49
Berdasarkan Gambar 17 terlihat bahwa indeks kematangan gonad dapat menyatakan perubahan yang terjadi dalam gonad. Perubahan IKG sangat erat
kaitanya dengan tahap perkembangan telur. Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan bertambahnya ukuran gonad. Peningkatan nilai IKG seiring
dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad merupakan hal yang lazim terjadi. Hal ini dikarenakan dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad menyebabkan
ukuran diameter telur dan berat gonad juga meningkat. Dengan meningkatnya berat gonad menyebabkan nilai IKG meningkat. Indeks Kematangan Gonad IKG akan
mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan, kemudian menurun dengan cepat sampai selesai pemijahan. Pada saat sebelum terjadi pemijahan
sebagian besar energi hasil metabolisme digunkanan untuk perkembangan gonad sehingga berat gonad bertambah dengan semakin matangnya gonad.
4.5. Implementasi Untuk Pengelolaan Perikanan
Kerang darah A. granosa merupakan salah satu sumberdaya laut bernilai ekonomi tinggi, namun apabila sumberdaya kerang ini dimanfaatkan secara terus
menerus tanpa memperhatikan daya regenerasinya maka sumberdaya ini akan mengalami kepunahan meskipun kerang ini sumberdaya yang dapat pulih. Oleh
karena itu, untuk menghindari hal tersebut maka dilakukan suatu pengolahan untuk menjamin pemanfaatan sumberdaya yang berkesinambungan.
Pengolahan sumberdaya kerang darah di perairan Bondet adalah pembatasan ukuran tangkap. Ukuran kerang yang boleh ditangkap setelah kerang darah
berukuran lebih besar dari 26,96-32,61 mm. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan kerang darah untuk memijah terlebih dahulu. Selanjutnya pada bulan
Juni tidak melakukan aktivitas penangkapan karena pada bulan tersebut merupakan musim perkembangan gonad, yang kemudian akan terjadi proses pemijahan kerang
darah. Ukuran panjang cangkang yang lebih kecil keberadaannya banyak ditemukan
di perairan Mundu dan tingkat kematangan gonadnya cenderung terjadi lebih awal sehingga perlu dilakukan pengaturan pembatasan ukuran tangkap, waktu
penangkapan, dan penutupan musim atau daerah. kerang darah yang boleh ditangkap ialah yang berukuran lebih besar dari 21,30-29,78 mm dan tidak
50
melakukan aktivitas penangkapan kerang darah pada bulan Apri karena pada bulan tersebut merupakan musim perkembangan gonad, yang kemudian akan terjadi
proses pemijahan kerang darah dan waktu penangkapan. Berdasarkan hasil analisis
yang diperoleh diketahui bahwa stok kerang darah di perairan Bondet dan Mundu telah mengalami penurunan dan terjadi kondisi tangkap lebih overfishing.
Namun dalam pengelolaan perikanan sangat sulit untuk mengatur dan merubah kondisi yang telah ada sehingga upaya yang mungkin dilakukan adalah berupa
pembatasan ukuran tangkap dan jumlah tangkapan nelayan tanpa mengurangi jumlah kapal nelayan sehingga tercapai pemanfaatan yang optimum.
51
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Aspek Eksploitasi Laju eksploitasi kerang darah di perairan Bondet sebesar 63,98 per tahun,
sedangkan perairan Mundu adalah 82,86 per tahun sehingga didua lokasi tersebut diduga dalam kondisi tangkap lebih overfishing yaitu E
optimum
50. 2.
Aspek Reproduksi a
Berdasarkan uji statistik rasio kelamin kerang darah pada kedua lokasi penelitian berada dalam kondisi seimbang, namun dilihat berdasarkan
pengamatan diperairan Mundu rasio kelamin tidak seimbang. b
Kerang darah yang kematangan gonadnya lebih awal ditemukan di perairan Mundu.
c Di perairan Bondet IKG kerang darah jantan tertinggi dibulan April dan
kerang darah betina terjadi pada bulan Juni sehingga diduga puncak pemijahannya terjadi pada bulan Juni, sedangkan diperairan Mundu kerang
darah baik jantan maupun betina tertinggi pada bulan April sehingga diduga puncak pemijahannya terjadi pad bulan April.
3. Tingkat eksploitasi yang tinggi menyebabkan ukuran kerang darah menjadi
kecil, komposisi kerang darah jantan dan betina tidak seimbang, kematangan gonad yang lebih awal, dan ukuran gonad yang kecil.
5.2 . Saran
Untuk mendapatkan informasi menyeluruh perlu penelitian lebih lanjut mengenai aspek reproduksi kerang darah lainnya, seperti fekunditas dan diameter
telur. Frekuensi pemijahan yang terjadi, pertumbuhan, dan kondisi lingkungan perairan. Perlu dilakukan penelitian mengenai habitat dan kebiasaan makan.
Contoh kerang darah yang diambil sebaiknya mewakili setiap musim penangkapan sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih menyeluruh.