diminta adalah pengulangan kata-kata tersebut oleh pasien Adams, Boeis, Higler, 2007.
2.4.3.2. Diskriminasi Bicara
Penilaian kemampuan pasien untuk mengenali pembicaraan memberikan banyak informasi. Kemampuan ini berguna dalam diagnosis dan penatalaksanaan.
Telah dikembangkan sejumlah daftar kata-kata yang secara fonetis seimbang, yaitu mencerminkan insidensi relatif dari berbagai bunyi bicara dalam bahasa
Inggris. Daftar tersebut juga seimbang dalam hal keawaman kosakata. Daftar kata-kata diperdengarkan pada pasien pada tingkat 30 atau 40 dB diatas APB nya.
Pasien akan menjawab secara verbal. Skor diskriminasi kata adalah suatu persentase berdasarkan pada jumlah kata yang dapat diulangi pasien dengan tepat
Adams, Boeis, Higler, 2007. Umunya skor diskriminasi kata maksimum dapat dicapai bila daftar kata-
kata disampaikan dalam intensitas 30-40 dB diatas APB pasien dengan pendengaran normal, tuli konduktif, dan seringkali juga pasien sensorineural
ringan. Skor yang diharapkan pada tingkat ini dapat mencapai 94 hingga 100 persen. Pada gangguan pendengaran yang berat dimana ambang pendengaran
Universitas Sumatera Utara
mendekati batas keluaran audiometer, maka uji diskriminasi seringkali dilakukan pada tingkat kekerasan bunyi yang tidak menyakitkan pasein Adams, Boeis,
Higler, 2007.
2.4.4. Audiometri Pediatrik