di dunia ini. Oleh karena itu kedudukan da’i di tengah masyarakat menduduki kedudukan yang penting, ia adalah seorang pemuka pelopor
yang selalu diteladani oleh masyarakat sekitarnya, ia adalah seorang pemimpin di tengah masyarakat walaupun tak pernah dinobatkan secara
resmi sebagai pemimpin. Itulah sebabnya sebagai da’i harus sadar bahwa tingkah lakunya selalu dijadikan tolak ukur masyarakat.
21
Sedangkan Cilik berarti kecil,
22
kecil adalah kurang besar keadaanya daripada biasa,
23
sedangkan anak adalah manusia yang masih kecil.
24
Pada umumnya anak kecil adalah mereka yang berada pada usia dini yaitu usia pra sekolah hingga usia pendidikan sekolah dasar yaitu
berkisar antara 3tiga sampai 12dua belas tahun. Setelah mengetahui arti dari kedua kata tersebut penulis dapat
menyimpulkan bahwa Da’i cilik adalah seorang anak kecil atau anak yang masuk dalam usia sekolah yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk mengajak, mengundang, menyeru manusia bukan hanya dari kalangan umur anak-anak saja tetapi juga usia remaja dan orang dewasa
kepada kebaikan dan menyuruh kita untuk menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah SWT agar manusia mau melaksanakan ajaran-ajaran
Allah SWT.
3. Sistem Pembinaan Karantina Pildacil
a. Pembina
21
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah Surabaya: Usaha Nasional, 1994, Cet Ke-1.
22
Pusat pembinaan dan pengembangan Bahsa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus umum Bahasa Indonesia
Jakarta :Balai Pustaka, 1986, cet.ke-IX, h. 205.
23
Ibid. h. 457.
24
Ibid. h. 39.
Pembina atau murobbi adalah seorang da’i, ia bisa bertindak sebagai qiyadah pemimpin, ustadz guru, walid orang tua, dan
Shohabah sahabat bagi sang mad’u. Peran yang multi fungsi ini yang menyebabkan seorang pembina atau murobbi perlu memiliki berbagai
keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul.
25
Pembina juga adalah orang yang memberi materi untuk mengajak kepada kebaikan, untuk itu harus orang-orang yang mempunyai
kemampuan berdakwah dengan memahami unsur-unsur dakwah. Dan dalam buku Ilmu Pendididkan Islam, pendidik atau pembina
merupakan orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Atau dengan
kata lain, pendidik adalah orang yang lebih dewasa yang mampu membawa peserta didik ke arah kedewasaan.
26
b. Terbina mad’u atau peserta didik Orang yang menjadi objek dakwah, orang yang masih belum
mengenal islam secara baik, orang yang mempunyai kemauan untuk memperbaiki diri dan orang yang belum masuk islam maupun orang
yang sudah masuk islam. Mad’u atau peserta didik dapat juga diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
27
25
Satria Hadi Lubis, Menjadi Murobbi Sukses Jakarta: Kreasi Cerdas Utama, 2002, Cet. Ke-1, h. 3.
26
Hj. Zurinal Z, Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Islam : Pengantar dan Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, Cet. Ke-1, h. 70-71.
27
Ibid, h. 69.
c. Materi Pembinaan Materi merupakan isi yang harus disampaikan dalam proses
pendidikan. Materi juga dapat diartikan segala sesuatu yang langsung diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam rangka mencapai
tujuan.
28
Secara umum materi yang diberikan dalam pembinaan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Aqidah Aqidah merupakan pondasi seorang muslim, kedudukannya sangat
sentral karena aqidah menjadi asas dan sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam islam. Arti Aqidah secara
etimologis adalah ikatan, sangkutan. Dalam pengertian teknis artinya iman atau keyakinan. Aqidah islam ditentukan dengan
rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran islam.
29
2 Akhlak
Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Akhlak adalah
mutiara hidup yang membenarkan manusia dengan hewan. Perkataan akhlak adalah jamak dari kata ”khuluk” yang artinya
menurut bahasa adat kebiasaan, tabiat dan perangai. Dan menurut Ali Abdul Halim Mahmud, akhlak adalah suatu sistem yang
lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.
Karakteristik ini membentuk kerangka psikologi seseorang dan
28
Ibid, h. 74.
29
M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam Jakart : PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 199
membuatnya berperilaku sesuai dirinya dan nilai-nilai yang cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.
30
3 Ibadah Ibadah adalah hubungan dengan allah dalam melakukan kewajiban
sebagai seorang muslim. Menurut ajaran islam ibadah dibagi menjadi dua yaitu a. Ibadah khususmahdoh adalah ibadah yang
ketentuan pelaksanaannya sudah pasti ditetapkan oleh allah dan dijelaskan oleh rasulnya, misalnya ibadah shalat, puasa, zakat dan
haji b. Ibadah Umum ghairo Mahdoh adalah perbuatan yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri dan orang lain dan
dilaksanakan dengan niat karena allah misalnya : belajar, mencari nafkah, menolong orang yang susah dan sebagainya.
31
d. Metode Pembinaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan
sebagai cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem unuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
32
Sedangkan menurut M. Arifin, metode secara harfiah adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Namun
pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun metodenya menurut M. Arifin adalah :
30
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia Jakarta: Gema Insani Press, 2004, Cet. Ke-1, h. 26.
31
Ibid. h. 247
32
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-3, h. 415.
1. Wawancara Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiawaan
yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang
memerlukan bantuan. 2. Metode Group Guidance bimbingan secara berkelompok
Yaitu cara pengungkapan jiwa atau batin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah,
diskusi, dan sebagainya. Metode ini menghendaki bahwa setiap anak bimbing atau mad’u melakukan hubungan timbal balik
dengan teman-temannya dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan pembinaan pribadi.
3. Metode Non Direktif cara yang mengarahkan Metode ini dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Client Cantered yaitu pembimbing menggunakan sistem
pemancingan yang berupa satu dua pertanyaan yang terarah, dan mad’u atau anak bimbing diberi kesempatan yang seluas-
luasnya untuk menyampaikan unek-unek. b.
Educatif, yaitu cara pembimbing kepada anak bimbing untuk mengungkapkan perasaan yang menyebabkan hambatan dan
ketegangan yang diperdalam melalui pertanyaan yang motivatif dan persuasif meyakinkan.
4. Metode Psikoanalitis Penganalisaan Jiwa
Yaitu menganalisa kejiwaan melalui gejala tingkah laku baik melalui mimpi yang menyenangkan atau yang mengerikan yang
muncul pada saat tertentu dalam diri ataupun melalui tingkah laku yang kadang salah, salah yang tak disengaja atau yang tidak
disadari. Misalnya salah ucapan, salah meletakkan benda, salah tulis dan lain sebagainya.
5. Metode Direktif Metode yang Bersifat Mengarahkan
Dalam hal ini pembimbing memberikan secara langsungkepada anak bimbing, jawaban-jawaban yang diperlukan dalam
penyelesaian yang dihadapi, saran-saran diberikan kepada anak bimbing bagaimana seharusnya ia berbuat.
6. Metode Sosio Metri
Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan anak bimbing dalam hubungan kelompok.
33
e. Media atau alat pembinaan
Alat pembinaan merupakan sesuatu hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi yang memungkinkan bagi terlaksananya
pekerjaan mendidik, tetapi juga mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi yang membantu tujuan pembinaan.
34
f. Faktor Lingkungan
Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Situasi lingkungan berpengaruh pada proses dan hasil
pendidikan.Situasi lingkungan ini meliputi lingkungn fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural.
35
33
Ibid, h. 44-50.
34
Ibid, h. 74.
35
Ibid, h. 75.
40
BAB III TINJAUAN UMUM PT LATIVI MEDIA KARYA
DAN KARANTINA PILDACIL 5
A. Sejarah Berdirinya Lativi
PT. LATIVI Mediakarya yang berdiri dengan izin prinsip Deppen No. 799MPPM1999 tertanggal 25 Oktober 1999 menghadirkan LATIVI yang
dipancarkan melalui 7 kota besar di Indonesia : Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Jogyakarta,Surabaya, dan Medan.
Sebagai nuansa baru pertelevisian nasional, LATIVI hadir dengan sentuhan teknologi mutakhir untuk dinikmati oleh keluarga generasi baru.
LATIVI dirasa tepat hadir di era reformasi saat ini, karena fungsi utama televisi adalah untuk menghibur masyarakat dengan program hiburan
maupun informasi yang faktual, aktual serta ikut menyelesaikan masalah, LATIVI dirancang untuk mereka yang tidak lagi perlu keluar rumah untuk
mendapatkan hiburan dan berita yang bermanfaat. Dengan formulasi siarannya adalah 60 erisi tentang hiburan, 20 tentang berita dan 20 info
komersial.
1
B. Visi dan Misi Lativi Visi