64
6.2 Analisis Biaya Produksi PDAM Menang Mataram
Biaya dasar dalam proses pengolahan airpada pengelolaan PDAM Menang Mataramdihitung dengan satu konsep biaya yakni dengan total biaya usaha. Biaya
usaha adalah total biaya untuk menghasilkan air minum atau seluruh biaya pengelolaan PDAM yang mencakup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya
transmisi dan distribusi, biaya umum dan administrasi dan biaya diluar usaha. Pencatatan komponen-komponen biaya tersebut dilakukan secara akuntansi yakni
berdasarkan waktu pengeluaran biaya.
Tabel 9. Biaya Produksi Air PDAM Menang Menurut Jenis Biaya dan Tahun dalam juta rupiah
Tahun Jlh Biaya
Sumber Air
Jlh. Biaya Pengolahan
Jlh. Biaya Transdit
Jlh. Biaya Umum
Adm Jlh.Biaya
Diluar Usaha
Total 2008
1 961 167
10 428 12806
82 25 444
2009 2 077
144 12 228
13 995 54
28 498 2010
2 326 290
16 015 15 615
79 34 326
2011 3 942
440 18 705
17 130 83
40 299 2012
1052 124
7 594 6 909
47 15 727
Pertumbuhan 24,1
38 22
10 4
Rata-rata 2.623
269 15.004
15.347 80
33324 Persentase
7,9 0,8
45,0 46,1
0,2 Sumber: PDAM Menang Mataram 2011
Biaya sumber air merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan sumber air baku. Biaya sumber air meliputi biaya operasi, biaya pemeliharaan,
biaya air baku, serta penyusutan kapital. Biaya pengolahan merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan proses pengolahan air baku menjadi air yang siap
didistribusikan ke pelanggan. Biaya ini mencakup biaya operasi seperti pembelian bahan kimia, beban listrik, dan pemeliharaan laboratorium, serta penyusutan.
Biaya Transditmerupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan kepentingan transportasi dan distribusi air. Biaya transdit terdiri dari biaya operasi, biaya
65 pemeliharaan, biaya perjalanan dinas serta penyusutan. Biaya operasi meliputi
biaya pegawai, kesejahteraan pegawai, pembinaan pegawai, serta sumbangan dan bantuan. Biaya pemeliharaan berkaitan dengan pemeliharaan kapital yang
berkaitan dengan transportasi dan distribusi seperti biaya perbaikan rumah jaga dan reservoir, biaya perbaikan kebocoran, pemeliharaan pipa, box meter dan water
meter , serta biaya pemeliharaan kendaraan. Biaya umum dan administrasi
merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan kepentingan administrasi PDAM sebagai perusahaan serta bagian-bagian lainnya secara umum seperti biaya kantor,
biaya pegawai, biaya administrasi, biaya keuangan, biaya hubungan langganan, biaya litbang, biaya pemeliharaan kantor, serta penyusutan. Sementara yang
termasuk biaya diluar usaha antara lain adalah biaya bank. Secara ekonomi, biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi biaya
variabel, biaya investasi, serta biaya tetap. Pengelompokkan kembali komponen biaya dilakukan untuk dapat melihat struktur biaya dari sisi ekonomi. Biaya
variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dimana jumlahnya berkaitan dengan jumlah produksi. Komponen yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah beban
yang dikeluarkan untuk pembelian input produksi seperti biaya air baku serta biaya pembelian bahan kimia. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dimana jumlahnya tidak berkaitan dengan jumlah produksi. Komponen yang termasuk biaya tetap antara lain biaya pegawai, biaya pembinaan
dan kesejahteraan pegawai, biaya pemeliharaan bangunan, saluran perpipaan, dan transportasi, biaya kantor, penyisihan piutang, serta biaya rupa-rupa. Biaya
investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan, serta kapital-kapital lainnya yang memiliki
66 umur ekonomis panjang. Dalam laporan beban, biaya investasi dinyatakan dalam
bentuk penyusutan. Pengelompokan biaya secara ekonomi dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Pengelompokan Biaya Menurut Sifat Biaya dan Tahun dalam juta rupiah
Tahun Biaya Tetap
Biaya Variabel Biaya Investasi
Biaya Total Jumlah
Pelanggan 2008
19.092 572
5 780 25.444
56.649 2009
21.543 607
6 348 28.498
60.811 2010
24.116 828
9 382 34.326
67.601 2011
26.056 947
13 297 40.299
79.732 2012
11.524 276
3 927 15.727
81.904 Pertumbuhan 11
19 32
17 Rata-rata
23.633 746
8.945 33.324
Persentase 71
2 27
Sumber: PDAM Menang Mataram 2012
Dari Tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa struktur biaya terbesr yang menyusun komposisi biaya total secara akuntansi adalah biaya transdit dan biaya
umum dan administrasi. Biaya transdit rata-rata per tahun yang dikeluarkan dalam 5 tahun terakhir sebesar Rp 15 004 000 000 mempunyai proporsi sebesar 45
persen dari biaya total, sedangkan untuk biaya umum dan administrasi mempunyai proporsi sebesar 46,1 persen dari biaya total dengan rata-rata
pengeluaran sebesar Rp 15 347 000 000 per tahunnya. Kedua biaya ini mempunyai jumlah yang sangat besar karena berkaitan langsung dengan aspek
pelayanan dan distribusi air kepada konsumen yang jumlahnya sangat banyak dengan cakupan lokasi yang sangat luas. Hal yang sebaliknya terjadi dengan biaya
sumber air yang dikeluakan berkaitan dengan produksi air bersih. Biaya sumber air bersih jumlahnya relatif lebih kecil yakni hanya Rp 2 623 000 000 per tahun
atau sebesar 7,9 persen dari total biaya yang dikeluarkan, sedangkan biaya pengolahan air rata-rata hanya sebesar Rp 269 000 000 per tahunnya dengan
67 proporsi sebesar 0,8 persen dari biaya total. Biaya diluar usaha mempunyai nilai
yang paling kecil yakni sebesar Rp 80 000 000 per tahunnya dengan proporsi sebesar 0,2 persen dari total biaya.
Komponen biaya terbesar yang menyusun biaya total secara ekonomi adalah biaya tetap dengan jumlah Rp 23 633 000 000 per tahunnya atau sebesar
71 persen dari biaya total. Biaya investasi menyusun biaya total sebesar 27 persen atau sebesar Rp 8 945 000 000 per tahunnya. Sementara biaya variabel memiliki
share yang paling kecil terhadap biaya total yakni hanya sebesar 2 persen atau
sejumlah Rp 746 000 000 per tahunnya. Semenjak bulan Januari tahun 2008 seluruh biaya yakni biaya tetap, biaya variabel, dan biaya investasi secara umum
terus mengalami peningkatan meskipun tetap bersifat fluktuatif. Peningkatan biaya ini disebabkan oleh terjadinya inflasi serta bertambahnya jumlah pelanggan
dan daerah pelayanan. Biaya tetap merupakan biaya paling tinggi dan paling fluktuatif karena dapat dikatakan biaya ini yang paling berperan dalam menopang
keberlangsungan PDAM sebagai perusahaan. Sementara biaya investasi setiap tahunnya selalu meningkat dengan laju peningkatan rata-rata terbesar yakni
sebesar 32 persen per tahunnya. Hal ini dikarenakan PDAM terus melakukan investasi demi tercapainya peningkatan pelayanan di masa mendatang seperti
dengan melakukan penambahan sumber air, reservoir, serta penyambungan pipa- pipa distribusi baru.Biaya variabel juga terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Rata-rata laju peningkatan biaya variabel semenjak bulan Januari tahun 2008 hingga bulan April tahun 2012 adalah sebesar 19 persen.
Fluktuasi yang terjadi pada komponen biaya-biaya pengelolaan air memiliki pengaruh terhadap biaya total. Biaya total dibentuk oleh besarnya biaya
68 tetap, biaya variabel, serta biaya investasi. Dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa biaya
total selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Rata-rata biaya total per tahun selama periode 2008-2012 sebesar Rp 33 324 juta dengan laju pertumbuhan
17 persen per tahun. Dari Gambar 11 dapat diperhatikan bahwa biaya total cenderung memiliki pola fluktuasi yang hampir sama dengan biaya tetap.
Sumber: Data primer, diolah 2012
Gambar 11.Grafik Biaya Pengelolaan Air Bersih PDAM Menang Mataram
Model persamaan biaya total total cost pengelolaan air PDAM Menang Mataram dibangun oleh variabel jumlah air yang di produksi Q. Model yang
digunakan adalah model double-log yang merupakan hasil modifikasi dari fungsi Cobb-Douglass. Hasil pendugaan fungsi biaya pengelolaan air total disajikan
dalam Tabel 11 berikut.
Tabel 11. Hasil Regresi Biaya Pengelolaan Air PDAM Menang Mataram
Definisi Coefficients
P-value Keterangan
Intercept -5,255
0,080088439 LnProdAir
Produksi Air 1,829
2,73462E-12 Signifikan
R-Square 0,627089511
Adj R-Square 0,6196313
Sumber: Penulis, diolah 2012
0.00 500.00
1000.00 1500.00
2000.00 2500.00
3000.00 3500.00
4000.00 4500.00
200 8
200 9
201 201
1 201
2
B ia
y a
Ju ta
R u
p ia
h
Biaya Tetap Biaya Variabel
Biaya investasi Biaya Total
69 Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa model yang
dihasilkan dalam penelitian inisecara ekonomi dapat diterima economically meaningful
karena menghasilkan tanda sesuai dengan prediksi ilmu ekonomi yaitu bertanda positif bagi parameter X yang berarti biaya produksi secara positif
dipengaruhi oleh jumlah air yang diproduksi. Namun hal yang diluar perkiraan adalah nilai parameter tersebut relatif besar yaitu 1,8 yang berarti bahwa
peningkatan produksi air sebesar 1 persen akan diikuti oleh peningkatan biaya total produksi sebesar 1,8 persen. Fenomena ini kemungkinan disebabkan oleh
besarnya biaya tetap yang terkandung dalam biaya total yang sulit dipisahkan dari biaya variable karena pembukuan perusahaan umumnya berdasarkan standar
akuntasi. Seperti karakteristik perusahaan monopoli alamiah pada umumnya, PDAM Menang Mataram juga dicirikan oleh tingginya komponen biaya tetap
sehingga menyebabkan nilai parameter tersebut relatif tinggi. Sementara itu berdasarkan kriteria statistik, model yang digunakan cukup
memuaskan karena parameter yang diperoleh signifikan pada tarafnyata 1 persen dan nilai R
2
yang dihasilkan relatif tinggi yakni sebesar 62,7 persen. Nilai tersebut memiliki arti bahwa keragaman biaya total pengelolaan bersih PDAM
Menang Mataram dapat dijelaskan oleh variabel bebas dalam model sebesar 62,7 persen dan sisanya sebesar 37,3 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar
model. Pemeriksaan asumsi normalitas sisaan menyebar normal dilakukan dengan melihat grafik sebaran data. Dari grafik pada Lampiran 5 diperoleh hasil bahwa
data menyebar normal dan mendekati garis normal atau membentuk garis normal sehingga dapat dikatakan bahwa data menyebar normal. Dalam model, tidak
ditemukan adanya indikasi multikolinearitas karena dengan nilai R
2
yang cukup
70 tinggi, variabel berpengaruh nyata terhadap model. Pengujian terhadap
multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF variabel penjelas bernilai kurang dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam model.Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antar error dalam model yang diperoleh. Uji DW Durbin
Watson test dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam
model. Nilai statistik DW diperoleh sebesar 1,270 berada dibawah nilai dL yakni 1,503 mengindikasikan terdapat autokorelasi positif dalam model. Fenomena ini
sangat umum ditemukan pada penggunaan data time series Gujarati, 1995 karena data ekonomi tidak terlepas dari pengaruh growth dan cyclical. Namun
seperti dikatakan Koutsoyiannis 1977 parameter yang diperoleh tetap unbiased hanya saja ia tidak lagi efisien karena variance error yang diperoleh tidak
minimal. Adanya autokorelasi tersebut merupakan salah satu kelemahan dari penelitian ini.Upaya untuk mengatasi persoalan autokorelasi ini telah dilakukan
seperti menyertakan lag dari variabel independen namun hasil yang diperoleh justru merubah makna ekonominya yang lebih utama.Oleh karena itu, hasil ini
tetap digunakan karena merupakan model terbaik yang telah dicoba. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
error mempunyai varians yang sama atau tidak dari pengamatan satu ke
pengamatan lain. Untuk menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikasi korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independen
dengan residualnya. Pada lampiran dapat dilihat bahwa nilai signifikan masing- masing variabel berada diatas nilai α sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model.
71 Fungsi marginal cost merupakan suatu fungsi yang menghubungkan
antara biaya marginal yakni biaya yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan tambahan output dengan jumlah output yang dihasilkan. Fungsi Marginal
Cost diperoleh melalui diferensiasi fungsi biaya pengelolaan air total PDAM
Menang Mataram melalui perhitungan berikut. TC = 0,005221 . Q
1,828
MC= dTCdQ = 1,828 x 0,005221 x Q
0,828
MC = 0,009544 . Q
0,828
Ln MC = -4,652 + 0,828 LnQ Fungsi average cost merupakan suatu fungsi yang menghubungkan antara
biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output dengan jumlah output yang dihasilkan. Fungsi Average Cost diperoleh dengan membagi
fungsi biaya pengelolaan air total PDAM Menang Mataram dengan jumlah produk Q yang dihasilkan seperti pada perhitungan dibawah ini.
TC = 0,005221 . Q
1,828
�� = 0,005221 . Q
1,828
� AC = 0,005221 . Q
0,828
Seiring dengan adanya peningkatan jumlah pelanggan, skala usaha PDAM Menang Mataram pun turut meningkat. Namun, hal ini tidak diikuti dengan
terjadinya penurunan biaya produksi. Hal ini disebabkan oleh besarnya komponen biaya tetap yang terus meningkat tiap tahunnya dikarenakan peningkatan jumlah
pelanggan dan tingginya inflasi. Oleh karena itu, struktur biaya PDAM Menang Mataram masih berada pada kondisi rising marginal and average cost.
72
6.3 Fungsi Permintaan Air PDAM