Penetapan Tarif PDAM TINJAUAN PUSTAKA

19 Doll dan Orazam 1984, mendefinisikan biaya produksi sebagai pengeluaran yang terjadi dalam melaksanakan proses produksi. Produk yang dihasilkan dalam produksi air PDAM hanya satu jenis dalam suatu proses produksi, maka untuk menetapkan harga pokok air PDAM dapat dilakukan dengan metode pembagian yaitu membagi seluruh biaya produksi dengan jumlah satuan air yang diproduksi pada periode tertentu sedangkan rumus matematikanya adalah : ��� = �� � = ��� + ��� � Keterangan : TC = Total Cost TFC = Total Fixed Cost biaya tetap total TVC = Total Variable Cost biaya variabel total HPP = Harga Pokok Penjualan Q = Jumlah air yang dijual

2.6 Penetapan Tarif PDAM

Suparmoko 1995 menyatakan bahwa ada dua cara untuk menentukan harga air, yaitu atas dasar biaya marjinal MC dan atas dasar biaya rata-rata AC. Selain itu, ada dua hal yang harus dipertimbangkan yakni faktor laba atau faktor distribusi agar lebih banyak barang atau air yang tersedia bagi masyarakat. Pada Gambar 4 dapat dilihat apabila harga ditetapkan dengan dasar marginal cost pricing , maka harga yang berlaku adalah sebesar OP1 = AS dan produksi yang dihasilkan adalah sebesar OA. Pada keadaan ini, harga yang dicapai yakni P1 akan bernilai sama dengan biaya marjinal MC, yakni biaya tambahan yang harus 20 R B A MR Harga Jumlah Volume Air P1 P2 dikeluarkan untuk menambah produksi air sebanyak satu satuan. Pada titik ini, biaya rata-rata AC lebih rendah dari P1. Karena harga yang bersedia dibayar oleh konsumen lebih tinggi daripada biaya per unit air, maka penerimaan TR akan lebih tinggi dari biaya total TC sehingga perusahaan mendapat keuntungan. Namun jika perusahaan menetapkan harga atas dasar average cost pricing AC, maka harga yang berlaku adalah sebesar OP2 = BR. Karena biaya yang bersedia dibayar oleh konsumen besarnya sama dengan biaya per unit produksi maka perusahaan tidak mendapatkan keuntungan break even point, laba bernilai nol. MC AC S D= AR Sumber: Suparmoko 1995 Gambar 2. Penentuan Harga Air Atas Dasar Biaya Marjinal dan Biaya Rata-rata. Berdasarkan uraian diatas, jika perusahaan mempunyai orientasi perolehan keuntungan, maka harga terbaik yang diberlakukan adalah harga yang ditetapkan atas dasar biaya marjinal MC pricing. Hal ini dikarenakan pada titik tersebut perusahaan mengalami biaya yang semakin menurun decreasing cost yakni pada daerah sebelah kiri OA yang artinya perusahaan mengalami keuntungan. Namun jika perusahaan mempunyai orientasi pelayanan, dengan O 21 pertimbangan distribusi yang lebih banyak, maka penentuan harga terbaik adalah pada harga yang diambil atas dasar biaya rata-rata AC pricing yang menyebabkan perusahaan tidak akan mendapat keuntungan, namun seluruh biaya produksi tetap terpenuhi.

2.7 Penelitian Terdahulu