Penegakan Diagnosis Penatalaksanaan Presbikusis

untuk menentukan jenis suara dan arah datangnya suara. Kehilangan senstivitas bermula dari frekuensi yang tinggi, sehingga terdapat kesulitan ketika mendengar pada situasi bising. Keluhan pada pasien presbikusis kebanyakan bukan tidak dapat mendengar tetapi tidak dapat memahami percakapan Gates Milles, 2005. Selain itu, terdapat keluhan tambahan yaitu tinnitus berdenging. Hal ini terjad karena adanya peningkatan sensitivitas dari saraf pendengaran. Setelah kehilangan frekuensi yang tinggi, selanjutnya yaitu kehilangan frekuensi rendah. Seiring berjalannya waktu kesulitan yang terjadi mencakup keduanya yaitu tidak dapat mendengar dan tidak dapat memahami percakapan. Kehilangan pendengaran akan berpengaruh terhadap masalah sosial. Masalah sosial yang akan terjadi antara lain depresi, kehilangan kepercayaan diri, cemas, paranoid, dan frustasi Gates Milles, 2005.

2.3.5. Derajat presbikusis

Derajat kurang pendengaran dihitung dengan menggunakan indeks Fletcher, yaitu: Ambang DengarAD = Tabel 2.3. Derajat Ketulian berdasarkan ISO Derajat Ketulian Ambang Dengar Normal 0 - 25 dB Tuli ringan 25 - 40 dB Tuli sedang 40 – 55 dB Tuli sedang berat 55 – 70 dB Tuli berat 70 – 90 dB Tuli sangat berat 90 dB Sumber: Soetirto, Hendarmin, Bashiruddin, 2007

2.3.6. Penegakan Diagnosis

Pertama kali dilakukan skrining pendengaran terhadap pasien berusia lanjut apakah ia mengalami masalah pendengaran, yang dapat kita sebut dengan metode self-assesment. Metode ini cukup sederhana dan lebih sensitif daripada mengajukan banyak pertanyaan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara otoskopi, maka akan tampak membran timpani yang normal ataupun suram dan juga dilakukan tes dengan menggunakan penala, untuk mendapatkan jenis tuli sensorineural atau tuli konduktif. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri nada murni menunjukkan gangguan pendengaran sensori neural nada tinggi, bilateral dan simetris. Pada pemeriksaan audiometri tutur dapat menunjukkan adanya diskriminasi bicara Gates GA, 2003.

2.3.7. Penatalaksanaan

Presbikusis tidak dapat disembuhkan. Gangguan dengar pada presbikusis adalah tipe sensorineural dan tujuan penatalaksanaannya adalalah untuk memperbaiki kemampuan pendengarannya dengan menggunakan alat bantu dengar. Alat ini berfungsi membantu penggunaan sisa pendengaran untuk berkomunikasi. Alat bantu dengar baru diperlukan bila penurunan pendengaran lebih dari 40 dB Dewi, 2007 . Selain itu dapat juga digunakan assistive listening devices, alat ini merupakan amplifikasi sederhana yang mngirimkan signal pada ruangan dengan menggunakan headset Shohet, Talavera, Gianoli, 2005 Pada presbikusis dimana terjadi penurunan pendengaran bersifat progresif perlahan yang mulai terjadi pada nada tinggi, pada awalnya tidak terasa pendengaran menurun. Umumnya gangguan dengar baru disadari jika kegiatan sehari-hari mengalami kesulitan. Pada orang tua penurunan pendengaran sering disertai juga dengan penurunan diskriminasi bicara akibat perubahan SSP oleh proses menua yang kemudiaan mengakibatkan perubahan watak yang bersangkuran seperti mudah tersinggung, penurunan perhatian, penurunan konsentrasi, cepat emosi, dan berkurangnya daya ingat Dewi, 2007. Dengan demikian tidak semua penderita presbikusis dapat diatasi denga baik menggunakan alat bantuk dengar terutama pada presbikusis tipe neural. Pada keadaan dimana tidak dapat diatasi dengan alat bantuk dengar, penderita merasa adanya penolakan dari teman atau saudara yang selanjutnya akan mengakibatkan hubungan jadi tidak baik sehingga penderita akan menarik diri, terjadi pengurangan sosialisasi, penurunan fisik, penurunan aktifitas mental sehingga merasa kesepian, dan akhirnya dapat terjadi depresi dan paranoid Dewi, 2007. Universitas Sumatera Utara Untuk mengatasi hal ini dapat dicoba dengan cara latihan mendengar atau lip reading yaitu dengan cara membaca gerakan mulut orang yang menjadi lawan bicaranya. Penting juga dilakukan physiologic counseling yaitu memperbaki mental penderita. Disini harus dijelaskan pada keluarganya bagaimana memperlakukan atau menghadapi penderita presbkusis Dewi, 2007. Penderita yang mengalami perubahan koklear tetapi gangla spiralis dan jaras sentral masih baik dapat digunakan koklear implant Shohet, Talavera, Gianoli, 2005. Rehabilitasi perlu sesegera mungkin untuk memperbaiki komunikasi. Hal ini akan memberikan kekuatan mental karena sering orangtua dengan gangguan dengar dianggap menderita senilitas, yaitu suatu hal yang biasa terjadi pada orangtua dan dianggap tidak perlu diperhatikan. Rehabilitasi pada penderita presbikusis membutuhkan waktu dan kesabaran. Diperlukan gabungan ahli dari THT, audiologi, neurologi, dan psikolog untuk menangani penderita ini Dewi, 2007. Pemasangan alat bantu dengar merupakan salah satu bagian yang penting dalam penatalaksanaan gangguan dengar pada presbikusis agar dapat memanfaatkan sisa pendengaran semaksimal mungkin. Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat anplifikasi bunyi sekitar sehingga dapat mendengar percakapan untuk berkomunikasi, mengatur nada dan volume suaranya sendiri, mendengar dan menyadari adanya tanda bahaya, mengetahui kejadian sekelilingnya, serta mengenal lingkungan. Yang terpenting adalah bunyi untuk berkomunikasi antar manusia sehingga alat ini harus dapat menyaring dan memperjelas suara percakapan manusia berkisar antara 30-60 dB pada frekuensi 500-2000 Hz Ricketts, Chicchis, Bess, 2001. Alat bantu dengar terdiri dari mikrofon penerima suara, amplifier pengeras suara, receiver penerus suara, cetakan telingaear mold menyumbat liang telinga dan pengarah suara ke telinga tengah Ricketts, Chicchis, Bess, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.4. Audiometri

2.4.1. Audiometri Nada Murni

Audiometer nada murni adalah suatu alat elektronik yang menghasilkan bunyi yang relatif bebas bising ataupun energi suara pada kelebihan nada, karenanya disebut nada “murni”. Terdapat beberapa pilihan nada terutama dari oktaf skala C:125, 250, 500,1000,2000,4000 dan 8000 Hz. Tersedia pula nada- nada dengan interval setengah oktaf750,1500,3000,dan 6000 Hz. Audiometer memiliki tiga bagian penting: suatu osilator dengan berbagai frekuensi untuk menghasilkan bunyi, suatu peredam yang memungkinkan berbagai intensitas bunyiumumnya dengan peningkatan 5 dB, dan suatu transduserearphone atau penggetar tulang dan kadang-kadang pengeras suara untuk mengubah energi listrik menjadi energi akustik Adams, Boeis, Higler, 2007.

2.4.1.1. Hantaran Udara Dan Hantaran Tulang

Ada dua sumber bunyi. Yang pertama adalah dari earphone yang ditempelkan pada telinga. Masing-masing telinga diperiksa secara terpisah dan hasilnya digambarkan sebagai audiogram hantaran udara. Sumber bunyi kedua adalah suatu osilator atau vibrator hantaran tulang yang ditempelkan pada mastoidatau dahi melalui suatu head band. Vibrator menyebabkan osilasi tulang tengkorak dan menggetarkan cairan dalam koklear. Hasil pemeriksaan digambarkan sebagai audiogram hantaran tulang, dan biasanya diinterpretasikan sebagai suatu metoda yang memintas telinga tengah, sebagai alat pengukur ”cadangan koklearis” dan mencerminkan keadaan sistem saraf pendengaran. Kelak kita akan melihat bahwa interpretasi yang terakhir ini tidak sepenuhnya akurat tapi umumnya bermanfaat Adams, Boeis, Higler, 2007.

2.4.1.2. Ambang

Tujuan pemeriksaan adalah menentukan tingkat intensitas terendah dalam desibel dari tiap frekuensi yang masih dapat didengar, dengan kata lain ambang pendengaran dari bunyi tersebut Adams, Boeis, Higler, 2007. Universitas Sumatera Utara