2.3.3.6 Asam Stearat
Berbentuk padatan Kristal berwarna putih atau sedikit kuning, mengkilat, praktis tidak larut air, berfungsi sebagai emulsifying agent Rowe,
et al., 2009.
2.3.3.7 Aquadest
Aquadest merupakan air murni yang diperoleh dengan penyulingan. Perolehan air murni yaitu dengan cara penyulingan, pertukaran ion, osmosis
terbalik atau cair lain yang sesuai. Air murni bebas dari kotoran dan mikroba dibanding dengan air biasa. Air murni banyak digunakan dalam bentuk-
bentuk sediaan yang mengandung air, kecuali dimaksud untuk pemberian parenteral Ansel, 1989.
2.3.4 Stabilitas Emulsi
Emulsi terdiri atas dua cairan berupa tetesan kecil atau droplet yang tidak bercampur. Emulsi diklasifikasikan menjadi dua jenis; emulsi minyak
dalam air OW dimana tetesan minyak terdispersi dalam media air, emulsi air dalam minyak WO dimana tetesan air terdispersi dalam media minyak
Dalgleish, 2006. Berdasarkan ukuran droplet, emulsi dibedakan menjadi 3
jenis: Tabel 2.1 Tipe Emulsi
Jenis Emulsi Ukuran Droplet
Makroemulsi tipe OW dan WO 0.1
–5 m Nanoemulsi
20 –100nm
Mikroemulsi 5
–50nm Wiley, 2013
2.3.4.1 Kriming dan Sedimentasi
Kriming dan sedimentasi merupakan perubahan ketidakstabilan emulsi yang dapat terlihat secara kasat mata, ditandai dengan warna keputihan yang
berkumpul di lapisan atas emulsi ataupun terdapat dilapisan bawah yang disebut sedimentasi Pichot, 2010. Proses ini terjadi akbit gaya gravitasi dan
sentrifugal, gradient konsentrasi akan menumpuk pada lapisan atas emulsi karena droplet bergerak naik jika densitasnya lebih rendah dari medium
pendispersi. Gradient konsentrasi akan menumpuk bergerak ke lapisan bawah sediaan jika densitas droplet lebih besar dibanding medium
Wiley, 2013.
2.3.4.2 Flokulasi
Metode termudah untuk mengamati flokulasi droplet dengan menggunakan mikroskop. Flokulasi adalah efek antagonis dalam stabilitas
emulsi. Proses flokulasi terbentuk akibat gaya tarik vander walls, menyebabkan agregasi droplet tanpa perubahan ukuran droplet. Pembentukan
droplet flokulasi mempengaruhi laju kriming sediaan. Dalam emulsi encer, interaksi antar droplet hanya sedikit atau tidak terjadi sama sekali sehingga
cenderung meningkatkan laju kriming karena dentitas media yang lebih kecil dibanding droplet menyebabkan droplet berkumpul di lapisan atas. Adanya
flokulasi dapat meningkatkan viskositas sediaan emulsi Pichot, 2010.
2.3.4.3 Koalesen
Koalesen merupakan bergabungnya dua droplet atau lebih membentuk satu kesatuan menjadi lebih besar, sehingga terbentuk lapisan minyak
dibagian atas emulsi. Hal tersebut terjadi akibat adanya penipisan atau pecahnya lapisan film antar droplet sehingga terbentuk kesatuan antar droplet
Wiley, 2013.
2.4 Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki keaneka ragaman tinggi dan merupakan vegetasi yang lebih mudah ditemui di daerah dataran tinggi. Secara ekologis