5.2.2. Faktor Penyebab Perubahan Penutupan Lahan
Perubahan penutupan lahan hutan menjadi semak belukar dan lahan terbuka menunjukkan bahwa telah terjadi perambahan hutan menjadi tipe
penutupan lahan lainnya. Pada tahun 1997-1998 telah terjadi kebakaran hampir di seluruh Kalimantan setelah musim kemarau panjang akibat El Nino. Berdasarkan
data lapangan dari Integrated Forest Fire Management GTZ-IFFM saat itu, kebakaran hutan tersebut telah menghanguskan kurang lebih 90 kawasan TNK.
Namun berdasarkan data BTNK luas kawasan yang mengalami kebakaran adalah 78.713,25 ha. Saat ini kawasan bekas kebakaran tersebut telah mengalami suksesi
dengan baik di samping dilakukan proses reboisasi oleh pihak pengelola yang dibantu oleh para stakeholder TNK.
Setelah bencana kebakaran berakhir perambahan makin gencar dilakukan oleh masyarakat dalam kawasan pada bagian timur kawasan yang terletak di
sepanjang kiri-kanan jalan Bontang-Sangatta. Hal ini dilakukan karena telah terbukanya kawasan akibat kebakaran untuk dijadikan lahan pertanian dan
pemukiman. Perambahan kawasan TNK dilakukan oleh masyarakat yang tinggal dalam
kawasan TNK. Hal ini juga disebabkan oleh adanya kebijakan Pemerintah Daerah untuk melakukan pemekaran desa dalam kawasan yang sebelumnya hanya satu
desa menjadi empat desa, kemudian menjadi tujuh desa pada tahun 2005. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan lahan
yang semakin meluas, selain itu masyarakat juga membuka lahan untuk keperluan pertanian dan perladangan. Penebangan liar di dalam kawasan TNK juga
dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di dalam kawasan, pohon yang ditebang oleh warga dan pengambilalihan kawasan oleh warga bisa dilihat dalam Gambar
8. Menurut masyarakat setempat lahan dalam kawasan tidak terlalu subur, akan tetapi mereka tetap memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian karena
tidak ada pilihan lain.
Gambar 8 Illegal logging dan pengambilalihan kawasan oleh warga.
Berdasarkan hasil pendataan pihak taman nasional terdapat aktivitas perambahan yang dilakukan oleh warga masyarakat di dalam kawasan. Dari data
tersebut diketahui bahwa luas perambahan dari tahun 2000-2010 mencapai kurang dari 65 ha Gambar 11. Jumlah ini sangat jauh jika dibandingkan dengan
pengurangan penutupan lahan hutan menjadi semak belukar dan lahan terbuka lebih dari 8.000 ha akibat perambahan pada tahun 2006-2009. Dengan demikian
diduga terdapat aktivitas lainnya yang menyebabkan terjadinya pengurangan penutupan lahan hutan di kawasan TNK.
Sumber : BTNK 2010
Gambar 11 Luas perambahan oleh penduduk dalam kawasan TNK.
5.2.3. Faktor-faktor yang Memicu Perambahan