pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
C, setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Perhitungan kadar lemak pada daging kijing:
Kadar Lemak = W
3
– W
2
x 100 W
1
Keterangan : W
1
= Berat sampel kijing gram W
2
= Berat labu lemak tanpa lemak gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
5 Analisis kadar karbohidrat AOAC 1995
Kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil pengurangan dari 100 dengan kadar air, kadar abu, kadar protein dan
kadar lemak sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangan. Hal ini karena karbohidrat sangat berpengaruh kepada zat
gizi lainnya. Kadar karbohidrat dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Karbohidrat = 100 - abu+ air+ lemak+ protein
3.3.4. Analisis asam lemak AOAC 1999
Metode analisis yang digunakan memiliki prinsip mengubah asam lemak menjadi turunannya, yaitu metil ester yang memiliki sifat yang mudah menguap
volatile sehingga dapat disuntikkan ke dalam gas chromatography. Gas chromatography GC memiliki prinsip kerja pemisahan antara gas dan lapisan
tipis cairan berdasarkan perbedaan jenis bahan Fardiaz 1989. Jenis alat kromatografi gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hitachi GC 263-50.
Hasil analisis akan terekam dalam suatu lembaran yang terhubung dengan rekorder dan ditunjukkan melalui beberapa puncak pada waktu retensi tertentu
sesuai dengan karakter masing-masing asam lemak. Sebelum melakukan injeksi metil ester, terlebih dahulu lemak diekstraksi dari bahan lalu dilakukan metilasi
sehingga terbentuk metil ester dari masing-masing asam lemak yang didapat. Standar asam lemak yang digunakan, yaitu kaprat C10:0, laurat C12:0,
miristat C14:0, palmitat C16:0, stearat C18:0, oleat C18:1, linoleat C18:2, linolenat C18:3, EPA C20:5, dan DHA C22:6.
19
a Tahap ekstraksi Ekstraksi lemak dilakukan dengan metode Soxlet. Pada tahap ini
akan diperoleh lemak dalam bentuk minyak. Dari sampel tersebut akan diambil 0,02 g lemak untuk dilanjutkan pada tahap metilasi.
b Tahap Metilasi Tahap metilasi dimaksudkan untuk membentuk senyawa turunan
dari asam lemak menjadi metil esternya. Asam-asam lemak diubah menjadi ester-ester metil atau alkil yang lainnya sebelum disuntikkan ke
dalam kromatografi gas Fardiaz 1989. Metilasi dilakukan dengan merefluks lemak di atas penangas air
dengan pereaksi berturut-turut NaOH-metanol 0,5 N, BF
3
dan n-heksana. Sebanyak ± 0,02 g minyak dari sampel dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan 5 ml NaOH-metanol 0,5 N lalu dipanaskan dalam penangas air selama 20 menit pada suhu 80
o
C. Larutan kemudian didinginkan. Selanjutnya ditambahkan 5 ml BF
3
ke dalam tabung lalu dipanaskan kembali pada waterbath dengan suhu 80
o
C selama 20 menit dan didinginkan. Kemudian ditambahkan 2 ml NaCl jenuh kemudian
dikocok. Ditambahkan 5 ml heksana, kemudian dikocok dengan baik. Larutan heksana bagian atas larutan dipindahkan dengan bantuan pipet
tetes ke dalam tabung reaksi. Sebanyak 2-5 µl sampel diinjeksikan ke dalam gas kromatografi Hitachi GC 263-50. Asam lemak dalam bentuk
metil ester akan diidentifikasi oleh flame ionization detector FID atau detektor ionisasi nyala dan respon yang ada akan tercatat melalui
kromatogram peak. c Identifikasi dengan kromatografi gas
Identifikasi asam lemak dilakukan dengan menginjeksikan metil ester pada alat kromatografi gas dengan kondisi sebagai berikut: gas yang
digunakan sebagai fase bergerak adalah gas nitrogen dengan aliran bertekanan 50 ml menit dan sebagai gas pembakar adalah hidrogen dan
oksigen dengan aliran 20 ml menit, kolom yang digunakan adalah kolom kapiler yang panjangnya 40 meter dengan diameter dalam 1,2 mm.
20
Temperatur terprogram yang digunakan adalah suhu 150
o
C, kemudian suhu dinaikkan 7,5
o
C permenit hingga suhu akhir 180
o
C. Untuk analisis kuantitatif dapat dihitung dengan cara:
Asam lemak = Konsentrasi sampel X 100 100-Konsentrasi pelarut
Gambar 8. Mekanisme kerja kromatografi gas Kondisi alat GC pada saat analisis:
a Temperatur kolom :
1 Temperatur initial
: 150
o
C 2
Temperatur final : 180
o
C b
Batas tekanan : 3000 psi
c Fase gerak
: N
2
d Fase stasioner
: serbuk Diethylene Glicol Sukcinat DEGS e
Detektor : Flame Ionization Detector, suhu 250
o
C f
Panjang kolom : 40 m
Pengendali aliran
Injektor
Perekam integrator Detektor
Gas pembawa tangki
Kolom 21
3.3.5. Analisis kadar kolesterol dengan GLC AOAC 1999