Gambar 4.3 Grafik Persen Peredaman krim selama pennyimpanan Hal ini menunjukan bahwa sediaan krim F3 lebih stabil secara kimia
dibanding krim F1 dan F2 karena penurunan persen inhibisi sebelum dan setelah penyimpanan selama 21 hari tidak menunjukan adanya penurunan
yang bermakna.
4.3 Evaluasi Krim Ekstrak
Nephrolepis falcata
Pembuatan krim dilakukan menggunakan homogenizer dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dimana pemilihan kecepatan ini
didasarkan kecepatan pengadukan yang lazim digunakan dalam pembuatan sediaan krim. Bahan aktif yang digunakan dalam krim antioksidan ini adalah
ekstrak tanaman paku spesies Nephrolepis falcata Cav. C. Chr. dengan bahan tambahannya terdiri dari setil alkohol asam stearat, trietanolamin,
gliserin, metil paraben, propil paraben, aquadest Sharon, 2013, dimana bahan ini sering digunakan dalam formulasi krim. Pada pembuatan krim,
ekstrak Nephrolepis falcata ditambahkan setelah basis krim terbentuk dan suhu basis sudah mulai menurun, dengan tujuan agar senyawa aktif
antioksidan ekstrak tidak hilang atau rusak. Fase minyak yang dipilih dalam formulasi ini adalah asam stearat dan
setil alkohol karena memiliki karakteristik pembentuk basis dan emolien yang baik dalam pembuatan krim. Emulgator yang digunakan berupa asam stearat
dan trietanolamin karena aman penggunaannya untuk kulit sehingga sering digunakan sebagai emulsifier dasar sediaan krim. Metil paraben dan propil
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
F1 F2
F3
Persentase Inhibisi Krim
hari ke-1 hari ke-21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
paraben berfungsi sebagai antimikroba. Gliserin digunakan sebagai humektan, dan vit E digunakan sebagai antioksidan untuk menunda atau mencegah
oksidasi lemak dalam krim Scalia, 2013, Wade Weller, 1994. Setelah terbentuk krim, dilakukan evaluasi fisik yang dilakukan
dengan parameter-parameter pengujian meliputi pengamatan organoleptis, pengukuran pH, homogenitas, uji daya sebar, pengukuran viskositas
konsistensi, dan uji sentrifugasi. Uji stabilitas fisik krim dilakukan penyimpanan pada suhu 40
C, suhu kamar, dan cycling test, pengamatan dilakukan pada hari ke 0 dan 21. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian
stabilitas kimia dengan melihat perubahan nilai inhibisi antioksidan dengan metode DPPH, pengamatan dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-22.
4.4 Hasil Pengamatan
Pada uji stabilitas krim ekstrak Nephrolepis falcata dilakukan pengamatan organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar, dan viskositas
pada penyimpanan suhu ruang 25 C, penyimpanan suhu 40
C, cycling test, dan uji mekanik.
4.4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis
Tabel 4.3 Pengamatan Organoleptis Krim Ekstrak Nephrolepis falcata
Krim Hari Ke-
Pengamatan
Warna Bau
Homogenitas
F1 Putih
kekuningan Tidak
berbau Homogen
21 25 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
perubahan Homogen
21 40 C
Kekuningan Tidak terjadi
perubahan Homogen
F2 Putih
kekuningan Tidak
berbau Homogen
21 25 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
Homogen