Ekstraksi tanaman Nephrolepis Falcata Rancangan Formula Krim Ekstrak Etanol

agar dapat menyatakan kestabilan sediaan krim pada hari ke-0 dan hari ke-21 secara kimia. Hasil absorbansi dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam formula krim terdapat senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan yaitu vit E, namun dalam pengukuran ini krim vit E dijadikan sebagai blanko sehingga dapat dilihat perbandingan persen inhibisi dalam sediaan krim dengan vit E saja. Selain itu digunakan juga vit C pro-analisis sebagai blanko positif. Perolehan nilai persen inhibisi dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Rata-rata Persen Inhibisi Krim Ekstrak Nephrolepis falcata Krim Konsentrasi Rata – rata persen inhibisi Blanko Uji ke- 1 Uji ke- 22 Vit C F1 200 ppm 63,88 + 0,008 87,26 + 0,052 69,59 + 0,002 97,9 + 0,002 F2 61,99 + 0,005 80,35 + 0,026 64,41 + 0,007 F3 58,95 + 0,004 74,02 + 0,020 69,39 + 0,022 Keterangan : blanko = basis krim tanpa ekstrak -nilai persen inhibisi diatas merupakan nilai rata-rata dari tiga kali replikasi + SD Hasil rata-rata perhitungan persen inhibisi dari blanko menunjukan adanya potensi antioksidan krim F1 sebesar 63,88, F2 sebesar 61,99, F3 sebesar 58,95, adanya potensi antioksidan dikarenakan adanya penambahan vit E pada basis krim, penambahan vit E dilakukan akibat adanya perubahan warna yang terjadi selama proses penyimpanan, keadaan tersebut tidak baik dilihat dari nilai estetika. Dari data hasil pengamatan menunjukan sediaan krim F1, F2, F3 memiliki persen inhibisi 87,26, 80,35, 74,02 secara berturut – turut pada hari ke-0. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ekstrak tumbuhan paku Nephrolepis falcata memiliki kandungan salah satunya senyawa flavonoid pada Tabel 2.2. Sifat antioksidan dari flavonoid berasal dari kemampuan untuk mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas. Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang menghambat reaksi oksidasi. Flavonoid bertindak sebagai penampung radikal hidroksi dan superhidroksi, sehingga dapat melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Semakin banyak subtitusi gugus hidroksi pada flavonoid, maka aktivitas antiradikalnya semakin besar Yuhernita, 2011. Ketiga sediaan krim mengalami penurunan setelah penyimpanan selama 21 hari, sediaan krim F1 mengalami penurunan persen inhibisi sebesar 17,67, F2 mengalami penurunan sebesar 15,94, F3 mengalami penurunan sebesar 4,63, namun pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penurunan persen inhibisi krim ekstrak Nephrolepis falcata. Untuk mengetahui apakah penurunan persen inhibisi yang terjadi selama penyimpanan hari ke-0 sampai ke-21 bermakna atau tidak maka dilakukan uji statistik menggunakan paired sample T -test . Pemilihan uji ini berdasarkan varian yang diuji homogen, data terdistribusi normal, dan jenis data yang dihubungkan numerik dan kategori Hastono, 2007. Hasil pengukuran dengan uji paired sample T -test ini yaitu data terdistribusi normal, homogen, dan H ≠ 0 ditolak. Hasil analisis statistik T –test terhadap penurunan persen inhibisi pada masing – masing sediaan krim menunjukan krim F2 dan F1 memiliki penurunan yang persen inhibisi bermakna dengan P 0,05 sedangkan krim F3 menunjukan penurunan persen inhibisi yang tidak signifikan dengan nilai P 0,05. Hasil data uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 12.