25
dan pengoperasiannya setelah proyek selesai dibangun Hasnan dan Suwarno, 2000.
Aspek teknis dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi proyek, besar skala operasi atau luas produksi, kriteria pemilihan peralatan yang
digunakan, proses produksi yang dilakukan, serta sarana dan prasarana pendukungnya.
3.1.3.3. Aspek Manajemen
Analisis aspek manajemen berisi aspek institusi, organisasi, dan manajerial yang tumpang tindih overlapping yang dapat mempunyai pengaruh penting
terhadap pelaksanaan proyek Gittinger,1986. Pada proyek pertanian, perusahaan perlu mempertimbangkan kemampuan manajerial terhadap pihak-pihak yang
terlibat langsung dalam proyek tersebut. Jika pihak-pihak tersebut masih awam, diharapkan pihak-pihak tersebut dapat mempelajari terlebih dahulu. Aspek
manajemen meliputi bagaimana merencanakan pengelolahan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah bentuk badan usaha yang
digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan, struktur
organisasi yang digunakan, dan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan Husnan dan Muhammad, 2000.
3.1.3.4. Aspek Sosial dan Lingkungan
Pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap responsive
terhadap keadaan sosial tersebut, hal ini dikarenakan tidak ada proyek yang dapat bertahan dengan lama apabila proyek tersebut tidak dapat bersahabat dengan baik
dengan lingkungan Gittinger, 1986. Beberapa pertanyaan yang menjadi permasalahan adalah mengenai
penciptaan kesempatan kerja, kualitas hidup masyarakat, kontribusi usaha, dan dampak lingkungan yang dapat merugikan usaha. Daerah usaha harus dipilih
melalui peninjauan secara langsung, agar usaha tersebut dapat ikut dalam
26
kelestarian alam. Oleh karena itu rancangan usaha perlu dilakukan guna untuk menghindari pengeluaran biaya atas penggunaan teknologi yang tidak tepat guna.
3.1.3.5. Aspek Finansial
Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan usaha lengkeng Diamond River di Kabupaten Bogor. Penelitian perlu
melakukan pengkajian lebih mengenai aspek-aspek pendapatan dan biaya yang diperlukan dalam pengimplementasiannya. Hal ini dimaksudkan sebagai bahan
kajian pertimbangan analisis kelayakan usaha. Untuk mengambil suatu keputusan dalam memilih suatu investasi diperlukan perhitungan dan analisis yang tepat
untuk menilai dan menentukan investasi yang menguntungkan ditinjau dari segi ekonomis.
1 Teori Biaya dan Manfaat
Analisis finansial diawali dengan menganalisis biaya dan manfaat dari suatu usaha. Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang
dengan revenue earning usaha, apakah usaha itu akan terjamin atas pendanaan yang diperlukan, apakah usaha akan mampu membayar kembali dana tersebut,
dan apakah usaha akan berkembang sedemikian rupa, sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri Kadariah, 2001. Dalam analisis usaha, penyusunan arus
biaya dan arus manfaat sangat penting untuk mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya proyek. Biaya merupakan pengeluaran atau
pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang akan diterima. Sedangkan manfaat merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa
merupakan biaya dan manfaat langsung ataupun biaya serta manfaat tidak langsung.
Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu
usaha, sedangkan biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung dan bukan merupakan tujuan utama dari
suatu usaha.
27
Biaya dan manfaat yang dimasukkan ke dalam analisis usaha adalah biaya dan manfaat yang bersifat langsung. Biaya yang diperlukan untuk usaha terdiri
dari biaya modal, biaya operasional serta biaya-biaya lainnya yang terkait dengan pendanaan suatu usaha. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang
penggunaannya bersifat jangka panjang, contohnya tanah, bangunan, perlengkapan, mesin, biaya-biaya perizinan, serta biaya-biaya lainnya yang
berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan dari suatu kegiatan usaha. Biaya operasional disebut biaya modal kerja karena biaya ini dikeluarkan
untuk menutupi kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha dilaksanakan dan didasarkan pada situasi produksi, biasanya dibutuhkan pada saat tahap
operasi, contohnya biaya bahan baku, biaya perlengkapan serta biaya penunjang. Biaya lain yang dikeluarkan usaha adalah pajak, bunga pinjaman dan asuransi
Kuntjoro, 2002. Biaya yang menyangkut proyek pertanian antara lain meliputi barang-barang fisik, tenaga kerja, tanah, cadangan biaya tidak terduga, pajak, jasa
pinjaman serta biaya yang tidak diperhitungkan Gittinger, 1986. Penambahan nilai suatu proyek bisa diketahui melalui peningkatan produksi, perbaikan
kualitas, perubahan dalam waktu penjualan, perubahan dalam bentuk produksi, pengurangan biaya melalui mekanisasi, pengurangan biaya pengangkutan,
penghindaran kerugian serta biaya tidak langsung usaha Benefit
dari suatu usaha terbagi menjadi direct benefit, indirect benefit, dan intangible benefit. Direct benefit adalah peningkatan output produksi ataupun
penurunan biaya. Indirect benefit merupakan keuntungan sampingan akibat adanya suatu usaha. Sedangkan intangible benefit merupakan keuntungan yang
tidak dapat diukur dengan uang seperti perbaikan lingkungan hidup dan sebagainya. Kadariah, 2001
2 Analisis Rugi Laba
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan keuangan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang
menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut Gittinger, 1986. Laba merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan
diperoleh dari penjualan barang dan jasa dikurangi dengan potongan penjualan,
28
barang yang dikembalikan, dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencangkup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output,
diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Komponen lain dalam rugi laba adalah adanya biaya penjualan, biaya
umum dan administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan
termasuk pegeluaran operasi non tunai yang merupakan alokasi biaya yang berasal dari harta tetap pada setiap periode yang menyebabkan nilai harta tetap
tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.
3 Kriteria Kelayakan Investasi
Laporan rugi laba mencerminkan perbandingan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Laporan rugi laba menunjukkan hasil
operasi perusahaan selama periode operasi. Namun dalam menganalisis suatu proyek investasi lebih relevan terhadap kas bukan terhadap laba karena kas
seseorang bisa berinvestasi, dan dengan kas seseorang dapat membayar kewajibannya sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perlu
dilakukan analisis aliran kas cashflow Husnan dan Suwarsono, 2000. Cashflow merupakan susunan arus manfaat bersih tambahan sebagai hasil pengurangan arus
biaya tambahan terhadap arus manfaat. Tambahan ini merupakan perbedaan kegiatan dengan proyek with project, arus tersebut menggambarkan keadaan
dari tahun ke tahun selama jangka hidup life time period Kuntjoro, 2002. Adapun yang termasuk ke dalam komponen cashflow ini terdiri dari inflow
dan outflow. Inflow biasanya terdiri dari nilai produksi total, penerimaan pinjaman, bantuan grants, dan nilai sisa salvage value. Sedangkan komponen
outflow diantaranya biaya barang modal, tenaga kerja, tanah, pajak, dan cicilan
pinjaman. Sebuah ukuran finansial yang bermanfaat dan sangat penting dalam analisis proyek adalah tingkat pengembalian finansial Gittinger, 1986. Kriteria
investasi diklasifikasikan menurut dua kategori, yaitu non discounting criteria dan discounting criteria
. Perbedaan antara kedua konsep ini adalah non discounting
29
criteria tidak menyertakan konsep time value of money nilai waktu sekarang
sebagaimana yang diterapkan di discounting criteria Nilai waktu uang adalah konsep dimana sejumlah uang tertentu pada masa
yang akan datang akan memiliki manfaat bersih yang lebih kecil dibandingkan pada waktu sekarang dengan nilai nominal yang sama, sehingga dalam penilaian
kriteria investasi akan jauh lebih baik jika digunakan konsep nilai waktu uang yang diwujudkan dengan perhitungan present value yaitu adanya ketidakpastian
dari hasil, harga dan biaya yang ditetapkan sepanjang proyek berjalan, serta jika dipikirkan secara logis, nilai uang yang sama jumlahnya yang akan diterima atau
dikeluarkan sekarang, akan lebih berharga dari pada nilai uang itu pada masa yang akan datang.
Umumnya terdapat lima metode yang bisa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penerimaan investasi. Metode tersebut diantaranya Average Rate Return
Method, Payback Period, Present Value, Internal Rate Return , serta Profitability
Index . Husnan dan Suwarsono, 2000. Dana yang diinvestasikan itu layak atau
tidak akan diukur melalui kriteria investasi, yaitu Net Present Value, Gross Benefit Cost Ratio,
dan Internal Rate Return. Gittinger, 1986
a Net Present Value atau Manfaat Sekarang Netto
Net Present Value atau manfaat sekarang netto adalah nilai sekarang dari
arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi Gittinger, 1986. Proyek akan menguntungkan jika NPV bernilai positif. Jika nilai NPV bernilai
negatif, maka akan timbul masalah, dimana pada tingkat diskonto yang diasumsikan, arus manfaat sekarang menjadi lebih kecil daripada manfaat
sekarang arus biaya. Hal ini mengakibatkan ketidakcukupan dalam pengembalian dana investasi. Lebih baik menanamkan uang di suatu bank pada tingkat diskonto
tertentu.
b Internal Rate of Return Tingkat Pengembalian Internal
Perhitungan Internal Rate of Return adalah tingkat bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan, karena proyek
membutuhkan dana lagi untuk biaya-biaya operasi dan investasi serta proyek baru
30
sampai pada tingkat pulang modal Gittinger, 1986. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan
menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Jika dengan tingkat diskonto tertentu, nilai NPV menjadi sebesar nol, maka proyek yang
bersangkutan berada dalam posisi pulang modal yang berarti proyek dapat mengembalikan modal dan biaya operasional yang dikeluarkan serta dapat
melunasi bunga penggunaan uang.
c Net Benefit Cost Ratio Rasio Manfaat dan Biaya
Rasio manfaat dan biaya diperoleh dari nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Gittinger, 1986. Suatu keuntungan dari Net
BC adalah bahwa ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Net
BC ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan
biaya sebesar satu rupiah. Nilai mutlak net BC akan berbeda tergantung kepada tingkat bunga yang dipilih. Semakin tinggi tingkat bunga yang dipilih, maka net
BC akan kurang dari satu.
d Payback Period
Payback Period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu
kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai netto produksi tambahan
sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan Gittinger, 1986. Selama proyek dapat mengembalikan modal atau investasi
sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan
modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tersebut tidak dilaksanakan.
3.1.4. Analisis Switching Value