Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

21 pertimbangan distribusi yang lebih banyak, maka penentuan harga terbaik adalah pada harga yang diambil atas dasar biaya rata-rata AC pricing yang menyebabkan perusahaan tidak akan mendapat keuntungan, namun seluruh biaya produksi tetap terpenuhi.

2.7 Penelitian Terdahulu

Sudrajat 1997 melakukan penelitian mengenai pengelolaan air PDAM di Kotamadya Pontianak. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui kondisi biaya-biaya produksi yang mempengaruhi PDAM sebagai suatu unit usaha. Alat analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah analisis biaya variabel total TVC, biaya variabel rata-rata AVC dan biaya marjinal MC. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis kebijakan tarif air PDAM yang akan dianalisis menggunakan analisis permintaan atau konsumsi air PDAM dengan menggunakan fungsi double log dan analisis keinginan membayar konsumen dengan cara menghitung keinginan dan kemampuan untuk membeli willingness to pay. Hasil penelitian Sudrajat menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik biaya, dengan semakin meningkatnya produksi perusahaan, biaya variabel rata-rata dan biaya marginal semakin menurun sehingga terjadi eksternalitas teknis pada pengelolaan air PDAM Kotamadya Pontianak. Pada umumnya, pelanggan PDAM adalah golongan masyarakat dengan pendapatan lebih tinggi, sehingga semakin tinggi volume bak mandi yang dimiliki maka akan semakin tinggi konsumsi PDAM per kapita. Hal tersebut dikarenakan pemilik bak cenderung menggunakan baknya untuk menampung air PDAM dibanding menampung air hujan. Hasil penelitian 22 yang overestimated ini menunjukan bahwa sumberdaya air PDAM sudah memiliki nilai tinggi di tangan konsumen. Perhitungan harga pokok air menggunakan metode pembagian yaitu membagi keseluruhan biaya produksi dengan banyaknya air PDAM yang terjual. Penetapan tarif air minum didasarkan pada kemampuan membayar dan konsep increasing block tariff. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa rumah tangga memiliki respon bahwa air PDAM memiliki nilai yang tinggi. Adapun hasil pendugaan terhadap permintaan air PDAM oleh pelanggan rumah tangga dengan menggunakan analisis regresi menunjukan bahwa konsumsi air PDAM oleh golongan rumah tangga dipengaruhi oleh harga riil air PDAM, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, lama berlangganan air, penilaian kualitas air PDAM, golongan pelanggan dan kepemilikan sumber lain sebagai alternatif. Penelitian lainnya oleh Kusuma 2006 melakukan penelitian mengenai pengelolaan air dan kebijakan tarif air di Kota Madiun. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tarif dan mengestimasi variabel-variabel yang mempengaruhi fungsi biaya pengelolaan air bersih dengan menggunakan regresi linier berganda dan analisis penetapan tarif dengan marginal cost pricing dan variasi tarif serta melihat penyesuaian tarif air dengan melihat perhitungan laba rugi dari PDAM. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa hasil analisis model biaya pengelolaan air PDAM Madiun dari tahun 1995-2005 menunjukkan bahwa baik biaya variabel, biaya investasi maupun jumlah produksi air berpengaruh nyata dengan arah yang positif terhadap total biaya pengelolaan air PDAM dan penetapan tarif air baik secara ekonomi maupun finansial telah dapat memberikan 23 susunan tarif yang sesuai dengan kondisi masyarakat telah mencapai kondisi full cost recovery. Esanawati 2009 melakukan penelitian mengenai fungsi produksi, penetapan tarif dan alokasi air minum yang efisien di PDAM Tirta Patriot, Kota Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air dan memproyeksikan pengembangan kapasitas produksi PDAM Tirta Patriot sepuluh tahun yang akan datang dengan menggunakan metode pemulusan dengan teknik eksponensial ganda yang dilakukan dengan analisis kapasitas produksi, analisis deskriptif juga melihat analisis pola pengelolaan sumberdaya air. Hasil penelitian Esanawati menunjukkan bahwa tingkat kekeruhan air baku berpengaruh nyata dan negatif, penggunaan tarif yang berlaku belum memenuhi besaran tarif dasar dengan mekanisme biaya pemulihan penuh sebesar Rp. 2.239m 3 kemudian proyeksi produksi air dengan model ARIMA 2,1,0, tren produksi air yang meningkat dari tahun ke tahun dengan menggunakan teknik pemulusan data eksponensial ganda menunjukkan hasil yang berfluktuatif yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Fadillah 2011 melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi pengelolaan sumberdaya air pada instalasi pengolahan air di PDAM Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengidentifikasi pengelolaan sumberdaya air, biaya produksi air, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi air, serta harga pokok air bersih berdasarkan instalasi pengolahan air di PDAM Bekasi. Hasil yang didapat menyatakan bahwa air baku, air produksi, penggunaan bahan kimia, dan penggunaan daya listrik berpengaruh nyata terhadap fungsi produksi air. Sedangkan biaya instalasi dan produksi air diketahui berpengaruh 24 nyata terhadap fungsi biaya produksi air. Laju pertumbuhan marginal cost dan average cost diketahui bernilai positif setiap tahunnya dan berbeda-beda untuk setiap cabang instalasi pengolahan air. Penetapan harga air PDAM berdasarkan marginal cost pricing sudah dapat mencapai kondisi tertutupinya seluruh biaya pengelolaan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM 3.1.1 Biaya Produksi Air PDAM Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk berupa air bersih. Suparmoko 1995 menyatakan bahwa biaya produksi air bervariasi pada tiga dimensi yaitu jumlah pelanggan, kapasitas untuk menyediakan dalam arti kapasitas yang berbeda-beda untuk melayani daerah yang berbeda-beda dan jarak pengiriman atau penyerahan air ke tempat pemakai. Atas dasar klasifikasi tersebut, biaya produksi air dibagi ke dalam biaya kapasitas, biaya langganan dan biaya penyerahan. Biaya kapasitas berkaitan dengan ukuran perusahaan seperti instalasi pengolahan air minum. Biaya langganan berkaitan dengan jumlah dan penyebaran para pelanggan yang meliputi biaya penagihan, biaya meteran, dan biaya pelayanan atau perbaikan-perbaikan nama pada rekening serta biaya untuk membaca meteran dan rekening. Biaya penyerahan berkaitan dengan volume pengiriman air sepeti biaya transport dan biaya penyaluran. Komponen biaya produksi pengelolaan air PDAM adalah biaya pengadaan bahan baku, biaya pengolahan, biaya transmisi, biaya distribusi, biaya umum, biaya administrasi, biaya penyusutan dan biaya amortisasi instalasi non pabrik 1 . Salah satu maksimisasi keuntungan produsenperusahaan adalah dengan minimisasi biaya produksi. Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual secara akuntansi perusahaan untuk penggunaan sumber daya dalam proses produksi. 1 Surat Keputusan menteri Dalam Negeri No 690-069 tanggal 28 Januari 1999