UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fishtail swordfern
Aspidium biserratum var. furcans
Aspidium gibbosum
Nephrolepis davallioides var. furcans
Nephrolepis biserrata var. furcans
Tectaria falcata
2.5.3 Deskripsi
Nephrolepis falcata memiliki stolon yang menyebar dengan ketebalan 1-1,5 mm. Memiliki cabang dengan sudut sempit. Pada paku dengan spesies
ini jarang ditemukan sisik yang terdapat pada stolon. Panjang daun + 65-200 cm, lebar + 7-10 cm. Pinnae pada bagian tengahnya melengkung sampai
berbentuk bulan sabit. Sisik yang terdapat pada lamina berbeda-beda, dapat tersebar pada seluruh pemukaan daun, ada pula yang hanya tersebar pada
titik tertentu. Sorus atau kantung spora berbetuk bulat menyerupai bitnik hitam, marginal membentuk 19-29 pasang pinnae yang berfungsi dalam
fertilisasi. Memiliki indusium berbetuk ginjal Hovenkamp Miyamoto 2005.
2.5.4 Distribusi dan Habitat Nephrolepis falcata
Tumbuhan paku spesies Nephrolepis falcata dilaporkan tersebar dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan ketinggian 300-2500 m.
mudah ditemui pada daerah lembab, dibebatuan, ada pula yang menempel di pohon Hovenkamp dan Miyamoto, 2005. Tumbuhan paku ini memiliki
penyebaran yang relative cepat. Penyebarannya dapat ditukan di hutan tropis Amerika terutama Florida dan Hawai, Filipina, tersebar di wilayah Asia, juga
di daerah perairan seperti Australia dan Papua nugini Wunderlin dan Hansen, 2000; Wilson, 2002.
2.5.5 Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi
Telah dilakukan penelitian sebelumnya yang mempublikasikan kandungan kimia dan aktivitas biologi Nephrolepis falcata. Hasil uji aktivitas
tumbuhan paku menunjukan, Nephrolepis falcata memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antiinflamasi, dengan kandungan kimia antara lain senyawa
fenolat dan flavonoid Komala, 2015. Table 2.2 Skrining Fitokimia Ekstrak Nephrolepis falcata
No Kandungan Kimia
Nephrolepis falcata MeOH
EtOAc 1
Alkaloid -
- 2
Flavonoid +
+ 3
Triterpenoid -
+ 4
Steroid -
- 5
Fenol +
- 6
Saponin +
- Komala, 2015
2.6 Antioksidan dan Radikal Bebas
Antioksidan merupakan suatu zat yang berperan dalam perlindungan terhadap sel-sel tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh molekul tidak
stabil yakni radikal bebas dengan cara berinteraksi dan menstabilkan radikal bebas sehingga mencegah terjadinya kerusakan sel. Antioksidan adalah
molekul yang dapat mencegah ataupun memperlambat oksidasi molekul lain. Oksigen merupakan suatu atom sangat reaktif yang berpotensi merusak
molekul atau disebut radikal bebas. Radikal bebas mampu menyerang sel-sel tubuh normal, menyebabkan sel berubah struktur maupun fungsinya dan
merupakan faktor utama penyebab penuaan, dan timbulnya penyakit degeneratif seperti kanker Sies, 1997.