25
1963 in Broom 1985 bahwa kerang darah hanya mampu hidup di daerah dengan salinitas lebih dari 25‰, namun pada stadia muda secara normal dapat melakukan
aktivitas mencari mak anan dengan salinitas yang lebih rendah sampai 8‰ Kerang
darah termasuk organisme yang toleran terhadap salinitas tinggi dan rendah. Salinitas tinggi sampai 29‰, namun pada salinitas yang rendah mencapai 9,4‰,
kerang darah tidak dapat tumbuh bahkan mengalami kematian. Nilai pH selama pengamatan adalah berkisar 6,5-7,5. Nilai pH yang baik
memungkinkan organisme untuk hidup dan tumbuh, serta kehidupan biologis yang berjalan dengan dengan baik. Sebagian organisme akuatik sensitif terhadap
perubahan pH dan menyukai pH yaitu 7-8,5 Effendi 2002. Besarnya nilai pH di perairan Mundu sangat cocok untuk kehidupan kerang darah. Kondisi perairan di
kedua daerah penelitian tersebut masih berada dalam kisaran yang mendukung kehidupan biota ikan Smith dan Chanley 1975.
Kerang darah di perairan Mundu biasanya ditangkap dengan mengunakan alat tangkap garuk, tetapi masih ada sebagian nelayan yang menangkap kerang darah
langsung menggunakan tangan. Kerang darah setiap harinya di daratkan di TPI Mundu. Daerah penangkapan kerang darah dilakukan di sekitar perairan Mundu.
Daerah pemasarannya meliputi Jakarta, Semarang dan wilayah sekitar. Kerang darah dijual dalam bentuk hidup dan daging. Harga kerang yang dijual berkisar
antara Rp 5,000-Rp 8,000 per kg dan harga daging berkisar antara Rp 15,000-Rp 17,000 per kg Titin, komunikasi pribadi 13 April 2011.
4.2. Sebaran Kelompok Ukuran Hasil Tangkapan
Jumlah kerang darah yang tertangkap selama penelitian sejak bulan April hingga bulan Juni 2011 berjumlah 246 ekor yang terdiri dari 178 ekor di perairan
Bondet dan 68 ekor di perairan Mundu dengan kisaran panjang cangkang 21,30- 46,60 mm. Hasil tangkapan selama tiga bulan di masing-masing lokasi yaitu di
perairan Bondet pada bulan April sebanyak 46 ekor, Mei sebanyak 120 ekor, dan Juni sebanyak 12 ekor, sedangkan pada perairan Mundu pada bulan April sebanyak
59 ekor, bulan Mei tidak ada tangkapan, dan bulan Juni sebanyak 9 ekor. Distribusi ukuran panjang cangkang berdasarkan lokasi penelitian disajikan pada Gambar 7.
26
Perairan Bondet Perairan Mundu
Gambar 7. Distribusi ukuran panjang cangkang kerang darah A. granosa di setiap lokasi pengamatan
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Ju m
lah in
d ivi
d u
Mei
24 Mei 2011 N= 120
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Ju m
lah in
d ivi
d u
April
12 April 2011 N=46
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Ju m
lah in
d ivi
d u
Selang kelas panjang mm Juni
13 Juni 2011 N= 12
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Ju m
lah in
d ivi
d u
Selang kelas panjang mm Juni
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Ju m
lah in
d ivi
d u
April
13 April 2011 N= 59
27
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat sebaran ukuran panjang cangkang kerang darah terletak pada selang kelas 21,30-24,12 mm sampai 43,94-46,76 mm. Ukuran
panjang cangkang kerang darah yang paling kecil adalah contoh yang berasal dari Mundu yaitu 21,30 mm berada pada selang kelas panjang cangkang 21,30-24,12
mm, sedangkan ukuran panjang cangkang yang paling besar ditemukan pada contoh yang berasal dari perairan Bondet yaitu 46,60 mm berada pada selang kelas panjang
cangkang 43,94-46,76 mm. Berdasarkan selang kelas kisaran selang panjang cangkang kerang darah yang dominan tertangkap pada lokasi perairan Bondet
berbeda tiap bulannya. Pada bulan April, frekuensi tertinggi pada selang kelas 35,45-38,27 sebesar 22 ekor, Bulan Mei, frekuensi tertinggi pada selang kelas 29,79-
32,61 sebesar 42 ekor, dan bulan Juni, frekuensi tertinggi pada selang kelas 32,62- 35,44 sebesar 4 ekor, sedangkan di perairan Mundu pada pengamatan bulan April,
frekuensi teringgi pada selang kelas 32,62-35,44 sebesar 30 ekor, dan bulan Juni frekuensi tertinggi selang kelas 29,79-32,61 sebesar 4 ekor.
Pada perairan Mundu ditemukan kerang darah dengan ukuran panjang cangkang yang lebih kecil. Faktor yang menyebabkan ukuran kerang darah yang
tertangkap semakin kecil adalah karena tekanan penangkapan yang tinggi terhadap sumberdaya kerang darah di perairan Mundu. Perbedaan ukuran panjang cangkang
kerang darah disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan waktu dan lokasi pengambilan contoh, keterwakilan contoh kerang darah yang diambil, dan
kemungkinan terjadinya aktifitas penangkapan yang tinggi terhadap sumberdaya kerang darah, juga disebabkan oleh beberapa kemungkinan separti pengaruh kondisi
perairan. Semakin tinggi tingkat eksploitasi maka ukuran kerang darah akan didominasikan oleh kerang yang berukuran kecil karena kerang darah berukuran
besar telah hilang, sehingga mempengharuhi kelimpahan dan struktur populasi kerang darah di perairan tersebut.
Hasil tangkapan kerang darah di perairan Bondet lebih banyak daripada perairan Mundu. Hal ini disebabkan pada bulan Mei di perairan Mundu tidak ada
tangkapan, ini dikarenakan di perairan Mundu terjadi ombak atau gelombang besar yang menghambat nelayan untuk menangkap kerang darah, tingkat operasi
penangkapan dan keberadaan kerang darah di perairan Mundu, sehingga tidak ada kerang darah yang tertangkap. Adanya perbedaan jumlah hasil tangkapan kerang
28
darah diduga karena adanya perbedaan lokasi pengambilan contoh baik secara horizonal maupun vertikal perbedaan kedalaman dan kemungkinan tekanan
penangkapan yang tinggi terhadap kerang darah itu sendiri. Tekanan penangkapan yang semakin tinggi dapat menyebabkan kelimpahan kerang darah kerang darah di
perairan tersebut akan semakin sedikit dan bisa terjadi kepunahan. Hal itu yang menyebabkan pertumbuhan kerang berbeda di setiap tempat dan waktu. Tingkat
keberhasilan penangkapan juga dapat mempengaruhi hasil tangkapan. Pengaruh eksploitasi yang berlebihan over-exploitation akan menyebabkan penurunan
ukuran rata-rata kerang darah yang tertangkap.
4.3. Tingkat Eksploitasi Sumberdaya Kerang Darah