Sel Rambut Luar dan Sel Rambut Dalam

tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar mengarah ke rongga telinga tengah untuk mengompensasi peningkatan tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik jendela oval ke arah luar ke telinga tengah, perilimfe mengalir ke arah berlawanan, menyebabkan jendela bundar menonjol ke dalam. Jalur ini tidak menyebabkan penerimaan suara tetapi hanya menghilagkan tekanan Sherwood, 2012. Gelombang tekanan frekuensi-frekuensi yang berkaitan dengan penerima an suara mengambil “jalan pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas disalurkan melalui membran vestibularis yang tipis, menuju duktus koklearis, dan kemudian melalui membran basilaris di kompartemen bawah, tempat gelombang ini menyebabkan jendela bundar menonjol keluar masuk bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan membran ini bergerak naik-turun, atau bergetar, sesuai gelombang tekanan. Karena organ korti berada di atas membran basilaris maka sel-sel rambut juga bergetar naik-turun sewaktu membran basilaris bergetar Sherwood, 2012.

2.2.2. Sel Rambut Luar dan Sel Rambut Dalam

Sel rambut dalam dan luar memiliki fungsi berbeda. Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanis suara getaran cairan koklea menjadi impuls listrik pendengaran potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke korteks serebri. Karena berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor ini tertekuk maju- mundur ketika membran basilar mengubah posisi relatif terhadap membran tektorium. Deformasi mekanis maju-mundur rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran ion berpintu mekanis di sel rambut sehingga terjadi perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian yaitu potensial reseptor dengan frekuensi yang sama seperti frekuensi rangsangan pemicu semula Sherwood, 2012. Sel rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung serat-serat aferen yang membentuk nervus auditorius kokhlearis. Universitas Sumatera Utara Depolarisasi sel-sel rambut ini ketika membran basilaris terangkat meningkatkan laju pelepasan neurotransmiter, yang meningkatkan frekuensi lepas muatan di serat aferen. Sebaliknya, laju lepas muatan berkurang sewaktu sel-sel rambut ini mengeluarkan lebih sedikit neurotransmiter ketika mengalami hiperpolarisasi akibat pergeseran ke arah yang berlawanan Sherwood, 2012. Karena itu, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan bergetar membran basilaris yang menekuk rambut-rambut sel reseptor maju- mundur. Deformasi mekanis rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran sel reseptor, menghasilkan perubahan potensial berjenjang di reseptor yang menyebabkan perubahan dalam frekuensi potensial aksi yang dikirim ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal saraf yangdapat diterima oleh otak sebagai sensasi suara Sherwood, 2012. Sementara sel-sel rambut dalam mengirim sinyal auditorik ke otak melalui serat aferen, sel rambut luar tidak memberi sinyal ke orak tentang suara yang datang. Sel-sel rambut luar secara aktif dan cepat berubah panjang sebagai respons terhadap perubahan potensial membran, suatu perilaku yang dikenal sebagai elektromotilitas. Sel rambut luar memendek pada depolarisasi dan memanjang pada hiperpolarisasi. Perubahan panjang ini memperkuat atau menegaskan gerakan membran basilaris. Modifikasi pergerakan membran basiaris seperti ini meningkatkan respons sel rabut dalam, reseptor sensorik pendengaran yang sebenarnya, menyebabkan mereka sangat peka terhadap intensitas suara dan dapat membedakan berbagai nada suara Sherwood, 2012. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran. Sumber : Despopoulos Sibernagl, 2003. Universitas Sumatera Utara

2.3. Presbikusis