UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kemudian dilakukan pengeringan tanpa terkena sinar matahari secara langsung hanya dikering anginkan dalam suhu ruangan, setelah itu dilakukan
sortasi kering untuk memisahkan kotoran atau benda asing yang masih tertinggal, simplisia di haluskan dengan cara di blender sampai menjadi
serbuk kering. Selanjutnya serbuk kering ditimbang menggunakan timbangan analitik Kristiana, 2012.
3.3.2 Ekstraksi tanaman Nephrolepis Falcata
Serbuk kering tanaman paku Nephrolepis falcata dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70, serbuk kering dimaserasi dengan pelarut
etanol selama 4 × 24 jam, penambahan etanol dilaukan sampai simplisia terendam dan berada 5-10 cm diatasnya. Hasil maserasi selanjutnya disaring
menggunakan kapas lalu di filtrasi menggunakan kertas saring. Dilakukan beberapa kali hingga berwarna jernih. Filtrat yang diperoleh dipekatkan
dengan menggunakan vaccum rotary evaporator, selanjutnya dihitung untuk mengetahui hasil rendemennya:
3.3.3 Rancangan Formula Krim Ekstrak Etanol
Nephrolepis falcata
Tabel 3.1 Formula Krim Ekstrak Etanol Nephrolepis falcata
Sharon et al., 2013, dengan modifikasi
Bahan Konsentrasi
F1 F2
F3
Ekstrak 0,25
0,25 0,25
Setil alkohol 0,2
0,2 0,2
Asam stearat 12
13 14
Trietanolamin 2
2 2
Gliserin 10
10 10
Metil paraben 0,1
0,1 0,1
Propil paraben 0,08
0,08 0,08
Vitamin E 0,02
0,02 0,02
Aquadest Ad 100
Ad 100 Ad 100
3.3.4 Proses Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Nephrolepis falcata
Proses diawali dengan penimbangan bahan-bahan yang akan digunakan. Basis krim yang dibuat terdiri dari dua fase, yaitu fase minyak
asam stearat, setil alkohol dan fase air trietanolamin, gliserin, metil paraben, propil paraben, aquadest. Setiap fase dipanaskan hingga suhu 70º C
diatas penangas air. Fase air dipindahkan ke dalam lumpang panas dan tambahkan fase minyak, diaduk sampai dingin hingga terbentuk masa krim.
Langkah berikutnya adalah pembuatan krim dari ekstrak dengan cara mencampurkan basis krim dengan ekstrak etanol Nephrolepis falcata.
Prosedur kerja dilanjutkan dengan pengujian kelayakan sediaan krim dengan menggunakan beberapa pengujian meliputi evaluasi fisik sediaan yang
diantranya adalah uji organoleptik, uji pH sediaan, uji homogenitas, uji daya sebar, sifat alir, serta dilakukan pengujian stabilitas krim dengan metode
cycling test dan pengaruh penyimpanan suhu + 25 C dan 40
C Agral et al., 2013.
3.4 Evaluasi Fisik Sediaan Krim
3.4.1 Pengamatan Organoleptik Krim
Uji organoleptik dilakukan dengan melihat perubahan warna, bau tengik, dan adanya pemisahan fase Elya et al., 2013.
3.4.2 Pengujian Homogenitas Krim
Homogenitas dan konsistensi krim diamati dengan memeriksa ukuran partikel diatas kaca objek untuk melihat adanya partikel kasar Elya et al.,
2013.
3.4.3 Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter. Sebelumnya pH meter dikalibrasi dengan larutan standar buffer pada pH 4 dan 7 Elya et al.,
2013.