5.2.1. Deforestasi di SPTN I Taman Nasional Kutai
Data perubahan penutupan lahan SPTN I Taman Nasional Kutai menunjukkan adanya penurunan penutupan lahan hutan menjadi penutupan lahan
bukan hutan. Hal ini menunjukkan terdapat deforestasi dalam kawasan SPTN I TNK akibat adanya aktivitas masyarakat dalam kawasan. Deforestasi yang terjadi
dalam kawasan SPTN I TNK penyebab utamanya adalah pembukaan lahan hutan menjadi lahan pemukiman penduduk. Lahan pemukiman yang dibuka tidak hanya
dari penutupan lahan hutan, tetapi juga dengan mengubah penutupan lahan bukan hutan lainnya. Data deforestasi dalam kawasan SPTN I TNK disajikan dalam
Tabel 9.
Tabel 9 Perubahan penutupan lahan hutan menjadi tipe penutupan lahan lain
Tahun 2006 Tahun 2009
Penutupan Lahan Luas ha
Persentase
Hutan Hutan
13.580,88 48,85
Semak belukar 10.821,57
40,93 Badan air
25,02 0,09
Pemukiman 636,65
2,29 Lahan terbuka
1.743,13 6,27
Ladang 100,08
0,36 Tidak ada data
0,00 0,00
Jumlah 27.801,18
100,00
Berdasarkan tabel tersebut ditunjukkan bahwa perubahan penutupan lahan hutan terbesar terbesar adalah menjadi penutupan lahan semak belukar sebesar
5.821,57 ha atau 20,93 dari seluruh luasan hutan yang ada pada tahun 2006. Kemudian selanjutnya menjadi lahan terbuka, pemukiman, dan ladang, sedangkan
yang tetap merupakan penutupan lahan hutan hanya sebesar 13.580,88 ha atau 48,85 dari tahun 2006. Perubahan penutupan lahan hutan ini disebabkan adanya
perambahan hutan oleh masyarakat menjadi ladang atau lahan pertanian, namun karena kondisi lahannya yang kurang subur maka akhirnya tidak semua lahannya
diolah menjadi lahan pertanian. Lahan yang ditinggalkan oleh warga hanya menjadi lahan terbuka atau semak belukar.
Perubahan penutupan lahan hutan menjadi pemukiman terjadi sebesar 636,65 ha atau sebesar 2,29 dari tutupan lahan hutan. Deforestasi sebagian besar
terjadi di wilayah Resort Sangkima karena pertumbuhan penduduk dalam resort tersebut sangat besar.
Gambar 7 Deforestasi SPTN I TNK tahun 2006-2009.
Deforestasi terjadi hampir di seluruh kawasan SPTN I TNK, terutama di kawasan bagian selatan. Deforestasi yang terbesar terjadi pada Desa Kandolo
dengan pengurangan luas lahan hutan hingga 3.379,41 ha dari penutupan hutan tahun 2006. Deforestasi yang terjadi di desa lainnya sebesar 2.832,84 ha dalam
Desa Martadinata, sebesar 1.842,93 ha dalam Desa Teluk Pandan, sebesar 964,08 ha dalam Desa Sangkima Lama, dan sebesar 60,03 ha dalam Desa Sangkima.
Semakin ke utara deforestasi semakin berkurang, bahkan di Desa Sengatta Selatan dan Desa Singa Geweh mengalami peningkatan luas penutupan hutan sebesar
940,5 ha dan 475,38 ha. Hal ini disebabkan wilayah desa bagian utara semakin dekat dengan kantor SPTN I wilayah Sengatta, sehingga pengawasan para polisi
hutan terhadap kawasan bisa dilakukan lebih intensif.
5.2.2. Faktor Penyebab Perubahan Penutupan Lahan