ditawarkan memerlukan pelayanan dari karyawan perusahaan. Pelayanan yang diberikan terkadang berbentuk langsung dan tidak langsung demikian
pula, pariwisata seperti biro perjalanan, pelanggan juga memerlukan pelayanan secara langsung kata pelayanan sering kali dikaitkan dengan
kepuasan pelanggan adalah merupakan tujuan utama dalam perusahaan karena tanpa pelanggan, perusahaan tidak akan ada.
9
Dari beberapa
pengertian tentang
pelayanan para
ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda satu sama lain. Diantara
para ahli yang mengemukakan pendapat tentang pelayanan yaitu sebagai berikut:
a. Menurit Philip Kottler, “Pelayanan dapat diartikan suatu aktifitas yang
bermanfaat yang diberikan oleh satu atau beberapa pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya
bersifat tidak terwujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan apapun kepada yang menerimanya.
10
b. Sedangkan menurut H. N. Casson, mendefinisikan pelayanan sebagai
tindakan-tindakan yang dinyatakan atau dikerjakan untuk menyengkan, memberi petunjuk atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan
c. tujuan atau menciptakan goodwill atau nama baik serta meningkatkan
penjualan serta pendapatan.
11
9
Nina Rahmayanti, Menejemen Pelayanan PrimaYogyakarta: Graha ilmu, 2010, h.8
10
Philif Kotter, Marketing Management: Analisis Planning Implementation and Cntrol Figh Edition New Jersey
: Prentice Hall, 1994, h. 446
11
Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis Dalam Berusaha, Surabaya: Usaha Nasional, 1981, h.93
d. Menurut AS. Moenir, pelayanan adalah pemenuhan kebutuhan melalui
aktifitas orang ain yang langsung diterima, atau dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-
masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat kepuasan.
12
B. Ruang Lingkup Bimbingan Ibadah Haji
1. Bimbingan Ibadah Haji
a.
Pengertian Haji
Dalam ensiklopedia Islam, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengujungi. Ia diambil dari etimologi bahasa Arab dimana kata
haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara‟, haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-
tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat-tempat tertentu dalam definisi di
atas, selain Ka‟bah dan Mas‟a tempat sa‟i, juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah
bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Sedangkan amal ibadah tertentu ialah tawaf,
sa‟i, wukuf, mabit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.
13
12
A. S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet ke-4, h. 17
13
Direktorat Jenderal Haji Kementerian Agama, Dinamika dan Prespektif Haji Indonesia. Jakarta: Kemenag RI, 2010, h.87
Haji adalah berkunjung ke Baitullah Ka‟bah untuk melakukan
beberapa amalan antara lain: Wukuf, Mabit, Tawaf, Sa‟I dan amlan lainnya pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan
mengharapkan ridha-Nya.
14
b. Pengertian Ibadah Haji
Berdasarkan Perspektif Teologis Ibadah haji adalah penegasan total ma
kna “meng-esakan” Allah. Para jamaah haji disunahkan untuk mengucapkan kalimat talbiyah Labbaikallahumma Labbaik dan tahlil
Laa Ilaha Illallah sebagai deklarasi sikap dan penyerahan diri kepada Allah Yang Maha Esa. Dalam ibadah haji keyakinan akan ke-esaan
Allah. Diungkapkan dalam semua aktifitas yang mungkin dilakukan manusia, mulai dari gerakan hati, ucapan lisan, prilaku tubuh dan
pengorbanan harta. Ibadah Haji berdasarkan perspektif sosiologis adalah mengajarkan bagaimana seeseorang muslim melakukan
aktifitas kolektif secara baik. Ibadah haji adalah kegiatan yang selalu dilakukan dalam suasana kebersamaan. Tidak ada kegiatan haji yang
bisa dilakukan dalam kesendirian, semuanya dilakukan secara terbuka dan bersama orang lain.
Kegiatan tuntunan manasik dan pengetahuan tentang perjalanan haji sesuai pedoman yang ditetapkan Departemen Agama.
15
Bentuk tuntunan atau pentujuk kepada calon jamaah haji tentang cara
14
Tuntunan Praktis Manasik Haji dan Umrah, Kementerian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah Jakarta h.89-95
15
DR.H. Sumuran Harahap , Kamus Istilah Haji dan Umrah, Jakarta: Mitra Abadi Press 2008, h.127