7
Komposisi kimia kerang darah meliputi kandungan protein 9-13 , lemak 0-2 , glikogen 1-7 . Komposisi kimia sangat bervariasi tergantung pada spesies,
jenis, kelamin, umur, musim, dan habitat. Dalam 100 gram daging kerang terkandung kurang lebih 300 kalori, sedangkan rendemannya sekitar 20. Jenis
kerang ini termasuk makanan yang mengandung kolestrol tinggi berkisar antara 100- 200 mg per 100 gram berat dapat dimakan Borgstrom 1962; OFCF 1987;
Budiyanto et al 1990; Winarno 1991 in Trilaksi dan Nurjanah 2004.
Gambar 3. Anatomi organ kerang Wahyono 1993
2.2. Alat Tangkap
Penangkapan atau pengambilan kerang banyak dilakukan di perairan Cirebon, Kabupaten Cirebon. Penangkapan kerang merupakan salah satu mata pencarian
nelayan Cirebon. Masyarakat sekitar melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakan tangangogo without gear, kemudian berkembang terus menerus
secara perlahan-lahan dengan menggunakan alat tangkap yang masih tradisonal hingga modern saat ini.
Alat tangkap yang banyak digunakan nelayan Cirebon khususnya untuk penangkapan kerang darah adalah garuk. Pada prinsipnya alat garuk berbentuk
kantong jaring yang dilengkapi dengan kisi berupa barisan gigi-gigi dari besi yang dipasang di bagian bawah mulut kantong jaring tersebut. Pada saat
8
pengoprasiannya, garuk ditarik menyusuri di atas dasar perairan seperti jaring trawll dasar. Gigi-gigi kisi menggaruk kerang yang ada di dasar perairan, sebagian akan
tergaruk dan masuk ke dalam kantong. Jenis kerang yang banyak tertangkap di perairan Cirebon adalah kerang bulu, kerang darah, kerang mencos, kerang putih,
dan simping. Pada umumnya penangkapan kerang dengan garuk dilakukan pada siang hari.
Gambar 4. Deskripsi alat tangkap garuk Sri 2009
2.3. Aspek Reproduksi Kerang Darah
Hewan ini termasuk hewan berumah dua dioecious. Menurut Wilmoth 1987, pada umumnya bivalvia dioecious, namun ada beberapa yang hermaprodit
seperti pada Ostrea oysters: tiram, pecten scallops: kerang dan Anadonta kerang air tawar. Pada hewan dioecious terjadi pemisahan antara jantan dan betina dan
jenis kelamin terpisah secara sempurna. Produk genital gonad terhubung dengan rongga ginjal, adapula yang terpisah dekat dengan genital duct. Umumnya rongga
terbuka kelapisan suprabranchial, dimana gamet dibawah keluar dan pembuahan ini terjadi secara eksternal dan perkembangan terjadi secara tidak langsung Brusca
9
Richard 1990. Dua gonad mencakup intestinal loops, yaitu bagian yang berhubungan dengan usus dan keduanya dalam kondisi yang sulit untuk dideteksi
Barnes 1987. Pelepasan gamet pada pembuhan eksternal sangat di pengaruhi oleh
lingkungan, gamet disalurkan secara langsung ke bagian luar oleh gonaduct yang terpisah, dimana tidak berhubungan dengan nephridia. Reproduksi jenis kerang
darah ini terjadi secara eksternal. Telur yang menetas akan berkembang menjadi larva yang bersifat planktonik sampai beberapa minggu, kemudian akan mengalami
metamorphosis. Larva ini kemudian berkembang menjadi spat juvenil, hingga menjadi kerang yang sempurna sampai dewasa Barnes 1987.
2.3.1. Rasio kelamin
Berdasarkan Hamilton 1967 rasio kelamin adalah perbandingan antara individu jantan dan betina dalam suatu populasi. Secara ideal perbandingan antara
individu jantan dan betina adalah 1:1 50 jantan dan 50 betina, namun pada kenyataannya di alam perbandingan antara jantan dan betina terjadi penyimpangan
dari pola 1:1 yang disebabkan olah pola tingkah laku bergerombol antara jantan dan betina. Hal ini di pengaruhi oleh pola hidup yang disebabkan oleh ketersediaan
makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan Effendie 2002. Menurut Ball dan Rao 1984 in Effendie 2002, penyimpangan dari kondisi ideal
disebabkan oleh faktor tingkah laku, perbedaan laju mortalitas, dan pertumbuhanya. Keseimbangan rasio kelamin dapat berubah menjelang pemijahan.
Perbandingan jumlah jenis kelamin dapat digunakan untuk menduga tingkat keberhasilan dalam pemijahan, yaitu dengan melihat proporsi kerang jantan dan
kerang betina. Perbandingan jenis kelamin juga dapat mempelajari struktur populasi di dalam menduga kesimbangannya. Menurut Purwanto et al. 1986 in Novitriana
2004 menyatakan bahwa untuk mempertahankan populasi diharapkan memiliki perbandingan ikan jantan dan ikan betina berada dalam kondisi seimbang atau ikan
betina lebih banyak. Rasio kelamin penting diketahui karena berpengaruh terhadap kestabilan suatu populasi.
10
2.3.2. Tingkat kematangan gonad TKG
Tingkat kematangan gonad adalah tahap-tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan
dengan cara morfologi dan histologis. Dengan cara morfologi tidak akan sedetail cara histologi akan tetapi cara morfologi banyak dan mudah dilakukan dengan dasar
mengamati morfologi gonad antara lain ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad Effendie 2002. Syandri 1996 menyatakan
bahwa selama perubahan yang terjadi di dalam ovarium dan testis, maka terjadi pula perubahan bobot dan volume gonad yang menjadi tolak ukur dalam penentuan
tingkat kematangan gonad TKG, sedangkan dengan cara histologi, anatomi perkembangan gonad dapat dilihat lebih jelas dan akurat perkembangan gonad
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan hormon Affandi dan Tang 2002.
Mubarak 1987 menyampaikan kembali penelitian mengenai reproduksi kerang darah A. granosa L. di Malaysia yang dilakukan oleh Pathansali 1966,
bahwa gonad kerang tersebut mulai berkembang pada ukuran terkecil 15 sampai 16 mm. Perkembangan gonad mencapai maksimum pada bulan Juli atau Agustus.
Kematangan gonad terjadi pada saat kerang darah mencapai ukuran panjang 18-20 mm dan berumur kurang dari satu tahun. Adapun pemijahan mulai terjadi pada
ukuran 20 mm dan kerang darah memijah sepanjang tahun dengan puncaknya biasanya terjadi pada bulan Juni sampai Agustus ketika suhu air laut sekitar 27°C
sampai 28°C Broom 1985. Informasi mengenai tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan kerang yang matang gonad dengan
kerang yang belum matang gonad dari stok kerang di perairan, selain itu dapat mengetahui waktu pemijahan, lama pemijahan dalam setahun, frekuensi pemijahan
dan umur atau ukuran kerang pertama matang gonad. Tingkat kematangan gonad dapat memberikan informasi atau keterangan
apakah kerang akan memijah, baru memijah atau selasai memijah. Afiati 2007 menyebutkan bahwa kerang darah memijah sepanjang tahun secara bertahap partial
spawner. Di Penang, Thailand periode utama proses pemijahan kerang darah terjadi antara bulan Juli hingga Oktober, puncak pemijahan pada bulan Agustus atau
11
September Broom 1985. Secara alamiah TKG akan berjalan menurut siklusnya sepanjang kondisi makanan dan faktor lingkungan tidak berubah Handayani 2006.
Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad merupakan salah satu cara untuk mengetahui perkembangan populasi dalam suatu perairan. Menurut penelitian
yang telah dilakukan Broom 1985 diperoleh data bahwa kerang darah pertama matang gonad pada selang ukuran panjang cangkang 18-20 mm dan berumur kurang
dari satu tahun. Berdasarkan penelitian Marliana 2010 menyatakan bahwa kerang darah jantan pertama matang goand pada ukuran panjang cangkang 18,5 mm dan
kerang darah betina pertama kali matang gonad pada ukuran panjang cangkang 19,9 mm. Narasimham 1988 menambahkan bahwa kerang darah memijah sepanjang
tahun dan bulan pemijahan berbeda pada setiap tahunnya. Siklus pemijahan dapat mencapai 2-4 kali dalam satu tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi saat pertama
kali kerang matang gonad adalah faktor internal perbedaan spesies, umur, ukuran, serta sifat-sifat fisiologis dari kerang tersebut dan faktor eksternal makanan, suhu,
arus, serta adanya individu yang berlainan jenis kelamin yang berbeda dan tempat memijah yang sama Atmadja 2007.
2.3.3. Indeks kematangan gonad IKG
Indeks Kematangan Gonad IKG adalah persentase perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan Effendie 2002 . Menurut Niskolsky 1997 in Effendie
2002 menggunakan tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad secara alamiah. Hal ini berhubungan dengan ukuran dan
berat tubuh secara keseluruhan. Indeks kematangan gonad merupakan cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad pada setiap kematangan secara
kuantitatif. Perubahan IKG erat kaitnya dengan tahap perkembangan telur. Sejalan
dengan pertumbuhan gonad, gonad akan semakin bertambah berat dan bertambah besar mencapai ukuran maksimum ketika ikan memijah Atmadja 2007, kemudian
menurun dengan cepat sampai selesai pemijahan. Adakalanya nilai IKG dihubungkan dengan TKG yang pengamatanya berdasarkan ciri-ciri morfologi
kematangan gonad. Perbandingan itu akan tampak hubungan antara perkembangan
12
di dalam dan luar gonad. Menurut Marliana 2010 bahwa kerang jantan pertama kali matang gonad pada ukuran yang lebih kecil daripada kerang betina.
2.4. Aspek Eksploitasi dan Reproduksi
Di dalam suatu habitat populasi kerang yang tidak ditangkap, biomasa atau berat total kerang akan tumbuh mendekati daya dukung carrying capacity.
Populasi kerang akan lebih banyak jika kerang yang berumur lebih tua lebih besar dari pada kerang muda jika dibandingkan dengan keadaan populasi di habitat yang
ada kegiatan penangkapan. Ketika terjadi penangkapan maka sebagian besar kerang dewasa dan berukuran besar tertangkap. Pengurangan kerang akibat penangkapan
ini mengakibatkan turunnya biomasa dibawah daya dukung habitat dan meningkatkan kesempatan bertumbuh bagi kerang kecil Murdiyanto 2004.
Selanjutnya Widodo dan Suadi 2006 mengenalkan istilah rekruitment overfishing yang berarti pengurangan melalui penangkapan terhadap suatu stok sedemikian rupa
sehingga jumlah stok induk tidak cukup banyak untuk memproduksi telur-telur yang kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang sama.
Salah satu ciri populasi kerang yang telah mengalami tekanan eksplotasi adalah perubahan komposisi ukuran menjadi lebih kecil. Hal ini dapat
mempengaruhi secara signifikan terhadap hasil reproduksi. Eksploitasi dengan skala besar menyebabkan perubahan struktur populasi kerang. Nelayan cenderung
menangkap kerang yang berukuran besar dari pada kerang yang berukuran kecil. Konsekuensinya, populasi didominasi oleh kerang dengan ukuran kecil dengan
pertumbuhan yang lebih cepat dan kematangan gonad yang lebih awal.
13
3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di perairan Cirebon yang merupakan wilayah penangkapan kerang darah. Lokasi pengambilan contoh dilakukan pada dua lokasi
yang berbeda, yaitu lokasi pertama di perairan Bondet kedua di perairan Mundu Gambar 5. Penentuan lokasi pengamatan di tentukan berdasarkan asumsi
perwakilan daerah penelitian yaitu perairan Bondet mewakili bagian utara dan perairan Mundu mewakili bagian selatan. Selain itu, kedua lokasi tersebut di pilih
karena memiliki tingkat produksi kerang yang tinggi di perairan Cirebon. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2011 dengan interval waktu pengambilan contoh
satu bulan. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Pusat Antar Universitas PAU, Laboratorium Fisika dan Kimia Lingkungan, Bagian Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Depertemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 5. Peta lokasi penelitian kerang darah A. granosa di perairan Bondet dan Mundu ,Cirebon, Jawa Barat