57
3. Penetapan biaya program Pembinaan
Penetapan biaya program pembinaan ada yang dilakukan oleh pihak Lativi yang ada di karantina seperti pembiayaan program
educational Field Trips , transportasi yang dilakukan para dai untuk ke
sekolah serta pembiayaan untuk kesehatan mereka seperti pergi ke dokter, pembelian obat-obatan, vitamin dan makan para dacil, orang tua serta
pembimbing. Dan ada juga pembiayaan yang dilakukan oleh pembimbing, seperti pembelian alat-alat penunjang pembinaan seperti buku-buku,
perlengkapan sekolah, pensil warna, buku gambar, dan berbagai macam alat permainan.
8
4. Proses Manajemen Program Pembinaannya
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
9
Dan manajemen yang baik adalah apabila setiap unsur yang ada dapat dijalankan dengan baik dalam sebuah
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam karantina Pildacil ini adalah terbentuknya karakter
para dacil yang menunjukkan bahwa mereka adalah para dacil yang memang benar-benar da’i yang bisa berdakwah bukan Cuma bisa
menyampaikan kata-kata yang sudah terkonsep dengan baik dalam naskah ceramah mereka tetapi memang mereka punya kemampuan yang baik
8
Wawancara dengan Kepala Sekolah Pildacil, M Ilham Sembodo, Jakarta, November 2007.
9
James A.F. Stoner, Management, Prentice Hall International, Inc., Eng-jewood Cliffs, New York, 1982, h. 8
58
dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah karena terpancar dari dalam diri mereka serta mereka dapat dengan baik tampil dalam penampilan
mereka di layar televisi. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dalam pembinaan Pildacil ini adalah :
a. Perencanaan Program Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada
organisasi tujuan-tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu.
10
Untuk mencapai tujuan tersebut maka harus ada sebuah perencanan yang matang dalam menentukan program apa saja yang
bisa membuat tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud, dalam pembuatan program pembinaan para dai pada karantina Pildacil V ini
ada beberapa program yang memang sudah pernah dilakukan pada pildacil-pildacil sebelumnya seperti pelatihan konsep diri,
pembentukan 20 karakter, educational field trips, comunities servis learning, tour preformance
, pelajaran sekolah serta program ibadah namun belum berjalan baik dalam pengorganisasiannya dikarenakan
karantina hanya berjalan selama 2 bulan jadi waktu yang ada selama karantina hanya terkuras untuk memperbaiki kualitas ceramah mereka
saja hingga hampir tidak ada waktu untuk membahas serta memberikan program yang dapat meningkatkan kualitas mereka secara
ibadah maupun akhlak, ini sangat berbeda dengan yang di alami pada Pildacil V, pada Pildacil V karantina berjalan selama 4 bulan penuh
10
T. Hani Handoko, Manajemen Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1998, Cet. Ke-13, h.23
59
maka program yang belum berjalan maksimal pada pildacil sebelumnya karena kendala waktu dimasukkan kembali dalam
program Pildacil V dan ditambah program untuk orang tua serta program temu tokoh yang sangat diharapkan dapat membantu proses
pembinaan yang dijalankan pada karantina, penyusunan program dilakukan oleh kepala sekolah pildacil atau bisa juga disebut sebagai
manajer, secara umum ”manajer” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung jawab atas bawahan dan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya.
11
Penyusunan program dilakukan oleh manajer atau kepala sekolah Pildacil berdasarkan pengalaman-pengalaman pada
Pildacil-pildacil sebelumnya, karena ketika perekrutan awal para pembimbing, program yang ada telah disusun oleh kepala sekolah
Pildacil dan dimasukkan ke dalam modul Pildacil 5 interaktif, jadi ketika para pembimbing telah terekrut, para pembimbing tinggal
menjalankan program yang telah disusun serta melakukan upaya-upaya yang harus dilakukan dalam penerapan program yang ada hingga
dapat berjalan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah 1 penentuan sumber daya-sumber
daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, 2 perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau
kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah
11
ibid, h. 17
60
tujuan, 3 penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, 4 pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.
12
Berdasarkan teori yang ada di atas pengorganisasian yang ada pada karantina Pildacil 5 adalah setelah manajer atau kepala sekolah
menetapkan program yang sesuai berdasarkan tujuan maka kepala sekolah menentukan siapa yang akan menjadi koordinator dalam
masing-masing program dari persoalan ibadah harian siapa yang akan menjadi imam dalam sholat, kultum dan bedah ayat, penentuan yang
menjadi koordinator dalam pelatihan konsep diri, hingga yang menjadi kakak asuh untuk masing-masing anak ini dilakukan pada pembinaan
karantina karena untuk memudahkan para pembimbing untuk membaca karakter anak dan agar para pembimbing dapat fokus dalam
memantau para dacil dari segi ibadah, psikologi, maupun dalam hal pembentukan karakter. Masing-masing pembimbing diberikan
kewenangan untuk menggali potensi yang ada dalam diri masing- masing anak yang menjadi tanggung jawab dari masing-masing
pembimbing, hingga dari hasil menggali tersebut dapat diketahui karakter anak setelah diketahui karakter masing-masing anak itu akan
lebih memudahkan pembimbing untuk menemukan cara yang efektif untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam proses pencapaian
12
Ibid, h. 24
61
tujuan pembinaan, dan tentunya ini semua sudah sangat sesuai dengan teori pengorganisasian yang ada menurut penulis.
c. Pengarahan Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun,
langkah berikutnya adalah menugaskan para karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini melibatkan kualitas,
gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan pemimpin seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.
13
Dalam hal pengarahan kepala sekolah Pildacil sangat membantu para pembimbing untuk
menentukan sikap dan bertindak dalam membina para dacil, dalam setiap evaluasi yang dilakukan para pembimbing, kepala sekolah
pildacil selalu memberikan masukan-masukan tentang pola pembinaan yang efektif serta penanganan anak-anak yang baik apabila para
pembimbing merasa kesulitan dalam menangani anak didiknya, dalam fungsi ini kepala sekolah pildacil dan para pembimbing selalu
mendiskusikan permasalahan yang ada selama proses karantina dan langsung menentukan solusi yang tepat sehingga permasalahan yang
timbul tidak terlalu berlarut-larut dan bisa segera diatasi, selain memberikan arahan yang baik guna mencapai tujuan yang diinginkan,
kepala sekolah juga selalu memberika motivasi kepada para pembimbing baik pada saat evaluasi berlangsung maupun secara
personal.
13
Ibid, h. 25
62
d. Pengawasan Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi
pengawasan controling, atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
14
Dalam fungsi ini karantina juga menerapkan fungsi pengawasan melalui evaluasi yang diadakan setiap
senin malam, namun itu bukan hari yang mutlak dalam mengadakan evaluasi, evaluasi pada karantina dapat dilakukan juga pada saat-saat
yang diperlukan misalnya pada saat latihan menghafal naskah dan apabila ada permasalahan mendadak yang menuntut para pembimbing
untuk segera mengadakan evaluasi. Akhirnya dari hasil analisis yang penulis lakukan berdasarkan
teori yang ada digabungkan dengan kenyataan yang ada di lapangan penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen yang
dilakukan pada karantina Pildacil 5 sudah sangat baik, dikarenakan karantina sudah sangat menerapkan manajemen berdasarkan teori yang
ada, dari mulai perencanaan sampai pada pengawasan.
5. Evaluasi program