KAKAO BEBAS LEMAK ANTIOKSIDAN
6
Menurut Tjitrosupomo 1988, klasifikasi kakao adalah sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta Sub Divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae Sub Kelas
: Dialypetalae Ordo
: Malvales Famili
: Sterculiaceae Genus
: Theobroma Spesies
: Theobroma cacao Linneaus Tanaman kakao yang banyak dibudidaya di Indonesia adalah jenis kakao mulia atau kakao
edel fine atau flavour cocoa yang berasal dari varietas criollo, dengan buah berwarna merah, dan jenis kakao lindak bulk cocoa yang berasal dari varietas forestero dan trinitario dengan warna buah
hijau. Buah kakao yang telah matang ditandai dengan warna buah yang mulai berwarna oranye dari warna merah untuk kakao mulia, dan berwarna kuning dari warna hijau untuk kakao lindak. Kakao
lindak merupakan kakao kualitas kedua. Namun kakao jenis ini mendominasi perkebunan Indonesia. Disamping itu, 90 kakao yang diproduksi petani belum terfermentasi serta mutunya rendah sehingga
pemasok lebih senang mengekspor kakao mutu rendah tersebut dan mengimpor kakao olahan dari luar. Untuk meningkatkan daya saing, pemerintah telah mengeluarkan SNI agar produk kakao
seluruhnya dilakukan fermentasi. Namun pada kenyataannya adanya monopoli dari negara pembeli kakao terbesar, membuat petani tetap menjual biji kakao non fermentasi yang bernilai rendah.
Pohon kakao menghasilkan tandan bunga berwarna merah muda dan putih serta tidak begitu harum. Tandan tersebut menghasilkan buah yang masing-masing berisi 20-50 biji kakao. Biji kakao
yang bermutu baik biasanya berukuran cukup besar, yaitu seberat lebih dari 1 gram per biji kering Minifie, 1999.
Biji kakao merupakan salah satu bahan yang kaya akan senyawa flavonoid diantaranya adalah senyawa flavanol yang berfungsi sebagai antioksidan. Flavonoid dalam kakao umumnya
ditemukan dalam bentuk katekin, epikatekin, prosianidin, dan antosianidin. Kandungan polifenol kakao dilaporkan lebih tinggi daripada yang terdapat di dalam teh hijau, anggur merah, dan
sebagainya. Banyak penelitian di dalam dan luar negeri yang telah membuktikan manfaat flavonoid kakao bagi kesehatan baik secara in vitro maupun in vivo. Di antaranya dilaporkan bermanfaat bagi
kesehatan vascular, meningkatkan fungsi pembuluh darah, melindungi sel darah merah dari lisis dan kerusakan oksidatif yang erat hubungannya dengan aktivitas antioksidan yang tinggi. Flavonoid kakao
juga dilaporkan mampu menurunkan aktivitas platelet pada kasus aterosklerosis, meningkatkan proliferasi limfosit, dan meningkatkan sistem imun.