DINAMIKA KELOMPOK The Dynamics Of Community Forest Farmer Groups In Lemahduhur

58 membicarakan masalah tujuan kelompok. Ketua dan pengurus kelompok tidak mensosialisasikan tujuan yang telah ditetapkan dalam pertemuan kelompok kepada anggota yang tidak hadir dalam pertemuan. Namun ada pula beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri yang sudah merasa harapannya terpenuhi setelah menjadi anggota kelompok tani yang dimasukinya. Tujuan mereka masuk kelompok tani adalah untuk memperoleh bantuan bibit agar mereka bisa tetap berusahatani hutan rakyat. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik kelompok tani diminati oleh masyarakat. Meskipun sebagaian belum mendapatkan keuntungan secara ekonomi 2 Berdasarkan hasil pengamatan terlihat tidak adanya tujuan kelompok yang bersifat spesifik disebabkan karena tidak adanya upaya kelompok dalam merumuskan tujuan dan tidak ada penyusunan rencana kerja atau rencana kegiatan kelompok secara tertulis. Semua kegiatan kegiatan kelompok dilakukan secara spontan. YN 49 tahun ketua kelompok tani Bina Mandiri yang juga merangkap sebagai ketua RT setempat mengemukakan bahwa tidak ditetapkannya tujuan secara tertulis disebabkan oleh ketidakmampuan ketua karena rendahnya tingkat pendidikan ketua yang tidak tamat SD dan juga karena sebagian besar anggota kelompok tani yang dipimpinnya memiliki anggota yang pendidikannya rendah dan sebagian buta huruf, dan mayoritas telah berusia lanjut yaitu 50 tahun keatas . Ada beberapa keraguan anggota masyarakat yang masuk Kelompok Tani, disebabkan karena belum jelasnya tujuan kelompok yang dimasukinya. Pernyataan MS 70 tahun salah satu anggota kelompok tani yang berusia paling tua, ketika ditanyakan mengenai apakah tujuan kelompok tani Bina Mandiri, menunjukkan kearaguan tersebut. Tanggapan serupa tidak hanya ditunjukk an oleh MS, sebanyak 50 responden menyatakan hal serupa. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anggota kelompok tani tidak mengetahui tujuan kelompoknya. 3 2 Wawancara dengan MS 70 tahun :”Saya merasa senang menjadi anggota kelompok tani Bina Mandiri, karena saya bisa mendapatkan bantuan bibit sengon sehingga saya tetap bisa mengelola hutan rakyat walaupun saya tidak punya uang. Walaupun keadaan ekonomi keluarga saya belum berubah baik, tetapi saya sudah cukup puas karena keinginan saya untuk memperoleh bantuan bibit dan mengelola hutan rakyat sudah terpenuhi”. 9 maret 2011 3 Diolah dari hasil wawancara dengan YN 49 tahun ketua kelompok tani Bina Mandiri, 7 Maret 2011. . Penuturan AD50 tahun salah satu tengkulak kaya yang memiliki lahan relatif luas di kampung Nangeleng : 59 ”Saya ikut menjadi anggota kelompok tani Bina Mandiri karena diajak oleh pak YN ketua kelompok tani yang juga sebagai ketua RT. Jadi saya tidak enak kalau menolak ajakannya. Apalagi rumah saya bersebelahan dengan rumahnya. Kalau saya tolak takut beliau marah pada saya”. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa faktor rendahnya tingkat pendidikan dan usia lanjut menyebabkan rendahnya dinamika kelompok terutama unsur tujuan kelompok. Selaras dengan pernyataan ketua kelompok tani diatas menurut anggota kelompok tani Bina Mandiri selama ini belum pernah ada pertemuan khusus yang membicarakan tujuan dan rencana kegiatan kelompok. Dalam pertemuan kelompok hanya membahas mengenai bantuan program apa yang akan diberikan oleh pemerintah kepada kelompok tani Bina Mandiri 4 Melihat pernyataan ketua kelompok tani Bina Mandiri dan pernyataan- pernyataan dari beberapa anggota kelompok tani, nampak bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan tujuan dan latar belakang berdirinya kelompok yang tidak lepas sebagai bagian dari keproyekan untuk keberhasilan suatu program. Pembentukan kelompok tani Bina Mandiri dilatarbelakangi oleh adanya proyek Gerakan Rehabilitasi Lahan Gerhan dari Departemen Kehutanan. Tujuan dari program ini adalah rehabilitasi lahan kritis di wilayah pegunungan . 5 Ketidaktahuan anggota terhadap tujuan pembentukan kelompok tani disebabkan pula oleh motivasi atau alasan masing-masing anggota kelompok masuk menjadi anggota kelompok tani karena diajak oleh teman atau sekedar ikut-ikutan teman saja, ada juga karena diajak oleh pak RT yang kebetulan menjabat sebagai ketua kelompok tani Bina Mandiri, sehingga merasa tidak enak . Kelompok tani Bina Mandiri terbentuk secara top down, karena kepentingan program Gerhan dari Departemen Kehutanan pada tahun 2007. Bagi pemerintah pembentukan kelompok tani dimaksudkan untuk memudahkan pembinaan dan pelayanan dari instansi terkait kepada para petani yang berada di wilayah kerjanya. Disisi lain, bagi petani dibentuknya kelompok tani bertujuan untuk mendapatkan bantuan program. 4 Diolah dari hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 11 Maret 2011. 5 Petunjuk Teknis Pelaksanaan GRLK, Dinas pertanian dan kehutanan, 2010. 60 atau segan apabila menolak ajakannya, ataupun mereka memiliki kepentingan pribadi dengan kelompok tersebut yaitu hanya agar mendapatkan bantuan bibit dari program 6 Antusias petani desa Lemahduhur sangat tinggi jika mendapat informasi mengenai adanya bantuan program pemerintah. Hal ini yang memotivasi masuk menjadi anggota kelompok, selain itu ada keengganan untuk menolak ajakan ketua kelompok dan pengaruh ajakan teman. Hal ini menjadi suara mayoritas yang mendasari masuknya masyarakat dalam kelompok tani . Motivasi yang berbeda-beda tersebut menjadikan para anggota kurang memperhatikan apa tujuan kelompok yang dimasukinya tesebut. Namun demikian para anggota kelompok mengetahui bahwa tujuan kelompok adalah untuk meningkatkan usahatani khususnya usahatani hutan rakyat. 7 Desa Lemahduhur yang termasuk kategori desa miskin menjadi sumber motivasi petani untuk masuk menjadi anggota kelompok dengan harapan untuk memperoleh bantuan berupa uang dan bibit. Kelompok tani Bina Mandiri yang terkesan lebih tradisional yang diketuai oleh YN 49 tahun yang juga sebagai ketua RT kampung Nangeleng dan merupakan sesepuh yang disegani di Kampung Nangeleng, diperoleh informasi bahwa tujuan dari kelompok tani yang diketuainya adalah untuk memperoleh bantuan program dan untuk meningkatkan usahatani hutan rakyat serta untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya . 8 Mekanisme perumusan tujuan kelompok merupakan sebuah hal yang sangat penting, karena membawa dampak psikologis terhadap persepsi anggota kelompok terhadap kelompok. Menurut para pendiri dan ketua kelompok tani, tujuan kelompok merupakan sebuah kesepakatan bersama yang ditetapkan melalui musyawarah anggota. Dasar penyusunan tujuan kelompok secara partisipatif ini menjadi kelebihan yang terus dipertahankan. Sehingga seluruh keputusan kelompok bukan menjadi keputusan individu, tetapi kesepakatan bersama. Ketika . 6 Diolah dari hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 9 Maret 2011. 7 Wawancara dengan FH 50 tahun:”Alasan masuk kelompok tani Bina Mandiri karena diajak oleh pak YN ketua kelompok tani Bina Mandiri. Katanya akan ada bantuan bibit sengon dari pemerintah.” begitu juga yang disampikan oleh seorang anggota kelompok CI 46 tahun ikut menjadi anggota kelompok karena termotivasi oleh teman dan rendahnya tingkat ekonomi petani.”Saya masuk kelompok tani Bina Mandiri karena diajak oleh teman. Katanya kalau masuk menjadi anggota kelompok enak bisa dapat bantuan bibit dan uang.” 8 maret 2011. 8 Hasil wawancara dengan YN 49 tahun ketua kelompok tani Bina Mandiri, 9 Maret 2011. 61 hal ini ditanyakan kepada beberapa orang anggota kelompok yang hadir pada saat ditetapkannya tujuan, jawaban yang diperoleh berbeda-beda. Hal ini membuktikan belum meratanya kesepakatan tujuan kelompok yang diinginkan. 9 Ketidakselarasan informasi yang diberikan oleh ketua dan anggota kelompok tani, mengenai mekanisme perumusan tujuan menunjukkan bahwa tidak semua anggota kelompok terlibat dalam perumusan tujuan kelompok. Hasil analisa dan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa ketidakpahaman anggota kelompok terhadap tujuan kelompoknya dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan, yang mana sebagian besar pendidikan anggota kelompok tani hanya sampai tingkat SD, bahkan mayoritas dari mereka tidak tamat SD sehingga mereka mempunyai keterbatasan dalam memahami tujuan kelompoknya. Ketidaktahuan akan tujuan kelompok yang dimasukinya juga dipengaruhi oleh umur anggota kelompok, pada anggota kelompok yang berusia antara umur 50 tahun sampai 70 tahun nampak sekali bahwa mereka tidak mengerti apa yang menjadi tujuan dari kelompok yang dimasukinya dan tidak ada upaya untuk mencari tahu dengan bertanya, mereka sudah merasa puas dengan menjadi anggota kelompok dan bagi mereka tidak penting mengetahui tujuan kelompok, bagi mereka yang penting tetap bisa mengelola hutan rakyat. MS 70 tahun salah seorang anggota kelompok yang berumur paling tua menyatakan: ”Saya mah nggak tahu tujuan kelompok itu apa. Nggak terlalu pentinglah. Tujuan saya masuk kelompok hanya ingin bisa mengelola hutan rakyat walaupun tidak punya lahan dan tidak punya uang. Cukup itu saja, karena umur saya sudah tua jadi nggak aktif dalam kegiatan kelompok.” Sikap anggota kelompok tani mencerminkan ketidakpedulian terhadap kelompok karena dipengaruhi oleh faktor umur yang sudah cukup tua. Hal ini juga berkaitan dengan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat karena tingkat kemiskinan yang tinggi. 9 Hasil wawancara Menurut YN 49 tahun, ketua kelompok tani Bina Mandiri”Tujuan kelompok tani Bina Mandiri bukan saya sendiri yang membuatnya. Tapi tujuan kelompok ditetapkan dalam pertemuan kelompok secara musyawarah. Setelah semua anggota kelompok sepakat maka tujuan kelompok kita tetapkan, namun tidak tertulis. Hanya disampaikan secara lisan saja.” Soal pernyataan tujuan yang berebda, disampikanselain AD 50 tahun: ”Waktu itu saya datang dalam pertemuan kelompok, tapi hanya membahas mengenai bantuan program yaitu bibit sengon saja, tidak bicara masalah penetapan tujuan kelompok.” 20 Maret 2011. 62 II Struktur Kelompok Indikator yang digunakan untuk melihat struktur kelompok dalam tujuan ini yaitu; struktur kekuasaan, struktur tugas dan struktur komunikasi. Struktur kekuasaan dalam penelitian ini dilihat dari struktur kepengurusan kelompok tani Bina Mandiri yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang ditetapkan berdasarkan musyawarah anggota kelompok. Namun struktur kepengurusan kelompok tani Bina Mandiri belum tercantum dalam dokumen tertulis. Untuk kelompok tani Bina Mandiri belum diterbitkan SK Kepengurusan, karena persyaratan dan kelengkapan berkas untuk pembuatan SK Kepala Desa baru saja diajukan oleh pengurus kelompok kepada Kantor Desa Lemahduhur. 10 Kejelasan mengenai struktur kepengurusan kelompok sudah diketahui oleh sebagian besar anggota kelompok. Beberapa orang anggota kelompok juga hadir pada saat pemilihan pengurus yang dilakukan secara musyawarah dalam pertemuan kelompok. Guna menjaga proses pemilihan yang demokratis, seluruh putaran pemilihan ketua kelompok selalu diadakan dengan musyawarah mufakat. Sehingga semua suara anggota kelompok terakomodasi. 11 Meski demikian, patut menjadi catatan penting bahwa proses sosialisasi kepengurusan masih menjadi hambatan tersendiri. Sebab sebagian anggota kelompok masih banyak yang belum mengetahui susunan pengurus baru yang sudah ditetapkan bersama 12 Keadaan seperti ini kemungkinan dikarenakan pada saat dilakukan pemilihan pengurus kelompok tani ada beberapa orang anggota yang tidak hadir dalam pertemuan sehingga mereka tidak tahu kesepakatan hasil pertemuan tentang kepengurusan kelompok tani. Dan tidak ada upaya dari ketua dan pengurus . 10 Menurut penyataan bendahara kelompok tani Bina Mandiri IS 33 tahun mengungkapkan : ”Struktur kepengurusan kelompok tani Bina Mandiri yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara sudah cukup jelas dan diketahui oleh semua anggota kelompok. Tetapi belum disahkan oleh SK Kepala Desa Lemahduhur, karena saya terlambat menyerahkan persyaratan-persyaratan yang diminta oleh kantor Desa Lemahduhur. Karena sebetulnya ini merupakan tugas dari sekretaris. Karena sekretaris kelompok tani Bina Mandiri baru saja dikeluarkan dari kelompok, maka saya mengurus administrasi-adiministrasi kelompok ini dengan dibantu oleh pak BD ketua kelompok tani Puspa Mandiri.” 11 Maret 2011. 11 Menurut penuturan JJ 33 tahun: ”Pemilihan pengurus dilakukan dalam pertemuan kelompok berdasarkan kesepakatan anggota kelompok. Semua anggota yang hadir dalam pertemuan pada waktu itu menyatakan setuju dengan keputusan kelompok. Diputuskan yang menjadi ketua kelompok adalah pak YN, sekretaris DE dan bendahara IS.” 11 Maret 2011. 12 Berdasarkan hasil pengamatan terdapat anggota kelompok yang tidak mengetahui siapa yang menjadi pengurus dalam kelompoknya.”Tidak tahu struktur kepengurusan dan tidak tahu siapa saja yang menjadi pengurus kelompok tani ini. Tidak pernah diajak pertemuan kelompok.” MZ 58 tahun,10 Maret 2011. 63 kelompok untuk menyampaikan informasi kepengurusan kelompok kepada anggota kelompok yang tidak hadir pada pertemuan tersebut. Terlihat bahwa anggota yang hadir dalam pertemuan mengetahui struktur kepengurusan kelompoknya. Mengenai struktur kekuasaan dalam kelompok tani Bina Mandiri, yang lebih banyak berperan adalah Bendahara kelompok yang juga merupakan menantu dari ketua kelompok. Ketua kelompok menyerahkan urusan kegiatan pengelolaan kelompok kepada sang menantu yang dipandangnya mampu menjalankan tugas ketua karena tingkat pendidikannya lebih tinggi dari ketua, yaitu tamatan SLTA, dan masih muda baru berumur 33 tahun, sedangkan ketua kelompok tani Bina Mandiri pendidikannya hanya tamat SD dan sudah tua 49 tahun yang secara fisik sudah lemah. Dengan demikian bendahara kelompok berperan juga sebagai ketua terutama untuk kegiatan di luar kelompok seperti menghadiri pertemuan- pertemuan di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten yang terkait dengan kegiatan usaha pengelolaan hutan rakyat. ”Untuk urusan kelompok terutama yang berhubungan dengan pihak-pihak luar saya serahkan kepada menantu saya IS. Karena dia masih muda dan tamatan SLTA jadi lebih pintar dari saya. Saya capek kalau harus pergi keluar desa, apalagi kalau naik motor, tidak tahan anginnya. IS juga sebagai bendahara merangkap sekretaris, karena sekretaris yang lama DE 40 tahun saya keluarkan dari kelompok, karena tidak bisa menjalankan tugas kelompok dengan baik. Selama ini IS lah yang lebih banyak berperan membantu saya.” YN 49 tahun. Sikap YN sebagai ketua kelompok tani Bina Mandiri menunjukkan tidak adanya jiwa kepemimpinan leadership pada diri ketua kelompok. Pendidikan ketua kelompok yang relatif rendah tamatan SD dan berusia cukup tua 49 tahun melatarbelakangi ketidakmampuan YN dalam memimpin kelompoknya. Hanya bermodalkan pengalaman usahatani hutan rakyat saja maka dirinya dipilih oleh sebagian besar anggota kelompoknya. Selain itu, karena YN termasuk tokoh yang disegani di kampung Nangeleng sehubungan beliau masih keturunan Eyang Cimande yang disegani warga masyarakat. Disamping itu, YN dikenal sebagai pribadi yang loyal dan dermawan, beliau rela berkorban demi kepentingan orang banyak. Terlihat bahwa tingginya rasa hormat masyarakat pada seorang tokoh 64 kharismatik orang yang dituakan di masyarakat melatarbelakangi pengangkatan secara demokratis sesepuh tersebut menjadi ketua kelompok. Untuk struktur tugas, dalam kelompok tani Bina Mandiri kedudukan, pembagian tugas dan wewenang kurang jelas karena anggota dapat berbagi tugas dan tanggungjawab saat ada sesuatu hal rintangan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sekretaris dalam kelompok tani Bina Mandiri pun tidak dapat menjalankan fungsi tugasnya. Maka sampai pada saat dilakukan penelitian tugas sekretaris dijalankan oleh Bendahara dibantu oleh ketua kelompok tani Puspa Mandiri dalam urusan administrasi kelompok tani. Sekretaris kelompok tani Bina Mandiri DE 40 tahun baru saja dikeluarkan dari keanggotaan kelompok dikarenakan sudah mengecewakan kelompok. Sudah beberapa kali mendapat teguran dari ketua akan tetapi tidak ada perubahan dan tidak menunjukkan itikad baik, maka pada akhirnya dikenai sangsi dikeluarkan dari kelompok. Nampak bahwa untuk kepengurusan kelompok dapat berganti dengan cepat sesuai dengan keadaan dan kehendak kelompok. Peran ketua dan pengurus mudah digantikan. Sehingga pembentukan kepengurusan kelompok hanya berdasarkan kesepakatan anggota kelompok saja dan tidak ada peraturan yang mengikat kelompok. Dari hasil analisa dan pengamatan ketika dilakukan FGD nampak jelas bahwa ketua kelompok tani Bina Mandiri mempunyai pengaruh yang besar terhadap anggota kelompok sepertinya kharisma ketua kelompok begitu besar disebabkan ketua kelompok merupakan sesepuh yang masih keturunan Eyang Cimande yang disegani, sehingga apa yang dikatakan oleh ketua kelompok selalu disetujui oleh anggota, walaupun berdasarkan hasil wawancara dengan anggota sebenarnya mereka ingin membantah namun merasa segan dan takut menyinggung perasaan ketua kelompok. Hal ini mnunjukkan bahwa dominasi orang-orang tertentu dalam kelompok masih menonjol dibanding pemerataan kekuasaan dan atas nama anggota. Sehingga gagasan yang diperhatikan oleh anggota kelompok lebih kepada siapa yang bicara, daripada apa yang dibicarakan 13 13 Pendapat AD 50 tahun mengenai ketua kelompoknya:”Pak YN itu orangnya simpatik membuat kita segan padanya. Beliau itu masih keturunan Eyang Cimande dan orangnya rela berkorban demi kelompoknya, mau mengeluarkan uang dari kantong pribadi. Apapun yang beliau sampaikan kita selalu setuju saja, . 65 Dua orang anggota kelompok mengaku segan dan takut kepada ketua kelompoknya. Berdasarkan pengakuan dari anggota kelompok tani Bina Mandiri menyiratkan adanya pemimpin yang berpengaruh, bahwa ketua kelompoknya merupakan pemimpin yang kharismatik dan loyal. Anggota kelompok tahu kalau ketua kelompok nya tipikal yang loyal, tidak hitung-hitungan mengeluarkan uang pribadi untuk kegiatan kelompok atau keperluan kelompok serta rela berkorban demi kemajuan kelompok yang dipimpinnya. Karena dari pengamatan tampak bahwa keadaan ekonomi ketua kelompok tani Bina Mandiri cukup mapan atau mampu, terlihat dari bangunan fisik rumah berlantai dua dan memiliki rumah kosong yang direlakannya untuk digunakan sebagai sekretariat kelompok tani Bina Mandiri yang juga digunakan sebagai tempat kursus menjahit program PNPM Mandiri 2011, serta sudah mempunyai kendaraan roda dua. Jauh berbeda dengan kondisi rumah ketua kelompok tani Puspa Mandiri yang bangunan fisik rumahnya semi permanen. Struktur komunikasi dalam kelompok tani Bina Mandiri termasuk kurang baik. Komunikasi yang terjadi antara ketua, pengurus dan anggota belum berjalan lancar. Tidak semua informasi mengenai kegiatan kelompok sampai kepada semua anggota. Hanya beberapa orang anggota kelompok saja yang mengetahui informasi mengenai kegiatan kelompoknya. Itupun disampaikan secara tidak sengaja, pada saat bertemu di kebun, di jalan ataupun di rumah salah seorang anggota kelompok. Ketua maupun pengurus kelompok tidak mensosialisasikan informasi-informasi mengenai kegiatan kelompok. 14 Dari apa yang diungkapkan oleh ketua dan bendahara kelompok terlihat bahwa tidak ada upaya ketua kelompok dan pengurus kelompok untuk mensosialisasikan informasi kepada anggota kelompoknya. Pengurus kelompok menyatakan bahwa informasi selalu disampaikan pada anggota pada saat bertemu di kebun, sedangkan bagi anggota yang tidak hadir dalam pertemuan akan walaupun dalam hati sebenarnya tidak sesuai dengan keinginan kita. Tapi segan menyampaikannya dan takut beliau marah pada kita”. 10 maret 2011. 14 Menurut YN 49 tahun ”Kalau ada informasi-informasi tentang kegiatan-kegiatan kelompok saya sampaikan pada waktu diadakan pertemuan kelompok. Tidak hanya ketua saja yang bisa menyampaikan informasi. Siapa saja bebas menyampaikan informasi. Anggota kelompok yang hadir pada waktu pertemuan tahu informasi-informasi apa saja yang saya sampaikan, sedangkan bagi anggota kelompok yang tidak hadir pada saat itu, tidak diberi tahu tentang ini.” YN 11 Maret 2011. 66 bertanya pada sesama anggota yang hadir pada saat diadakan pertemuan. Hal ini memungkinkan fleksibilitas arus informasi hasil keputusan di kelompok tani. Sebab para anggota kelompok tani memiliki kedekatan baik di tempat kerja kebun maupun tempat tinggal. 15 Pengadopsian inovasi dalam sistem sosial akan terjadi jika terjalin suatu interaksi antar anggota sistem sosial tersebut dalam sebuah proses komunikasi Meski demikian secara keseluruhan proses komunikasi yang diharapkan belum mampu dikelola dengan baik, sebab masih banyak distorsi informasi akibat dari ketidakhadiran secara langsung dalam rapat kelompok. III. Fungsi Tugas Dalam melihat fungsi tugas kelompok ini digunakan indikator: pemberian informasi, pemberian dorongan belajar, pemberian penjelasan dan penyalur sarana produksi. Dalam hal pemberian informasi, kelompok tani hanya menjembatani komunikasi antara pihak program dengan anggota kelompok tani. Kelompok tani hanya sebagai penghubung saja, apa-apa yang disampaikan oleh pihak program akan disampaikan kepada anggota kelompok tani dalam pertemuan kelompok. Kelompok hanya bersifat menunggu arahan dari pihak program saja. Belum nampak adanya inisiatif dari kelompok untuk proaktif mencari informasi terkait kegiatan usahatani hutan rakyat. Dalam hal pemberian informasi, YN 49 tahun, ketua kelompok mengatakan: ”Kalau ada informasi dari pemerintah pemberi bantuan selalu saya sampaikan kepada anggota kelompok saya di dalam pertemuan. Selama ini saya hanya menunggu informasi dari mereka pihak program karena saya jarang pergi ke luar desa. Saya sibuk di kebun. Kalau ada keperluan keluar desa yang berhubungan kegiatan usahatani hutan rakyat, seperti mengikuti pelatihan, menghadiri pertemuan di kecamatan atau undangan dari dinas kehutanan saya utus IS menantu saya untuk hadir bersama-sama dengan BD ketua kelompok tani Puspa Mandiri.” 15 Menurut IS 33 tahun ”Apabila ada informasi terkait dengan bantuan program dan informasi-informasi mengenai kegiatan pengelolaan hutan rakyat, selalu kami sampaikan kepada semua anggota yang hadir dalam pertemuan kelompok. Tetapi bagi anggota yang tidak hadir, informasi akan disampaikan ketika kita bertemu di kebun atau pada waktu ngobrol-ngobrol santai di rumah teman ataupun saat bertemu di jalan. Kebanyakan anggota aktif bertanya kepada sesama anggota yang hadir pada saat diadakan pertemuan.” 11 Maret 2011. 67 yang dinamis. Rogers dan Shoemaker 1987 menyebutkan bahwa pengoperan ide-ide lebih sering terjadi antara sumber penerima yang sepadan atau homofili 16 Dalam hal pemberian dorongan belajar, kelompok hanya berfungsi sebagai mediator, belum dapat memberikan informasi dengan cepat, belum mampu melakukan inisiatif yang positif pada petani dan belum dapat memenuhi keinginan petani. Kurang berfungsinya kelompok secara optimal berkaitan dengan latar belakang dan tujuan dibentuknya kelompok. Karena terbentuknya kelompok secara top down yang tidak terlepas dari keproyekan untuk keberhasilan suatu program. Kurang dinamisnya kelompok tani Bina Mandiri karena tujuan dibentuknya untuk mendapat bantuan proyek yang pada saat itu ada proyek Gerakan Rehabilitasi Lahan Gerhan dari Departemen Kehutanan. Kurang berfungsinya kelompok dalam hal pemberian informasi disebabkan oleh kurangnya frekwensi pertemuan kelompok dan keterbatasan pengetahuan dan wawasan ketua, pengurus dan anggota kelompok terutama mengenai tehnik usahatani hutan rakyat yang diperolehnya secara otodidak berdasarkan pengalaman saja. Beragamnya tujuan dan motivasi untuk ikut dalam kelompok tani ini, mestinya menjadi dasar penyusunan program kelompok. Misalnya kebutuhan ketrampilan teknik pengelolaan hutan, dan teknik pertanian lain yang memang menjadi kebutuhan dasar anggota kelompok tani. . 17 Mengenai pemberian dorongan belajar, terlihat kurang adanya kesempatan kelompok tani untuk berkreativitas. Tidak ada upaya dari pihak program untuk meningkatkan keterampilan petani dalam usahatani hutan rakyat. Pihak program hanya sebatas memberikan bantuan bibit dan melihat langsung ke lapangan untuk mengontrol apakah bantuan bibit yang diberikan benar-benar sudah ditanam pada lahan yang telah ditetapkan antara pihak program dan kelompok tani. Untuk meningkatkan kemampuan petani dalam berusahatani khususnya usahatani hutan rakyat, perlu diadakannya pendampingan di desa Lemahduhur. Ketika ditanyakan 16 Homofili adalah suatu tingkatan dimana pasangan individu yang berinteraksi sepadan dalam perangkat tertentu, seperti kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Kedekatan secara sosial dan psikologis memungkinkan terjadinya suatu interaksi yang intensif antar individu. 17 Menurut IS 33 tahun;”Saya ingin adanya pelatihan tentang teknik pengelolaan hutan rakyat. Karena selama ini, petani mengelola hutan rakyat secara tradisional, hanya berdasarkan pengalaman saja. Selain itu saya dan anggota kelompok lainnya sangat mengaharapkan adanya penyuluhan tentang kejelasan status lahan kami, kalau status lahan sudah jelas, kami lebih bersemangat menanam tanamanan keras dan lebih rajin mengelola hutan rakyat.” 15 Maret 2011. 68 kepada anggota kelompok tani Bina Mandiri, hampir sebagian besar anggota kelompok menghendaki diadakannya penyuluhan mengenai pemeliharaan tanaman dan penyuluhan mengenai kejelasan status lahan garapan dan juga mengharapkan adanya pendampingan dari instansi maupun LSM 18 Terlihat bahwa kelompok belum dapat memberikan inisiatif yang positif kepada anggota dan juga belum dapat menciptakan kreativitas dalam kegiatan kelompok. Karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh ketua dan pengurus kelompok. Pemberian penjelasan, dalam kelompok tani Bina Mandiri disampaikan oleh ketua, pengurus maupun anggota kelompok yang dipandang mampu memberikan penjelasan seputar kegiatan kelompok. . 19 18 Diolah dari hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 12 Maret 2011. 19 Sebagaiman dituturkan YN 49 tahun ”Setiap ada informasi baru dari pihak program kami selalu mengundang anggota untuk hadir dalam pertemuan untuk menyampaikan informasi dan mendiskusikan hal- hal yang baru kami dapat dari petugas. Informasi tidak hanya disampaikan oleh ketua dan pengurus saja. Tapi bisa disampaikan oleh anggota lain yang lebih mengetahui tentang informasi hutan rakyat.” 15 Maret 2011. Anggota kelompok memperoleh informasi berkaitan dengan teknis usahatani hutan rakyat melalui kelompok tani atau pihak pemberi program. Dalam hal penyalur sarana produksi anggota kelompok tani masih bergantung pada tengkulak yang lebih banyak merugikan petani karena tengkulak membeli hasil panen dengan harga terendah di pasar. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun anggota kelompok masih tergantung pada uang pinjaman dari tengkulak yang akan dibayarkan dengan hasil panen. Kelompok tani akan berusaha melepaskan keterikatan petani dengan tengkulak dengan mendirikan koperasi yang baru saja diresmikan pada bulan April 2011. Diharapkan dengan adanya koperasi akan menghilangkan tengkulak di Desa Lemahduhur. Koperasi yang dibentuk bersama-sama diharapkan dapat mempermudah dalam memasarkan hasil. Anggota kelompok banyak yang mengeluh dengan keberadaan tengkulak yang sangat merugikan mereka. Pernyataan KK 52 tahun mengenai keberadaan tengkulak di desa Lemahduhur: ”Di desa ini masih banyak tengkulak, sehingga hasil panen kami langsung diambil oleh tengkulak dan dikasih harga yang paling rendah di pasar. Kami tahu harga setelah tengkulak pulang dari pasar. Sebetulnya sangat merugikan kami petani, tapi karena untuk sarana bertani kami pinjam uang dari tengkulak. Jadi kami tidak bisa lepas dari tengkulak.” 69 Menurut pendapat anggota kelompok tani Bina Mandiri ini merasa terikat dengan tengkulak karena kondisi ekonomi yang kurang mampu. UJ 33 tahun yang sudah keluar dari kelompok tani Berkah beserta beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri dengan didukung oleh pihak dari Desa Lemahduhur mempelopori berdirinya koperasi di desa Lemahduhur. Koperasi ini diharapkan dapat menghilangkan tengkulak di desa Lemahduhur. Sebab dengan keberadaan koperasi diharapkan hasil panen petani dapat dihargai dengan harga pasar yang baik. Dan lebih jauh diharapkan keberadaan koperasi dapat menolong anggota kelompok terbebas dari jerat tengkulak. 20 Dalam melihat pembinaan dan pemeliharaan kelompok ini digunakan indikator: peningkatan partisipasi, pengadaan fasilitas kelompok, jenis kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial, adanya koordinasi dan komunikasi antar anggota kelompok. Pendapat ketua dan pengurus kelompok tani Bina Mandiri mengenai partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok dirasakan masih kurang Kondisi seperti ini menggambarkan bahwa kelompok tani belum dapat menjadi penyalur sarana produksi. Dalam hal penyalur sarana produksi di desa Lemahduhur peran tengkulak sangat besar. Keadaan ini dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat desa Lemahduhur yang sangat rendah. Rendahnya perekonomian masyarakat desa Lemahduhur menyebabkan adanya ketergantungan kepada tengkulak bukan hanya dalam kebutuhan sarana produksi saja bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-haripun mereka meminjam uang pada tengkulak yang pengembaliannya dibayar dengan hasil panen nanti. IV. Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok 21 20 Pengakuan UJ menyebutkan bahwa :”Koperasi yang baru saja dibentuk satu bulan atas inisiatif beberapa orang petani dan pihak dari desa Lemahduhur diharapkan dapat menghilangkan tengkulak di desa kami. Karena keberadaan tengkulak sangat merugikan kami. Saya berharap dengan adanya koperasi, keadaan ekonomi kami membaik. Hasil panen kami dihargai dengan harga yang wajar sesuai dengan kualitas hasil usahatani kami.” 15 Maret 2011. 21 Penuturan JJ 33 Tahun menyakan bahwa : ”Setiap ada tamu yang datang ke kelompok tani, saya selalu datang. Siapa tahu akan dikasih bantuan. Saya berharap akan ada lagi bantuan program sehingga bisa tetap mengelola hutan rakyat.” Begitu juga penyataan YN 49 Tahun ”Partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok sangat kurang. Bisa dilihat dari banyaknya anggota yang hadir dalam pertemuan kelompok. Biasanya yang hadir hanya orang-orang yang sama itu lagi-itu lagi. Anggota hanya semangat apabila mendengar akan ada bantuan program saja”. 12 Maret 2011. . 70 Pernyataan dan sikap anggota kelompok menggambarkan bahwa kelompok belum dapat mengajak anggotanya untuk lebih giat berperan serta dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Karena kegiatan kelompok hanya aktif pada saat baru saja bantuan bibit diberikan. Selanjutnya kegiatan kelompok hanya mengadakan pertemuan yang jadwalnya tidak ditentukan serta frekwensi waktunya kurang. Anggota kelompok hanya sibuk mengelola lahan hutan rakyat masing-masing. Kelompok belum dapat mengajak anggotanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Karena alasan berbenturan waktu, jarak yang jauh serta lelah setelah bertani juga karena kekosongan kegiatan kelompok menyebabkan anggota menjadi kurang bersemangat. Sebagian anggota kelompok menginginkan untuk bisa mendapatkan bantuan program agar usahatani hutan rakyat tetap berlanjut 22 Mengenai fasilitas kelompok yang tersedia saat ini yaitu saung pertemuan yang terbuat dari kayu, bambu dan bilik yang sangat sederhana bentuknya dan sempit sehingga tidak dapat menampung semua anggota apabila hadir semua. Kapasitas saung pertemuan milik kelompok tani Bina Mandiri tidak sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Untuk Kelompok tani Bina Mandiri, apabila anggota kelompok yang hadir lebih dari separuh maka pertemuan diadakan di rumah ketua kelompok yang kebetulan tidak ditempati, karena memiliki dua rumah, yang satu digunakan untuk tempat tinggal sedangkan satunya lagi dipakai untuk kegiatan pertemuan kelompok dan kegiatan kursus menjahit setiap hari Sabtu, program PNPM Mandiri tahun 2011. . Nampak bahwa ada motivasi untuk berusahatani hutan rakyat itu, namun karena keterbatasan dalam kondisi ekonomi yang tidak mampu menimbulkan sikap pesimis, karena petani merasa tidak mampu untuk membeli bibit tanaman keras yang harganya cukup mahal. Berdasarkan hasil wawancara terlihat adanya anggapan dari anggota bahwa tamu yang datang akan memberikan bantuan atau subsidi kepada kelompok tani. 23 22 Hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 12 Maret 2011. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fasilitas 23 Mengenai pengadaan saung pertemuan kelompok dituturkan oleh YN 49 tahun sebagai berikut: ”Pengadaan saung pertemuan kelompok tani mendapat bantuan berupa uang dari pemerintah. Tetapi uang bantuan tersebut tidak cukup untuk membuat saung pertemuan. Maka saya tambahkan uang pribadi saya yang penting saung pertemuan bisa selesai dan bisa digunakan. Tapi karena saung pertemuannya sempit tidak bisa 71 kelompok belum memadai, kelompok hanya memiliki saung pertemuan yang tidak bisa menampung seluruh anggota yang hadir dalam pertemuan. Belum ada papan informasi yang diperlukan untuk menyampaikan informasi kepada kelompok. Kelompok Tani Bina Mandiri sama sekali belum mempunyai dokumen tertulis. Ketika ditanyakan kepada ketua, informasi yang diperoleh untuk keperluan dokumen tertulis digabung saja dengan kelompok tani Puspa Mandiri, karena ketua kelompok Puspa Mandiri lebih berpendidikan, demikian pernyataan yang diungkapkan oleh ketua kelompok tani Bina Mandiri 24 Tampak bahwa kelompok belum tertib administrasi. Tidak ada buku keuangan yang seharusnya mencatat pengeluaran dan pemasukan uang kelompok. Juga tidak ada buku catatan hasil pertemuan kelompok. Semuanya belum dirumuskan secara tertulis. Anggota kelompok menginginkan fasilitas alat-alat pertanian yang modern untuk memperbaiki peralatan tradisional yang selama ini dimiliki masyarakat yang sangat terbatas, seperti cangkul, sabit, dll. . Kelompok tani Bina Mandiri hanya memiliki stempel kelompok saja untuk kegiatan administrasi kelompoknya. 25 Frekuensi pertemuan kelompok tani Bina Mandiri sangat jarang dilakukan. Tetapi apabila diadakan pertemuan hampir seluruh anggota kelompok menghadiri pertemuan kelompok. Menurut pengakuan ketua kelompok tani Bina Mandiri jarang diadakan pertemuan karena terkait dengan dana konsumsi untuk pertemuan kelompok, yangmana setiap ada pertemuan ketua kelompok selalu mengeluarkan uang pribadi untuk konsumsi pertemuan kelompok. Demikian pula apabila ada tamu dari pihak program atau penyuluh ketua harus rela mengeluarkan uang Alasan-alasan yang dikemukakan oleh anggota kelompok tani diatas menggambarkan adanya keinginan untuk merasakan teknologi pertanian yang modern. Selama ini mereka bertani secara tradisional. Mereka mengharapkan adanya modernisasi pertanian dan kehutanan. menampung semua anggota kelompok, maka pertemuan lebih sering diadakan di rumah saya yang kebetulan kosong dan setiap hari sabtu dipakai untuk kursus menjahit program PNPM.” 12 Maret 2011. 24 Hasil wawancara dengan YN 49 Tahun ketua kelompok tani Bina Mandiri, 12 Maret 2011. 25 Hasil wawancara dengan MZ 58 tahun dan MS 70 tahun.” 12 Maret 2011. 72 pribadi untuk menjamu tamu 26 Jenis kegiatan kelompok pada saat dilakukan penelitian, terlihat bahwa kelompok sedang mengelola hutan rakyat bantuan program GRLK yang sudah berjalan selama satu tahun. Kegiatan kelompok lainnya yaitu menaman tanaman hortikultura dan sayur-sayuran. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa anggota kelompok lebih banyak menanam tanaman sela sayur-sayuran karena lebih cepat masa panennya yaitu 3 tiga bulan sudah bisa menghasilkan. . Anggota kelompok akan hadir apabila diundang dalam pertemuan karena berharap akan dapat bantuan dan juga ada rasa tidak enak menolak undangan yang disampaikan oleh ketua secara lisan tanpa undangan tertulis. 27 Mengenai kontrol sosial, pada saat dilakukan penelitian terlihat bahwa kurang tampak adanya kontrol sosial dalam kelompok baik itu intern kelompok maupun kontrol sosial dari pihak program. Menurut IS 33 tahun pihak program hanya 2 kali datang ke lokasi yaitu pada saat pemberian bantuan bibit dan setelah bibit ditanam. Hanya ingin melihat apakah bantuan bibit benar-benar ditanam pada lokasi yang telah ditentukan. Setelah itu tidak pernah ada lagi pengawasan dari pihak program Sejauh ini kegiatan kelompok tani dalam usahatani hutan rakyat lebih banyak pada kegiatan pemeliharaan tanaman kayu bantuan bibit dari program GRLK. Karena pemeliharaan tanaman kayu hanya perlu penyiangan saja, maka anggota kelompok lebih banyak melakukan kegiatan menanam tanaman hortikultura. Kegiatan kelompok lainnya yaitu pertemuan kelompok yang waktunya tidak terjadwal dan mengikuti kegiatan-kegiatan di luar desa khususnya yang berkaitan dengan usahatani hutan rakyat. 28 . Sebenarnya anggota kelompok menginginkan agar pihak program lebih sering memonitor ke lapangan agar melihat kondisi fisik tanaman dan memberikan dana untuk pemeliharaan tanaman. 29 26 Diolah dari hasil wawancara dengan YN 49 tahun, ketua kelomopok tani Bina Mandiri, 12 Maret 2011. 27 Menurut pernyataan FH 50 tahun ; ”Bibit sengon bantuan program banyak yang terbuang karena terlalu kecil lalu mati, kurang lebih ada 40 bibit yang mati. Saya sekarang lebih banyak menamam tanaman sayur- sayuran dan memelihara sisa tanaman kayu bantuan program yang masih hidup.” 15 Maret 2011. 28 Hasil wawancara dengan IS 33 tahun, bendahara kelompok tani Bina Mandiri, 13 Maret 2011. 29 Pemeliharaan tanaman hutan rakyat meliputi kegiatan:pemupukan, penyiangan, pendangiran. Masih minimnya pengawasan dan kontrol ini membuat banyak bibit tanaman bantuan yang ditanam 73 warga menjadi kurang terawat dan sebagian mati. 30 Koordinasi dan komunikasi dalam kelompok tani Bina Mandiri, berdasarkan hasil pengamatan nampak belum optimal. Terlihat dari adanya beberapa orang anggota kelompok yang tidak mengetahui tujuan dan kegiatan kelompok. Menurut pengakuan UJ 33 tahun salah seorang anggota kelompok mengatakan bahwa ketidakpahaman terhadap tujuan dan kegiatan kelompok dikarenakan pengurus tidak pernah memberikan penjelasan atau masa bodoh terhadap anggotanya. Pernyataan-pernyataan tersebut cukup beralasan, karena pihak program hanya datang pada saat memberikan bantuan bibit kepada kelompok tani, setelah itu tidak ada pengawasan dan tidak pernah memonitor ke lapangan sehingga tidak tahu kondisi fisik tanaman. Selain itu tidak ada dana bantuan untuk pemeliharaan menyebabkan petani mengalami kesulitan menghadapi kendala-kendala yang dihadapi dalam mengelola hutan rakyat. Dalam hal ini sebaiknya peran pihak program sebagai fasilitator dan memberikan dukungan kepada kelompok tani yang terbentuk secara top down . Pihak program sebaiknya dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam lingkungan kelompok dan membantu mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi kelompok dengan mempelajari kondisi sosial ekonomi lingkungan kelompok agar dapat menentukan tujuan dan dukungan yang efektif dan tepat bagi kelompok. Bagi kelompok yang terbentuk secara top down, menimbulkan ketergantungan terhadap pihak program dan dapat mengakibatkan ketidakmampuan anggota dalam memaksimalkan kemampuannya. 31 30 Keinginan anggota kelompok ini disampaikan oleh MZ 58 tahun salah seorang anggota kelompok yang tanaman sengonnya mati karena menurutnya bibit yang diberikan terlalu kecil. ”Bibit sengon yang saya terima banyak yang mati, karena bibit terlalu kecil, akhirnya saya buang. Bibit yang bisa ditanam hanya sedikit lebih banyak yang terbuang. Tapi pihak program tidak tahu tentang ini, karena tidak pernah melihat langsung ke lahan. Maunya saya pihak program melihat lahan yang sudah ditanami bibit bantuan program, jadi tahu bagaimana keadaan tanaman.” Hal yang sama dialami oleh YN 49 tahun, ketua kelompok tani Bina Mandiri, mengemukakan pengalamannya sebagai berikut:”Bantuan bibit sengon yang saya tanam banyak yang mati, karena kena semprot pestisida oleh anggota kelompok, tapi sampai sekarang saya tidak tahu siapa orangnya yang berbuat. Pihak program tidak pernah datang melihat lahan yang ditanami bibit bantuan, jadi mereka tidak tahu kenyataan-kenyataan yang terjadi. Saya mengharapkan pihak program lebih sering datang kesini mengontrol tanaman.” 13 maret 2011 31 Menurut CI 46 tahun Demikian pernyataan yang dikemukan oleh UJ 33 tahun:”Rasanya ketua dan pengurus belum pernah nerangin masalah tujuan kelompok dan kegiatan kelompok. Semuanya berjalan begitu saja tanpa adanya arahan dan petunjuk dari ketua dan pengurus. Mungkin mereka anggap semua anggota sudah paham. Padahal sih hanya sebagian anggota saja yang sudah mengerti.” 12 Maret 2011. 74 Ketua dan pengurus kelompok belum dapat menjalankan perannya dikarenakan ketidakmampuan pengurus kurang komunikatif dalam mensosialisasikan seluruh informasi kepada anggota. Hal ini disebabkan tidak dimilikinya persyaratan minimal sebagai pemimpin. Belum lancarnya komunikasi dalam kelompok dikemukakan oleh beberapa anggota kelompok. 32 Begitupula komunikasi antara kelompok dengan pihak luar yaitu pemberi program dan penyuluh tidak ada koordinasi dan komunikasi yang baik. Tidak ada jadwal khusus untuk penyuluhan. Penyuluhan akan dilakukan apabila diperlukan oleh petani. Tidak adanya koordinasi diantara petani dan penyuluh menimbulkan kecurigaan diantara keduanya. Beberapa pengakuan dari anggota yang sudah keluar dari kelompok tani menyebutkan bahwa penyuluh hanya ke kelompok tertentu karena kedekatan mereka. Sehingga menimbulkan asumsi negatif bahkan fitnah. UJ 33 tahun yang sudah keluar dari kelompok tani Berkah menjelaskan mengenai keberadaan penyuluh di desa Lemahduhur. ”Penyuluh lebih sering mendatangi kelompok tani Berkah yang juga merupakan Gapoktan yang diketuai oleh UB. Kelompok tani Berkah juga sering kedatangan tamu berseragam memakai pakaian dinas. Kelihatannya tamu itu dari instansi pemerintah yang akan memberikan bantuan. Pak UB keliahatan sangat akrab dan kompak dengan penyuluh. Pada waktu ada pertemuan di kecamatan keduanya tidak hadir dalam acara tersebut. Hal ini menimbulkan fitnah dari kelompok tani lain. Mungkin tingkah lakunya takut ketahuan.” Persepsi yang diutarakan oleh UJ eks anggota kelompok tani Berkah yang keluar dari kelompoknya karena merasa tertekan dengan sikap ketua dan merasakan tidak adanya keterbukaan dalam kelompok, mencerminkan bahwa tidak berfungsinya mekanisme koordinasi diantara penyuluh dan kelompok tani menimbulkan konflik diantara petani dan penyuluh. 32 Menurut CI 46 tahun ”Kalau ada yang nanya tentang jenis-jenis kegiatan kelompok saya tidak bisa jawab, karena saya tidak tahu. Yang saya tahu kegiatan kelompok itu hanya pertemuan saja itu juga jarang-jarang. Sama ngelola hutan rakyat bantuan pemerintah. Memang juga saya jarang datang ke pertemuan, soalnya waktunya suka bentrok.” 12 Maret 2011. 75 V. Kekompakan Kelompok Indikator yang digunakan untuk melihat kekompakan kelompok adalah: kerjasama, kinerja pengurus kelompok dan keanggotaan kelompok. Kekompakan kelompok cenderung belum tercapai, karena terlihat belum adanya kerjasama yang baik dalam kelompok. Masing-masing anggota kelompok sibuk mengerjakan lahan masing-masing. Kerjasama yang mendorong semangat anggota untuk mencapai tujuan kelompok belum terjadi. Hal ini disebabkan karena usia kelompok yang relatif masih muda dan program GRLK yang baru berjalan satu tahun belum terlihat keberhasilannya sehingga tidak memotivasi kinerja anggota kelompok. Kerjasama yang dilakukan hanya sebatas pembuatan saung pertemuan kelompok, perbaikan jalan dan jembatan saja. 33 33 Menurut YN 49 Tahun ”Kerjasama dalam kelompok hanya dalam mengelola hutan rakyat bantuan program saja. Itu juga hanya pada saat penanaman bibit saja. Setelah itu, anggota sibuk masing-masing. Paling juga kerjasama waktu bikin saung pertemuan, perbaikan jalan dan jembatan.” 13 maret 2011. Terlihat bahwa dalam kelompok belum terjalin kerjasama yang baik, hal ini disebabkan oleh latar belakang berdirinya kelompok tani yang secara top down , merupakan bentukan dari proyek program sehingga kerjasama hanya dilakukan pada saat bantuan bibit diterima oleh anggota kelompok. Selanjutnya masing-masing anggota sibuk mengurusui lahan dan tanamannya masing-masing. Proses pembentukan kelompok secara top down menyebabkan solidaritas yang lemah dan partisipasi yang rendah dari mereka. Sebagai masyarakat desa yang masih memegang sikap gotong royong, kerjasama yang dijalankan yaitu ketika ada perbaikan jembatan dan jalan di desa Lemahduhur. Ketika ditanyakan kepada anggota mengenai kerjasama dalam kelompok, ada yang menjawab bahwa mereka menyadari bahwa untuk mencapai tujuan kelompok tidak dapat dicapai secara individu maka dari itu perlu sekali adanya kerjasama dalam kelompok. Namun ada sebagian anggota yang mempunyai anggapan bahwa tujuan kelompok merupakan tugas pengurus kelompok. ”Seharusnya anggota sadar kalau tujuan kelompok tidak bisa tercapai kalau tidak ada keinginan untuk maju dan tidak mau ikut kerjasama kelompok. Karena menurut saya, tujuan kelompok tidak bisa dicapai secara perorangan tapi harus bersama-sama dan harus kompak.” UJ 33 tahun. 76 Ketidakpahaman anggota terhadap tujuan kelolmpok menimbulkan sikap apatis anggota terhadap kegiatan kelompok. Anggota kelompok menyerahkan tugas kelompok kepada pengurus kelompok. 34 Kinerja pengurus kelompok nampaknya belum dapat menjalankan peran sesuai dengan status dalam kelompok. Nampak bahwa peran ketua dengan mudah dapat digantikan. Begitupun peran sekretaris yang dijalankan oleh bendahara. Pergantian peran sangat mudah digantikan sesuai dengan kehendak kelompok. Berdasarkan pernyataan dua orang anggota kelompok tersebut nampak bahwa ketidakpedulian terhadap kerjasama kelompok disebabkan karena ketidaktahuan anggota terhadap tujuan kelompok dan tidak adanya sosialisasi tujuan kelompok oleh pengurus terhadap anggota. 35 Dilatarbelakangi oleh pemilihan ketua dan pengurus kelompok secara demokratis dalam pertemuan kelompok yang tidak melihat syarat dan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemilihan ketua kelompok dan pengurus kelompok hanya berdasarkan kharismatik seseorang di kampungnya dan berdasarkan kedekatan hubungan personil anggota dengan ketua, termasuk hubungan keluarga. 36 Kelompok tani Bina Mandiri, yang ketuanya adalah ketua RT dan merupakan sesepuh keturunan Eyang Cimande, yang disegani maka sebagian Dari alasan-alasan yang dikemukakan oleh YN sebagai ketua dan IS sebagai bendahara merangkap sekretaris menunjukkan bahwa kepengurusan dalam kelompok tani Bina Mandiri belum dapat berjalan sebagaimana mestinya, bersifat fleksibel, mudah berubah peran sesuai dengan situasi dan kondisi yang dikehendaki oleh kelompok. Ketua dan pengurus kelompok tidak memiliki kepandaian untuk mengatur dan menghidupkan kelompok. 34 ”Saya tidak punya semangat untuk mencapai tujuan kelompok, alasannya karena saya sendiri tidak tahu tujuan kelompok itu apa, pengurusnya saja masa bodoh, tidak ngejelasin ke saya, makanya saya anggap tugas penguruslah yang harus mewujudkan tujuan kelompok.” CI 46 tahun. 35 ”Saya sebagai ketua kelompok tani Bina Mandiri tidak mampu menjalankan tugas saya sebagai ketua, terutama yang berhubungan dengan pihak luar yang mengharuskan pergi ke luar desa. Maka saya serahkan tugas itu kepada IS menantu saya. Karena saya anggap IS masih muda dan lebih pintar daripada saya tamatan SMA.”YN 49 tahun. 36 ”Bapak mertua saya mempercayakan sebagian tugasnya kepada saya. Kalau ada undangan di kecamatan atau instansi saya yang disuruh hadir. Saya maklum dengan keadaan bapak. Selain itu saya juga mengerjakan tugas-tugas sekretaris dibantu oleh pak BD ketua kelompok tani Puspa Mandiri, karena beliau lebih berpengalaman. Sekretaris dikeluarkan dari kelompok karena sudah diberi peringatan oleh ketua tapi tidak dilaksanakan.” IS33 tahun. 77 besar anggota setuju saja dengan apa yang diungkapkan oleh ketua walaupun bertolak belakang dengan keinginan yang sesungguhnya. Namun mereka tidak dapat mengungkapkan kejujuran karena ada perasaan takut dan segan. Sejalan dengan pendapat Jakson 1978 dalam Tony 1988, terdapat dua macam pola hubungan kekuasaan di masyarakat pedesaan Priangan Timur 37 . Pertama, pola hubungan dalam bentuk ”wewenang tradisional” traditional authority, suatu hubungan antara pemimpin dan pengikut, dimana pengikut berkelakuan sesuai dengan posisi pemimpinnya tanpa menilai terlebih dahulu apakah tindakan itu baik atau buruk menurut patokan-patokan hidup yang dikenalnya 38 Berdasarkan pengalaman, pada kenyataannya justru sebaliknya, ketua kelompok sering berkorban demi menyelamatkan kelompoknya. Pada waktu ada program pengelolaan jamur tiram, ketua kelompok tani Bina Mandiri harus menanggung resiko kerugian jutaan rupiah untuk membayar upah dan mengembalikan utang-utang anggota kelompoknya. Pengalaman dan kegagalan di masa lalu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi ketua kelompok tani Bina Mandiri. Jangan sampai pengalaman pahit di masa lalu terulang kembali di waktu yang akan datang. Apabila akan ada bantuan program ketua kelompok akan lebih . Akan tetapi ketaatan pengikut terhadap pribadi pemimpinnya tidak selalu membawa perubahan terhadap opini pengikut. Pengikut tetap taat, tetapi mungkin berbeda dalam ideologi. Kekuasaan dan wewenang itu disebut tradisional karena hubungan itu telah berjalan berpuluh-puluh tahun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pernyataan yang diungkapkan oleh ketua kelompok tani Bina Mandiri, sejujurnya beliau sudah tidak mau jadi ketua lagi, tanggungjawabnya berat dan rawan fitnah terutama apabila bantuan program turun. Ketua kelompok tani Bina Mandiri bersumpah bahwa dirinya tidak mungkin menggelapkan uang kelompok justru malah sebaliknya rela berkorban mengeluarkan uang pribadi demi kepentingan kelompoknya. 37 Kekuasaanpower diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi kelakukan orang lain sehingga terjadi perubahan. 38 Wewenangauthority adalah kekuasaan yang diakui oleh masyarakat sekitarnya. 78 selektif dan berpikir panjang akan resiko-resiko kegagalan dan tantangan- tantangan yang akan dihadapi 39 Loyalitas kelompok tani Bina Mandiri juga tergambar dari pernyataan YN 49 tahun sebagai ketua kelompok bahwa untuk membangun saung pertemuan kelompok Tani Bina Mandiri ketua kelompok rela mengeluarkan uang pribadi karena uang bantuan yang diberikan pihak program tidak mencukupi. Terutama untuk kebutuhan sehari-hari. Kadang karena persoalan tidak enak dan tidak ada yang mau lagi maka bersedia menjadi ketua. . 40 Keanggotaan kelompok tani Bina Mandiri sejak terbentuknya sampai pada saat dilakukan penelitian, mengalami pengurangan jumlah anggota. Pada awal terbentuknya kelompok tani Bina Mandiri memiliki 70 anggota, tetapi seiring dengan waktu jumlah anggota berkurang menjadi 30 orang. Berkurangnya jumlah anggota kelompok dikarenakan kekosongan kegiatan kelompok sehingga anggota merasa bosan dengan kegiatan yang monoton. Berdasarkan hasil wawancara terlihat bahwa dalam kelompok terjadi konflik intern antara anggota dengan ketua. 41 Indikator lingkungan fisik dan interaksi dalam kelompok digunakan untuk melihat hal suasana kelompok. Berkurangnya jumlah anggota kelompok karena ada rasa jenuh anggota terhadap kekosongan kegiatan kelompok. Ketua dan pengurus kelompok belum dapat menghidupkan suasana kelompok. Apabila dengan terbentuknya kelompok, maksud dan tujuan anggota tidak tercapai kemungkinan terburuk anggota akan keluar dari kelompok. Berkurangnya anggota kelompok dalam jumlah yang banyak menyebabkan kelompok tidak dapat dipertahankan, lambat laun kelompok akan bubar. VI. Suasana Kelompok 39 Diolah dari hasil wawancara dengan YN49 tahun, ketua kelompok tani Bina Mandiri, 15 Maret 2011. 40 ”Sebenarnya jadi ketua kelompok itu tidak enak. Saya sebenarnya tidak mau. Tapi berhubung tidak ada yang mau, ya sudah saya terima saja. Tidak enaknya jadi ketua kelompok karena rawan fitnah. Sudah capek- capek kerja, tidak digaji, malahan lebih sering ngeluarin uang pribadi masih dicurigai juga. Selain itu, tanggungjawabnya berat, kalau terjadi apa-apa dengan kelompok, pasti ketua yang disalahin oleh anggota.” YN 49 tahun. 41 ”Saya tidak tahu kenapa anggota saya berkurang. Pada waktu baru dibentuk kelompok tani Bina Mandiri, petani semangat menjadi anggota karena mereka tahu mau ada bantuan program. Mungkin lama-lama mereka ngerasa bosan, karena kegiatan kelompok hanya itu-itu saja.” YN49 tahun. 79 Lingkungan fisik yaitu kondisi sarana dan fasilitas yang menciptakan kemudahan dan kedamaian anggota di dalam kelompok agar tercapai tujuan kelompok. Tentang lingkungan fisik, sebagian besar anggota menyatakan bahwa sarana dan fasilitas kelompok tidak mendukung suasana kerja yang kondusif. Berdasarkan pengamatan, sarana dan fasilitas yang dimiliki oleh kelompok tani belum memadai. Kelompok tani Bina Mandiri hanya memilik saung pertemuan dan belum memiliki alat-alat pertanian seperti yang diinginkan oleh anggota kelompoknya. Saung pertemuan yang didanai dari bantuan program belum dapat menampung semua anggota apabila hadir dalam pertemuan kelompok. Untuk bertani pun anggota masih menggunakan alat pertanian pribadi, karena belum ada barang atau alat pertanian inventaris kelompok. Kecuali kebutuhan utama kelompok tani, misalnya saung pertemuan. Sementara yang dibutuhkan adalah kebutuhan alat pertanian modern, pemotong kayu dan peralatan pendukung lainnya untuk pertanian dan kebun. 42 ”Dengan adanya kelompok memudahkan saya dalam mengelola lahan. Yang biasanya dikerjakan sendiri, setelah menjadi anggota kelompok mengelola lahan secara bersama-sama. Sayangnya kelompok saya tidak banyak kegiatannya. Jadi walaupun saya merasa senang dengan adanya kelompok ini, tapi kadang-kadang saya bosan karena tidak ada kegiatan. Jadi hanya mengelola hutan rakyat dan pertemuan saja, tapi jarang. Beda sekali dengan kelompok tani Berkah, lebih banyak kegiatannya, karena ketuanya lebih aktif dan dekat dengan penyuluh. Tapi saya merasa tertekan karena tidak ada keterbukaan antara anggota dengan ketua. Kalau di kelompok tani Bina Mandiri, lebih enak, karena ketuanya orangnya baik Minimnya sarana dan fasilitas kelompok kurang mendukung dalam pengelolaan lahan. Anggota menginginkan sarana usahatani yang modern untuk mempermudah dan memperlancar pengelolaan lahan. Interaksi dalam kelompok dilihat dari sikap anggota yang merasa senang dengan adanya kelompok, bahkan dalam kelompok tani Bina Mandiri ada beberapa orang anggota kelompok yang baru bergabung setelah keluar dari kelompok tani Berkah dikarenakan merasa tertekan oleh sikap ketua yang tidak adil dalam kelompok sebelumnya. 42 ”Kelompok belum punya barang inventaris, Cuma punya saung pertemuan saja, untuk bertani masing- masing anggota menggunakan alat bertani milik pribadi saja. Sebenernya saya dan teman-teman yang lain berharap ada bantuan berupa alat pertanian modern, alat pemotong kayu dan alat-alat canggih lainnya biar lebih mudah ngelola lahan. Kalau harus ngeluarin uang, kelompok belum ada dana untuk itu.” IS 33 tahun. 80 dan terbuka sama anggota walaupun kurang ada kegiatan kelompok.” UJ 33 tahun. Suasana kelompok membuat anggota senang karena sikap terbuka ketua terhadap anggota tergambar bahwa terjadi interaksi antara ketua dan anggota kelompok sehingga anggota merasa nyaman berinteraksi dalam kelompok. Anggota kelompok berinteraksi satu sama lain dan diantara sesama anggota kelompok ada saling ketergantungan. Adanya harapan dari setiap anggota kelompok bahwa dalam kelompok ada kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh kehadiran individu lain, sehingga satu sama lain saling memerlukan. Lain halnya pada kelompok tani Berkah dimana UJ salah seorang eks anggota kelompok tersebut merasakan masalah psikologis, sehingga mendorongnya untuk keluar dari keanggotaan kelompok. Walaupun dari segi intensitas kegiatan kelompok yang lama lebih baik, tetapi baginya kenyamanan psikologis yang dicari 43 Menurut beberapa hasil wawancara dengan beberapa narasumber dari kelompok terlihat konflik intern dalam kelompok yang belum diketahui faktor pemicu terjadinya konflik tersebut. Konflik dalam kelompok in-group tani cenderung memperlemah kekompakan kelompok group cohesion. Konflik antara dua orang anggota kelompok ini tidak menimbulkan keinginan untuk keluar dari kelompok. Namun, walaupun terjadi konflik dalam kelompok, anggota . Namun ada pula konflik dalam kelompok, seperti yang diutarakan oleh salah seorang anggota kelompok tani Bina Mandiri yang sudah 3 tahun menjadi anggota kelompok merasakan ada konflik dalam kelompok. KK 52 tahun merasa ada seorang anggota yang tidak suka pada dirinya, sehingga dia tidak pernah diundang dalam pertemuan justru yang diundang adalah mereka yang bukan merupakan anggota kelompok. Sehingga dia mempunyai anggapan jika ada bantuan uang dirinya tidak diundang dalam pertemuan kelompok, tapi apabila tidak ada bantuan dia diundang dalam pertemuan kelompok. 43 Diolah dari hasil wawancara dengan UJ 33 tahun eks anggota kelompok tani Berkah yang sekarang telah menjadi anggota kelompok tani Bina Mandiri, 17 Maret 2011. 81 enggan untuk keluar dari kelompok karena merasa manfaat dari adanya kelompok. 44 44 Penuturan KK 52 tahun menyebutkan bahwa :”Saya akan tetap menjadi anggota kelompok meski ada yang sentimen dan tidak suka sama saya. Biarin saja selama tidak merugikan diri saya. Saya masih merasa senang bergabung dalam kelompok. Toh yang tidak suka hanya satu orang. Dengan anggota yang lain saya tidak ada masalah kok. Lagian jarang juga ada pertemuan kelompok. Justru saya ingin tunjukin kalau saya tidak sejelek yang dia kira, saya ingin tunjukin kalau saya bisa lebih dari dia.” 12 Maret 2011 Alasan anggota tersebut menunjukkan bahwa konflik dalam kelompok belum menimbulkan masalah psikologis yang berat bagi anggota. Tampak bahwa anggota masih senang hidup berkelompok dan masih merasa nyaman walaupun terjadi konflik. Konflik yang terjadi mendorong motivasi untuk lebih maju. Konflik juga terjadi antara sekretaris kelompok tani Bina Mandiri dengan anggota kelompok. Ada kecurigaan anggota kelompok terhadap sekretaris kelompok. Ketua sudah berupaya menyelesaikan konflik dalam kelompoknya dengan jalan musyawarah anggota dalam pertemuan kelompok. Namun sudah diberi peringatan lebih dari tiga kali tidak ada perubahan atau perbaikan. Sehingga pada akhirnya sekretaris dikenai sanksi dikeluarkan dari keanggotaan kelompok tani Bina Mandiri. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peraturan dan sanksi dalam kelompok memiliki kekuatan walaupun tidak tertulis. VII. Tekanan Pada Kelompok Ada dua indikator untuk melihat tekanan kelompok yaitu tekanan dari luar dan tekanan dari dalam. Tekanan dari luar adalah adanya tengkulak yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan petani. Anggota kelompok tani Bina mandiri sedikit demi sedikit sudah mulai melepaskan diri dari tengkulak, terlihat dari inisiatifnya untuk mendirikan koperasi yang baru didirikan satu bulan. Diharapkan dengan adanya koperasi lambat laun tengkulak akan hilang. Tekanan dari tengkulak sangat memberatkan anggota kelompok. ”Tengkulak sangat mencekik petani. Saya jengkel sama tengkulak. Hasil panen dihargain sangat murah, kita petani baru tahu harga sesudah tengkulak kembali dari pasar. Tengkulak cari harga yang paling murah di pasar. Petani sangat dirugikan. Jadi petani tambah susah sedangkan tengkulak semakin kaya saja. Saya ngajak petani untuk membentuk koperasi. Alhamdulillah sekarang di desa sudah ada koperasi. Mudah- mudahan setelah ada koperasi lama-lama tengkulak hilang.” CI 46 tahun. 82 Sikap dan pernyataan-pernyataan tersebut diatas menggambarkan kondisi yang tidak adil. Keuntungan berpihak hanya pada seseorang saja sedangkan ada pihak lain yang dirugikan. Hal inilah yang membuat banyak masyarakat yang menjadi anggota koperasi berharap banyak agar dapat membantu mereka untuk dapat menanggulangi jerat tengkulat selama ini, khususnya atas hasil panen mereka. 45 Tekanan untuk maju menurut hasil wawancara dengan ketua kelompok tani Bina Mandiri karena adanya keinginan untuk maju seperti kelompok tani di desa lain yang sering memperoleh bantuan program. Tekanan untuk maju juga didapat dari adanya kesenjangan sosial antara kelompok tani Berkah di desa Keterpurukan ekonomi menimbulkkan keterikatan petani terhadap tengkulak demi memenuhi kebutuhan hidup. Pendapat Hardjanto 2000, mengatakan bahwa pihak yang berperan dalam sistem usaha hutan rakyat terutama dalam rantai usaha akan lebih solid jika pihak-pihak tersebut menguasai informasi pasar sehingga memiliki posisi tawar yang lebih kuat. Tekanan dari luar juga terjadi karena adanya kelompok tani Berkah dan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Berkah yang tidak sejalan dengan kelompok tani Bina Mandiri. Tidak adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara kelompok tani ini. Bahkan menurut pengakuan ketua YN 49 tahun penyuluh pun berpihak pada kelompok tani Berkah sehingga kelompok tani pak YN merasa dianaktirikan. Terlihat juga adanya persaingan yang tidak sehat antara kelompok tani Bina Mandiri dengan kelompok tani Berkah dan Gapoktan Berkah yang diketuai oleh UB. Informasi yang diperoleh oleh Gapoktan tidak disosialisasikan kepada kelompok tani lainnya. Begitupun sikap penyuluh yang lebih memprioritaskan kunjungan kepada kelompok tani Berkah menimbulkan kecumburan sosial. Nampak adanya ketimpangan-ketimpangan dalam beberapa hal. Adanya tekanan dari luar kelompok memacu semangat kelompok untuk lebih maju. 45 ”Kelompok tani Berkah dan Gapoktan Berkah yang ketuanya UB tidak pernah menyampaikan informasi tentang bantuan program. Seharusnya gapoktan menyampaikan informasi dan menyalurkan bantuan kepada kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan. Ini sih yang sering dapat bantuan hanya kelompok tani Barkah saja. Mungkin karena UB lebih dekat dengan penyuluh dan orang-orang dari instansi. Soalnya sering kedatangan tamu pake seragam dinas gitu. Maunya saya kalau ada apa-apa itu kita juga dikasih tahu, biarpun tidak dikasih setidaknya cukup tahu ajalah.” hal yang sama dinyatakan bahwa ”Iya tengkulak tuh bener-bener tidak punya perasaan. Maunya dapat untung gede, padahal uang yang sampai ke petani hanya sedikit. Memang petani disini sangat butuh pada tengkulak, kalau tidak ada tengkulak kita mau pinjam uang sama siapa. Moga-moga kalau koperasinya sudah jalan, hasil panen dihargain bagus maksudnya harga paling tinggilah di pasaran.” FJ 60 tahun. 83 Lemahduhur, yang juga merupakan Gabungan Kelompok Tani yang lebih sering mendapatkan bantuan program dan lebih sering dikunjungi oleh penyuluh. Ada ketidakmerataan perhatian oleh penyuluh kepada kelompok tani. 46 Sedangkan tekanan dalam kelompok terjadi pada kelompok tani Bina Mandiri dimana terjadi konflik dengan sekretaris yang telah menyelewengkan uang kelompok, sampai pada akhirnya dikenai sangsi dikeluarkan dari kelompok tani. Ini merupakan salah satu bentuk konflik internal yang terjadi, meskipun ada konflik lainnya yang belum tergali semua. Penjelasan YN sebagai ketua, menggambarkan adanya keinginan untuk maju karena terpicu oleh adanya kesenjangan sosial. Namun belum ada upaya dari ketua dan anggota untuk memajukan kelompoknya. Hanya sebatas angan-angan saja belum ada realisasinya. 47 Nampak bahwa dalam kelompok terdapat sangsi dan norma, dimana bagi anggota yang tidak mentaati peraturan kelompok dikenai sangsi dikeluarkan dari kelompok setelah diputuskan dalam musyawarah anggota. Terlihat bahwa walaupun peraturan dalam kelompok tidak tertulis, namun tetap diterapkan dalam kelompok. Tekanan dalam kelompok tani Bina Mandiri lainnya yaitu, terdapat konflik antara anggota satu dengan anggota lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota yang mengalami konflik, didapat informasi bahwa anggota tersebut tidak pernah diundang dalam pertemuan kelompok apabila anggota kelompok yang menjadi lawan atau musuhnya hadir dalam pertemuan kelompok 48 46 ”Adanya perbedaan-perbedaan antara kelompok tani Berkah dengan kelompok tani saya, mendorong kelompok saya untuk maju juga, supaya bisa sering mendapatkan bantuan. Saya juga lagi berfikir bagaimana caranya bisa maju seperti kelompok tani di desa lain. Saya sering ngobrol dengan anggota tentang masalah ini. Anggota sih lebih banyak mendukung, belum banyak bergerak.” YN 49 tahun. 47 Menurut ketua kelompok, YN 49 tahun, dikeluarkannya sekretaris dari kelompok karena telah berulangkali diberi peringatan tapi tidak dihiraukan. ”DD sekretaris kelompok ibaratnya seperti Gayus lah. Nakal dalam masalah keuangan kelompok. Sudah tiga kali saya kasih peringatan tidak berubah juga. Satu kali saya diamkan, dua kali saya diamkan, tidak berubah juga. Akhirnya setelah saya musyawarahkan dengan anggota kelompok, maka DD saya keluarkan. Sekarang yang menjadi sekretaris kelompok menantu saya, merangkap sebagai bendahara juga.” 12 Maret 2011 48 Hasil wawancara dengan KK 52 tahun anggota kelompok tani Bina Mandiri, 15 Maret 2011. . Pernah suatu ketika dua orang anggota kelompok yang sedang konflik tersebut dua-duanya hadir dalam pertemuan kelompok, kelihatan sekali dari mimik wajah mereka bahwa mereka tidak saling suka. Konflik ini pernah 84 diselesaikan oleh ketua namun belum menemukan solusi yang tepat untuk mendamaikan kedua orang anggota kelompok tani Bina Mandiri tersebut. Dengan adanya konflik yaitu tekanan dari dalam dan tekanan dari luar kelompok menyebabkan ketua kelompok tani Bina Mandiri merasa sudah lelah mengurusi kelompoknya. Apalagi ditambah adanya kecurigaan dan fitnah dari anggota, sudah capek mengurus anggota, tidak mendapat imbalan masih dicurigai juga. 49 Terdapat pro dan kontra atas kepemimpinan di kelompok tani Bina Mandiri. Hal yang paling sensitif yang menyangkut keuangan menimbulkan kecurigaan anggota terhadap diri ketua kelompok. Ketika mengenai masalah ini ditanyakan kepada salah seorang anggota kelompok, MS menyampaikan keinginannya jika ada bantuan program di masa yang akan datang, lebih baik langsung disalurkan kepada anggota agar lebih adil jangan melalui ketua. 50 49 ”Capek lama-lama ngurus kelompok tani. Sudah capek, masih harus ngeluarin uang pribadi. Tapi kadang- kadang anggota tidak mau ngerti. Ada aja omongan-omongan jelek tentang saya. Apalagi kalau bantuan program turun, wah saya bisa dicurigain dan difitnah yang enggak-enggak. Tidak apa-apalah Allah Maha Tahu. Biarin difitnah juga, yang penting saya tidak berbuat. Yang penting saya tetap menjalankan amanat sebagai ketua kelompok.” YN 46 tahun 50 ”Lain kali kalau ada bantuan langsung dikasihkan ke anggota saja. Tidak usah lewat ketua, supaya tidak ada fitnah dan lebih merata pembagiannya.” MS 70 tahun. Sikap MS tersebut menggambarkan adanya negatif thinking anggota terhadap ketua karena adanya konflik dalam alokasi bantuan atau subsidi pemerintah. Dalam kepemimpinan YN terlihat tidak adanya keterbukaan terutama menyangkut keuangan kelompok. Karena kelompok tani Bina Mandiri belum memiliki buku kas dan keuangan kelompok, sehingga penerimaan dan pengeluaran keuangan kelompok tidak tercatat dalam buku. VIII. Efektivitas Kelompok Ada tiga indikator untuk melihat efektivitas kelompok, yaitu: produktivitas kelompok, moral kelompok dan kepuasaan. Produktivitas kelompok, terutama dalam usahatani hutan rakyat bantuan program GRLK belum terlihat. Karena program baru berjalan selama kurang lebih satu tahun belum menghasilkan. Diketahui bahwa masa panen tanaman sengon kurang lebih 5 tahun. 85 Moral kelompok dilihat dari semangat dan sikap anggota. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa anggota kurang bersemangat dalam kegiatan kelompok. Hal ini disebabkan karena kegiatan kelompok hanya sebatas mengelola hutan rakyat bantuan program saja dan pertemuan kelompok yang dari segi frekuensi sangat kurang atau jarang. 51 51 ”Saya mah kurang semangat ikut kegiatan kelompok soalnya kegiatannya hanya itu-itu saja. Biasa-biasa saja, kalau cuma sekedar ngelola lahan mah saya juga udah bisa udah punya pengalaman. Maunya saya disampaikan ilmu-ilmu baru seperti cara-cara bertani yang modern itu kaya apa.” MZ 58 tahun. Anggota menginginkan adanya variasi kegiatan kelompok seperti teknologi pertanian dan kehutanan. Sikap dua orang anggota kelompok tani tersebut mencerminkan bahwa kegiatan kelompok tidak variatif, hanya sebatas pertemuan kelompok dan mengelola hutan rakyat bantuan program saja. Jadi terkesan monoton dan membosankan sehingga tidak menimbulkan semangat bagi anggota. Yang diinginkan oleh anggota adalah pelatihan dan adanya inovasi baru dalam usahatani. Kepuasan anggota kelompok dari hasil penelitian dan pengamatan serta hasil wawancara dengan beberapa anggota kelompok nampak bahwa ada rasa puas dengan kondisi fisik tanaman yang sudah sesuai dengan target. Dilihat dari umur tanaman dengan pertumbuhan fisik tanaman ada keberhasilan mengelola hutan rakyat. Anggota kelompok sudah merasa puas dengan adanya kelompok tani. Rasa puas ini karena adanya bantuan yang diperoleh dan juga adanya kerjasama dalam kelompok. ”Saya merasa puas melihat tanaman sengon yang saya tanam tumbuh dengan baik. Saya juga senang bisa kerjasama dengan anggota kelompok. Kalau tidak masuk kelompok saya harus kerja sendiri. Sekarang sih dikerjakan bareng-bareng.” KK 52 tahun. Keberadaan kelompok cukup memuaskan anggota kelompok. Walaupun belum ada hasil panen, namun anggota sudah merasa puas dengan kondisi fisik tanaman. Keberadaan kelompok juga tetap diinginkan oleh anggota, walaupun vacum kegiatan. Dari pernyataan anggota kelompok tampak bahwa anggota tetap menginginkan adanya kelompok walaupun minim kegiatan. Dengan berkelompok memudahkan dalam pengelolaan lahan, wadah kerjasama dan kelompok merupakan ajang silaturahmi antar petani. 86 Tekanan untuk maju menurut hasil wawancara dengan ketua kelompok tani Bina Mandiri karena adanya keinginan untuk maju seperti kelompok tani di desa lain yang sering memperoleh bantuan program. Tekanan untuk maju juga didapat dari adanya kesenjangan sosial antara kelompok tani Berkah di desa Lemahduhur, yang juga merupakan Gabungan Kelompok Tani yang lebih sering mendapatkan bantuan program dan lebih sering dikunjungi oleh penyuluh. 52 Tujuan kelompok tani Puspa Mandiri termasuk baik ditinjau dari kesuaian antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok. Sebagian besar anggota sudah paham dengan tujuan kelompoknya. Dan beberapa orang anggota memiliki kesesuaian antara tujuan individual dengan tujuan kelompok. Sehingga mereka Nampak ada motivasi dalam diri ketua untuk memajukan kelompok yang dipimpinnya. Ada upaya untuk mencari informasi demi kemajuan kelompok. Kepuasan anggota terlihat masih kurang optimal. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa pada tahun pertama anggota merasa tidak puas dengan perkembangan tanaman sengonnya. Terjadi pada kelompok tani Bina Mandiri pada triwulan pertama tanaman sengon mati karena kena semprot pestisida oleh salah seorang anggota. Namun tidak ada yang mengaku siapa yang telah berbuat. Dilihat dari ukuran pohon yang tidak sesuai dengan umur tanamnya. Para anggota merasa tidak puas karena curahan waktu kerja dan tenaga yang terkuras tidak sebanding dengan pendapatan yang mereka peroleh. Para anggota pun merasa pesimis kalau tanaman dapat mencapai target yang diinginkan. Mereka merasa pesimis karena bantuan program untuk pemeliharaan hanya selama tahun pertama berjalan. Untuk selanjutnya tidak ada bantuan dana untuk pemeliharaan, sehingga anggota harus mengupayakan dana pemeliharaan secara swadaya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja petani masih tergantung pada tengkulak yang meminjamkan uang yang dibayar dengan hasil panen apabila masa panen tiba.

4.1.2. Dinamika Kelompok Tani Puspa Mandiri

I. Tujuan 52 ”Saya ingin kelompok tani ini bisa maju seperti kelompok tani lainnya dan lebih sering mendapat bantuan juga sering dikunjungi tamu dari dinas, lebih sering ada penyuluhan. Sekali-sekali saya suka silaturahmi ke kelompok lain, tanya-tanya bagaimana caranya supaya kelompok bisa sering mendapat bantuan program.” YN 49 tahun. 87 merasa cukup puas bahwa apa yang mereka inginkan sudah tercapai walaupun belum maksimal. Nampak ada keinginan dan upaya dari anggota kelompok untuk mewujudkan tujuan kelompoknya. ”Tujuan saya masuk kelompok untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan ingin tetap mengelola hutan rakyat. Alhamdulillah apa yang saya inginkan sudah terpenuhi, walaupun keadaan ekonomi keluarga belum berubah baik, tapi sedikit-sedikit ada peningkatan.” NH 56 tahun. Sebagian besar anggota kelompok masuk dalam kelompok karena motif ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Sudah ada sedikit kesesuaian antara tujuan kelompok dengan tujuan individu anggota kelompok. 53 Kelompok tani Puspa Mandiri mempunyai tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dalam kelompok Dari hasil pengamatan terlihat bahwa tujuan kelompok sudah relevan dengan tujuan anggota. Anggota merasa senang karena harapannya sudah terpenuhi. Tujuan kelompoknya sudah sesuai dengan keinginan anggota. Kesesuaian tujuan ini dapat ditinjau dari latar belakang terbentuknya kelompok tani Puspa Mandiri yang terbentuk secara bottom up, atas dasar inisiatif dari beberapa orang petani kampung Leuwisapi yang berkeinginan untuk membentuk kelompok tani dengan semangat SPKP, dikarenakan mereka mengetahui bahwa apabila ada kelompok tani maka akan memperoleh bantuan dari program. Terbentuknya kelompok secara bottom up menumbuhkan solidaritas yang kuat dari anggota dan dapat memaksimalkan kapasitas anggota. Menurut Mills 1967 suatu kelompok dibentuk untuk suatu maksud tertentu sehingga kontak-kontak yang diadakan menjadi berarti atau memberikan hasil yang diharapkan. Terbentuknya kelompok karena ada kesamaan motivasi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pembentukan kelompok sebaiknya terjadi berdasarkan inisiasi yang berasal dari dalam lingkungan kelompok itu sendiri FAO, 1998. Pihak-pihak yang ada dalam lingkungan kelompoklah yang menjadi inisiator kelompok. 53 ”Rasanya tujuan saya masuk kelompok dengan tujuan kelompok tani Puspa Mandiri sudah sesuai. Setahu saya tujuan kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan meningkatkan usahatani hutan rakyat. Saya menjadi anggota kelompok karena ingin hidup lebih sejahtera dan ada peningkatan dalam usahatani.” NR 40 tahun. 88 dalam pertemuan kelompok. Namun tujuan kelompok yang telah dirumuskan bersama dengan semua anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan belum ditetapkan secara tertulis. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok, BD 41 tahun yang berlatarbelakang pendidikan cukup tinggi yaitu tamatan SLTA, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua SPKP dan juga sebagai anggota Pengamanan Hutan Swakarsa Pamhutswakarsa, menyatakan alasan belum dirumuskannya tujuan kelompok secara tertulis karena kesibukan ketua kelompok dan menurut pengakuan beliau akan segera ditetapkan tujuan kelompok secara tertulis 54 54 Hasil wawancara dengan BD 41 tahun, ketua kelompok tani Puspa Mandiri, 19 Maret 2011. . Walaupun tujuan tidak secara tertulis, akan tetapi anggota kelompok tani mengetahui dan paham tujuan hakiki dari kelompok tani. Selain itu berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa seluruh anggota kelompok mengetahui tujuan kelompok yang diikutinya. Dikarenakan pada saat ditetapkannya tujuan kelompok secara musyawarah pada pertemuan kelompok, semua anggota hadir dalam pertemuan kelompok. ”Tujuan kelompok tani saya yaitu tujuan jangka panjang untuk lebih meningkatkan kegiatan kelompok agar kelompok tani dapat maju sehingga bantuan program akan terus mengalir. Tujuan jangka pendek kelompok tani Puspa Mandiri adalah meningkatkan kegiatan usahatani hutan rakyat dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. Tujuan kelompok ditetapkan berdasarkan musayawah dalam pertemuan kelompok, yang disepakati oleh seluruh anggota yang hadir pada waktu itu. Meskipun tujuan tidak dirumuskan secara tertulis, hanya secara lisan saja, tapi untuk anggota yang hadir sudah mengerti tujuan kelompok ini, kecuali anggota yang tidak hadir, mungkin tidak tahu kalau tidak bertanya. Karena memang saya tidak menyampaikan kepada anggota yang tidak hadir. Tapi saya bilang sama anggota yang hadir untuk menyampaikan informasi ini pada anggota yang tidak hadir yang kebetulan rumahnya dekat. Karena saya repot kalau harus datang ke rumah-rumah anggota yang jaraknya berjauhan dan harus jalan kaki.” BD 41 tahun. Sejauh ini berlangsungnya kegiatan kelompok lebih banyak menunggu arahan dari penyuluh atau petugas lapangan. Terdapat ketergantungan terhadap pihak program. Pihak luar sebagai fasilitator belum dapat memberikan dukungan secara temporer. Kondisi seperti inilah menyebabkan kurang dinamisnya kelompok tani. 89 Kejelasan tujuan kelompok tani Puspa Mandiri tergambar dari pernyataan ketua kelompok tani, pengurus dan anggota kelompok yang menyatakan dengan baik mengenai apa yang menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek kelompok tani Puspa Mandiri. Adapun yang menjadi tujuan jangka panjang kelompok tani Puspa Mandiri yaitu lebih meningkatkan kegiatan kelompok agar kelompok tani dapat maju sehingga bantuan program akan terus mengalir. Tujuan jangka pendek kelompok tani Puspa Mandiri adalah meningkatkan kegiatan usahatani hutan rakyat dan meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok 55 55 Hasil wawancara dengan BD 41 tahun, ketua kelompok tani Bina Mandiri, 19 Maret 2011. . Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok tani Puspa Mandiri diperoleh informasi bahwa penetapan tujuan kelompoknya dilakukan berdasarkan musyawarah anggota kelompok dalam pertemuan kelompok. Menurut pernyataannya, walaupun tujuan tidak secara tertulis namun anggota yang hadir dalam pertemuan pada saat itu bisa memahami apa yang menjadi tujuan kelompok. Kecuali bagi anggota yang tidak menghadiri pertemuan, karena tidak ada sosialisasi mengenai tujuan kelompok bagi anggota yang tidak hadir dalam pertemuan maka mereka tidak tahu akan tujuan kelompok yang telah disepakati bersama anggota kelompok. Umumnya anggota kelompok yang tidak hadir pada waktu diadakan pertemuan, diketahui bahwa sebagian besar anggota kelompok tidak mengetahui akan tujuan kelompok tersebut. Menurut informasi yang diperoleh dari ketua kelompok tani Puspa Mandiri hal ini disebabkan pada saat ditetapkannya kesepakatan tujuan kelompok tersebut ada beberapa orang anggota kelompok yang tidak menghadiri pertemuan. Dan ketua tidak memiliki waktu luang untuk mensosialisasikan tujuan kelompok kepada seluruh anggotanya. Menurut pendapat ketua kelompok tani Puspa Mandiri untuk dapat mencapai tujuan kelompok diperlukan kegiatan kelompok secara rutin. Sedangkan anggota yang hadir dalam pertemuan hanya sedikit dan yang datang hanya orang-orang tertentu saja, dengan alasan sibuk, tempat tinggal jauh dan kelelahan setelah seharian bertani. Dengan demikian kejelasan tujuan yang disampaikan dalam pertemuan kelompok tidak disertai dengan pemahaman anggota terhadap tujuan tersebut. 90 Selain itu dari pengamatan di lapangan jika dilihat dari kesesuaian tujuan kelompok dengan tujuan anggota kelompok sebagian besar menyatakan mengerti atau menyatakan tahu. Mereka juga menyatakan bahwa tujuan kelompok cukup jelas walaupun tujuan kelompok tidak tertulis. Hanya sebagian kecil saja yang menyatakan tidak mengerti dan tidak tahu apa yang menjadi tujuan kelompoknya. Sebagian kecil anggota kelompok tidak mengerti akan tujuan kelompok yang dimasukinya. Ketidaktahuan ini dikarenakan anggota tidak hadir ketika dirumuskan tujuan kelompok. Alasan ketidakhadiran anggota dalam pertemuan kelompok dikatakan oleh ED 36 tahun disebabkan karena faktor waktu yang berbenturan dengan kegiatan lain dan karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. 56 Struktur kekuasaan dalam hal ini adalah struktur kepengurusan kelompok tani yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota. Struktur Kepengurusan tersebut tercantum secara tertulis pada dokumen tertulis di Kantor Desa Lemahduhur. Untuk kelompok tani Puspa Mandiri telah diterbitkan SK Kepengurusan Kelompok Tani yang disyahkan oleh Kepala Desa Lemahduhur. Struktur kepengurusan kelompok tani Puspa Mandiri sudah cukup jelas dan diketahui oleh seluruh anggota kelompok. Sebagian besar anggota kelompok mengetahui struktur kepengurusan dan mekanisme pemilihan ketua dan pengurus kelompok. II. Struktur Kelompok 57 Mengenai kejelasan struktur kepengurusan kelompok tani Puspa Mandiri, dikatakan bahwa semua anggota mengetahui struktur kepengurusan kelompok yang sudah terdapat dalam dokumen tertulis. 58 56 ”Saya diundang oleh pak BD, katanya mau ada pertemuan kelompok di madrasah. Sebenernya saya pengen datang, tapi waktu itu saya ada pengajian di tempat lain, jadi tidak bisa datang. Kata teman saya, ada musyawarah tentang tujuan kelompok dan membicarakan bantuan pemerintah. Cuma itu saja yang saya tahu, tapi tujuan kelompok itu apa, nah..... saya tidak dikasihtahu.” 57 ”Kelompok tani Puspa Mandiri diketuai oleh pak BD, sekretarisnya pak ustadz NZ dan bendaharanya pak ED. Pengurus dipilih secara musyawarah berdasarkan kesepakatan seluruh anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan kelompok.” AL 35 tahun. 58 ”Semua anggota kelompok tahu tentang kepengurusan kelompok. Karena kepengurusan adalah hasil musyawarah anggota. Kepengurusan kelompok tani sudah tercantum dalam SK Kepala Desa Lemahduhur.” Mengenai struktur kekuasaan dari hasil pengamatan dan wawancara dengan anggota kelompok tani terlihat bahwa kewenangan diberikan oleh anggota kelompok kepada ketua dan 91 pengurus kelompok untuk mengatur interaksi antar anggota serta mengkoordinir kegiatan kelompok tani. 59 Dari uraian di atas nampak bahwa kepengurusan dalam kelompok tani Puspa Mandiri sudah berjalan sesuai fungsinya walaupun terlihat ketua lebih dominan dalam kelompok tani. Unsur lainnya seperti sekretaris, bendahara dan anggota sudah dapat menjalankan peran dan tugasnya masing-masing, tetapi masih menunggu arahan dari ketua kelompok. Hal ini tampak dari penjelasan mereka akan tugasnya masing-masing dalam menjalankan kegiatan kelompok. Tampak pada saat dilakukan wawancara terhadap sekretaris dan bendahara, ketika ditanyakan mengenai tugas dan fungsinya, mereka menyatakan mengerti tapi butuh arahan dan bimbingan dari ketua. Terlihat adanya upaya untuk membagi tugas atau tanggungjawab pada yang lainnya. Ustadz NZ 40 tahun sebagai sekretaris dalam kelompok tani Puspa Mandiri mengaku belum bisa maksimal menjalankan tugasnya sebagai sekretaris. Seluruh anggota kelompok menaruh kepercayaan penuh kepada ketua dan pengurus kelompok untuk mengelola kelompok yang dimasukinya. 60 Alasan keterbatasan waktu karena adanya kegiatan lain menjadi penyebab tidak maksimalnya kinerja sekretaris dalam kelompok. Terlihat bahwa peran dapat dengan mudah digantikan sesuai dengan kebutuhan kelompok. Demikian pula sikap bendahara kelompok, ED 36 tahun merasa tidak percaya diri apabila mengerjakan tugas keuangan kelompok. 61 Menurut penuturan ketua kelompok, sekretaris kelompok tani Puspa Mandiri dan bendahara kelompok pun sudah dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ketua kelompok, BD 41 tahun mengakui bahwa dirinya juga ikut 59 ”Mengenai urusan kelompok saya percayakan pada ketua dan pengurusnya saja, asalkan mereka dapat menjalankan amanat dan bersikap adil kepada semua anggota kelompok, tidak pilih kasih.” 60 ”Saya akui bahwa saya belum bisa menjalankan tugas saya sebagai sekretaris, karena saya sibuk mengajar di madrasah, sehingga urusan kelompok keteter, sehingga pak ketua mungkin merasa kesal kepada saya. Tugas saya sebagai sekretaris tetap saya kerjakan tapi kadang-kadang diselesaikan oleh beliau ketua. Mungkin karena kelamaan nunggu hasilnya. Tapi saya tidak tersinggung apalagi marah. Justru berterimakasih pada beliau yang mau membantu saya.” Ustadz NZ 40 tahun 61 ”Tugas sekretaris dan bendahara saya kerjakan bareng-bareng dengan NR dan ED. Biar cepat beres saja. Karena saya lihat mereka lambat, padahal maunya saya semua pekerjaan itu diselesaikan tepat waktu. Tapi saya maklum karena pak ustadz sibuk di madrasah dan bendahara kurang paham akan tugasnya. Saya ikhlas mengerjakan ini semua demi kemajuan kelompok dan untuk kepentingan bersama. Selagi saya mampu mengerjakannya.” Begitu pula yang disampaikan bendahara: ”Sebagai bendahara tugas saya mengelola keuangan kelompok. Tapi tidak saya kejakan sendiri. Karena tugas bendahara juga dikerjakan oleh ketua. Karena ketua tamatan SLTA sedangkan saya hanya tamatan SLTP, jadi ketua lebih pintar daripada saya. Saya tidak marah, hanya merasa tidak enak saja, malah menambah beban ketua.” 92 menjalankan tugas sekretaris dan bendahara, karena memahami kesibukan dan keterbatasan kemampuan pengurus kelompoknya. Dari pernyataan ketua kelompok, terlihat bahwa ketua memiliki dedikasi yang tinggi. Pengabdiannya terhadap kelompok benar-benar dilakukannya dengan ikhlas dan sepenuh hati. Hal ini berkaitan dengan latar belakang berdirinya kelompok tani, atas inisitiaf dari dirinya untuk membentuk kelompok tani Puspa Mandiri dengan semangat SPKP dan pengalaman yang dimilikinya. Dalam hal pengaturan tugas dan komunikasi semua terpusat pada ketua kelompok. Segala hal yang berkaitan dengan kegiatan kelompok hanya dikendalikan oleh ketuanya saja. Sejauh ini upaya ketua kelompok didalam mengelola kelompok dan mempengaruhi aktivitas kelompok dan anggotanya untuk mendinamiskan kelompoknya cukup baik. Tampak adanya upaya ketua kelompok untuk menjadikan kelompoknya lebih berkembang dan dinamis, agar dapat membantu dan meningkatkan ekonomi anggota dalam berusaha tani hutan rakyat lebih baik lagi. Ketua tampak aktif, dengan semangat mencari informasi ke kelompok tani di desa lain, terutama mencari informasi mengenai bantuan program. Ketua kelompok sering berkunjung ke kelompok tani di desa lain terutama kelompok tani yang sudah sering mendapat bantuan dari pemerintah. BD 41 tahun sebagai ketua kelompok mengutarakan keinginannya untuk memajukan kelompok yang dipimpinnya baik melalui bantuan dari negara maupun LSM yang terkait. Sampai sejauh ini di dalam menjalankan fungsi tugas sebagai ketua cenderung masih menunggu arahan dari petugas terkait program, ketua masih bersifat reaktif sehingga baru bergerak apabila ada instruksi dari petugas. Dapat dikatakan bahwa ketua kelompok hanya berperan sebagai jembatan penghubung antara pihak petugas dengan para anggotanya sedangkan perannya sebagai penggerak untuk lebih memajukan kelompok yang dipimpinnya belum terlihat. Ketika hal ini ditanyakan kepada ketua kelompok, diperoleh jawaban karena tidak adanya dana untuk transportasi untuk mengajak anggotanya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di luar desa yang berhubungan dengan usahatani hutan rakyat. Untuk keperluan menghadiri pertemuan-pertemuan di luar desa saja 93 ketua menumpang kendaraan roda dua bendahara kelompok tani Bina Mandiri 62 Belum berfungsinya tugas kelompok dikarenakan keterbatasan pendidikan anggota kelompok yang mayoritas hanya tamatan SD. Dalam hal pemberian informasi, fungsi tugas kelompok dapat diketahui dari informasi yang diberikan oleh anggota kelompok, bahwa semua informasi khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan hutan rakyat sampai pada semua anggota, terutama anggota . Sedangkan anggota kelompok tidak mau mengeluarkan uang transport, maka anggota tidak pernah hadir dalam pertemuan di tingkat desa atau kecamatan. Oleh sebab itu dalam hal pengaturan tugas dan komunikasi pun semuanya bertumpu pada ketua kelompok. Dari pernyataan diatas terlihat adanya kendala finansial dan benturan waktu, sehingga ketua tidak dapat mengajak anggota, sehingga anggota kelompok tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan. Salah seorang anggota kelompok, AL 34 tahun mengutarakan alasan ketidakikutsertaannya dalam kegiatan kelompok di luar desa. Umumnya mereka tidak bisa hadir karena benturan dengan tugas dan tanggung jawab ngurus kebun mereka. Alasan dua orang anggota kelompok tersebut ketidak ikutsertaannya dalam kegiatan di luar desa khususnya yang berhubungan dengan usahatani hutan rakyat karena faktor ekonomi dan waktu yang terbatas. III. Fungsi Tugas Kelompok Ditinjau dari fungsi tugas kelompok terlihat bahwa kelompok hanya berfungsi sebagai media penyalur bantuan program dalam hal ini bantuan bibit dari dinas terkait program pengelolaan hutan rakyat dan sebagai penyalur sarana produksi yang dibutuhkan oleh anggota kelompok. Sedangkan fungsi-fungsi lainnya sampai sejauh ini relatif belum berjalan sebagaimana mestinya. ”Sampai saat ini kelompok baru bisa berfungsi sebagai jembatan antara pihak program dengan anggota kelompok saja. Maksudnya apabila ada bantuan bibit dari program, kelompok hanya berfungsi menyalurkannya kepada anggota kelompok. Kelompok belum bisa menjalankan fungsi lainnya karena rendahnya pendidikan anggota kelompok yang kebanyakan hanya tamatan SD.” BD 41 tahun. 62 Diolah dari hasil wawancara dengan BD 41 tahun, ketua kelompok tani Bina Mandiri, 21 Agustus 2011. 94 yang hadir pada saat diadakan pertemuan. Hanya sebagian anggota saja yang tidak memperoleh informasi, karena mereka tidak hadir. Pada umumnya informasi dari petugas hanya sebatas pada ketua saja. Kemudian ketua menyampaikan informasi tersebut dalam pertemuan kelompok. Informasi yang disampaikan sifatnya temporer dan terbatas. Sulit dan kurangnya koordinasi dikarenakan sumberdaya manusia yang relatif rendah. Tidak terlihat adanya informasi secara tertulis buku catatan khusus informasi serta belum tersedianya papan informasi guna memudahkan penyebaran informasi kepada semua anggota. 63 Fungsi kelompok dalam pelaksanaan pemberian dorongan dapat ditinjau dari frekuensi penyuluhan yang kurang memadai. Tidak ada jadwal tetap atau rutin untuk kegiatan penyuluhan. Penyuluhan akan dilaksanakan apabila merasa diperlukan. Juga tidak adanya jadwal khusus untuk kegiatan pembelajaran atau penerapan inovasi teknologi pengelolaan hutan rakyat. Tidak adanya upaya kelompok untuk mendatangkan petugas yang kompeten di bidang pengelolaan hutan rakyat. Selama ini hanya ada satu orang penyuluh dari UPT Kabupaten Bogor dan seorang penyuluh dari UPTD kecamatan Caringin. Dari segi frekwensi kegiatan penyuluhuhan dalam kelompok cenderung kurang memadai. Penyuluh lebih sering mengunjungi kelompok tani Berkah yang mengelola hortikultura. Hubungan pribadi penyuluh dengan ketua kelompok tani Berkah sangat dekat. Sehingga terlihat begitu kompak. Hal ini membuat kelompok tani Puspa Mandiri dinomorduakan,BD, 41 tahun. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh ketua kelompok, nampak adanya kesenjangan sosial antara kelompok tani Puspa Penyampaian informasi kepada anggota kelompok dilakukan dalam pertemuan kelompok. Bagi anggota yang tidak hadir pada saat diadakan pertemuan lebih banyak bertanya kepada anggota lain yang pada saat pertemuan hadir. Ketua tidak dapat mensosialisasikan informasi kepada anggota yang tidak hadir karena tempat tinggal anggota yang berjauhan, tidak memungkinkan ketua kelompok untuk mendatangi satu persatu. 63 ”Setiap ada informasi mengenai pengelolaan hutan rakyat dari petugas, saya selalu sampaikan pada semua anggota. Anggota saya undang dalam pertemuan. Bagi yang menghadiri pertemuan mereka tahu akan informasi yang saya sampaikan. Tapi bagi anggota yang tidak hadir, bisa mengetahui informasi tersebut dari sesama anggota ataupun pada waktu bertemu saya di kebun atau di rumah salah satu anggota kelompok. Karena saya tidak ada waktu kalau harus datang dari rumah ke rumah, karena tempatnya berjauhan.” BD 41 tahun. 95 Mandiri dengan kelompok tani Barkah. Dan ada kecurigaan ketua kelompok terhadap penyuluh. Ditinjau dari hal pemberian penjelasan dapat dilihat bahwa pemberian penjelasan dilakukan secara insidentil saja, jika diperlukan hanya sewaktu-waktu saja. Tidak disediakan waktu khusus untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan kelompok dan anggota. Sehingga penjelasan hanya disampaikan oleh ketua ataupun anggota kepada anggota lainnya apabila mereka bertemu secara tidak sengaja. Dengan demikian tidak ada fasilitas kelompok untuk memberikan penjelasan kepada anggotanya tentang hak-hak dan kewajiban- kewajiban anggota dalam kelompok. Demikian pula tidak ada upaya kelompok guna mendukung anggotanya agar memperoleh hak-haknya sebagai anggota kelompok. Kelompok tani Puspa Mandiri yang terbentuk secara bottom up atas dasar inisiatif masyarakat petani yang menginginkan adanya kelompok tani di kampung Leuwisapi seperti kelompok tani lain di kampung dan desa tetangga yang sudah mendapat bantuan proyek. Disamping itu pula dari pihak proyekprogram kurang adanya kesempatan kelompok tani untuk berkreativitas. Sehingga perlu diadakanya pendampingan di desa Lemahduhur. Ketika ditanyakan kepada anggota kelompok tani Puspa Mandiri, hampir sebagian besar anggota kelompok menghendaki diadakannya penyuluhan mengenai pemeliharaan tanaman dan penyuluhan mengenai kejelasan status lahan garapan dan juga mengharapkan adanya pendampingan dari instansi maupun LSM. Dan anggota kelompok menginginkan apabila bibit bantuan program merekalah yang menentukan jenis bibit yang akan ditanam di lahannya dan mereka menginginkan bantuan program langsung diberikan pada anggota kelompok saja, tidak melalui ketua karena akan menimbulkan fitnah dan kecurigaan anggota terhadap ketua kelompok 64 . Ketika diselenggarakan FGD tampak bahwa anggota memiliki keinginan untuk diadakan penyuluhan mengenai kejelasan status lahan. 65 64 Diolah dari hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 21 Maret 2011. 65 Penuturan NH 46 tahun mengenai kejelasan status lahan:”Saya ingin ada penyuluhan tentang hutan rakyat dan status lahan. Sekarang petani mengelola hutan rakyat hanya berdasarkan pengalaman saja, belum canggihlah. Petani juga agak malas menamam tanaman kayu karena status lahan yang tidak jelas. Khawatir kalau sewaktu-waktu lahan diambil oleh pemiliknya, padahal ada tanaman kayu yang ditanaman oleh petani. Makanya saya ingin di desa ini ada penyuluhan dari BPN atau dinas lainnya.” Ketidakjelasan status lahan 96 memotivasi mereka untuk lebih fokus menanam tanaman sayur-sayuran daripada tanaman keras, karena adanya kekhawatiran apabila menanam kayu, suatu saat lahan akan diambil oleh pemiliknya. IV. Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok Kelompok tani Puspa Mandiri mengadakan pertemuan kelompok di madrasah kampung Leuwisapi, karena saung pertemuan kelompok tidak dapat menampung seluruh anggota kelompok yang hadir. Kelompok Tani Puspa Mandiri lebih sering mengadakan pertemuan yang biasanya diadakan setelah pengajian rutin bulanan dan bertempat di madrasah kampung Leuwisapi. Tidak ada buku catatan khusus mengenai notulensi pertemuan. Yang ada hanya buku tamu saja. Itupun baru saja dibuat, karena pada saat dilakukan penelitian, penelitilah yang pertama kali menulis di buku tamu. Peraturan dan norma dalam kelompok sudah ada namun tidak tertulis, hanya disampaikan secara lisan. Musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan dalam kelompok. Walaupun peraturan dan norma tidak tertulis namun anggota sudah memahami peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam pertemuan kelompok, tertutama bagi anggota yang hadir dalam pertemuan pada saat ditetapkan peraturan kelompok. Mengenai dokumen kelompok dan peraturan kelompok, BD 41 tahun mengatakan bahwa kelompoknya belum memiliki dokumen lengkap. ”Kelompok tani Puspa Mandiri belum punya dokumen tertulis. Rencana mau dibuat buku keuangan kelompok, buku catatan hasil pertemuan kelompok. Sekarang baru ada buku tamu saja. Kalau peraturan kelompok sudah ada. Disepakati oleh anggota dalam musyawah kelompok. Biarpun tidak tertulis tapi anggota sudah paham pada peraturan kelompok.” Walaupun peraturan kelompok belum tertulis namun sudah memiliki kekuatan untuk mengatur anggota, dan anggota sudah mengetahui isi dari peraturan kelompok. Kelompok Tani Puspa Mandiri hanya memiliki dokumen tertulis berupa buku tamu dan daftar absensi pertemuan kelompok saja serta SK Kepengurusan yang disahkan oleh Kepala Desa Lemahduhur. Dalam penerimaan anggota baru, sampai sejauh ini belum ada penerimaan anggota baru, namun keanggotaan terbuka untuk siapa saja yang berminat untuk 97 bergabung dalam kelompok tani dengan syarat petani tinggal menetap di Desa Lemahduhur. Sejak kelompok tani Puspa Mandiri dibentuk telah mengalami penambahan jumlah anggota kelompok dari 15 orang menjadi 30 orang. Hal ini dilatar belakangi oleh terbentuknya kelompok secara bottom up atas inisiatif beberapa orang warga, sehingga menimbulkan solidaritas yang tinggi. Kenyataan yang ada justru ada beberapa orang yang menurut informasi dari ketua kelompok adalah anggota dari kelompok yang dipimpinnya, namun ketika ditanyakan kepada anggota yang bersangkutan pada kenyataannya orang yang bersangkutan tidak tahu menahu kalau dirinya dimasukan dalam kelompok tani. Terutama anggota kelompok tani yang sudah tua atau berusia diatas 50 tahun nampak keragu-raguan ketika ditanyakan apakah dirinya masuk dalam kelompok tani. Jawabannya adalah mereka pernah diajak oleh ketua kelompok dan juga oleh anak mereka untuk masuk dalam kelompok tani karena akan ada bantuan program. Akan tetapi anggota tersebut belum pernah diundang untuk menghadiri pertemuan kelompok 66 Sehingga kecenderungan yang ada adalah nama-nama yang terdaftar dalam anggota kelompok tani tidak semuanya aktif dalam kegiatan kelompok. Daftar nama anggota tersebut terkait dengan proyek atau program yang mengsyaratkan jumlah minimal anggota kelompok untuk memperoleh bantuan program. Maka anggota kelompok harus mau didaftar dalam anggota kelompok. Pada saat ini kelompok tani Puspa Mandiri memiliki anggota sebanyak 30 orang yang terbagi menjadi 2 dua kelompok bidang usaha yaitu 15 orang mengelola usahatani hutan rakyat dan 15 orang lagi mengelola pertanian. Pada saat dibentuk kelompok tani Puspa Mandiri hanya beranggotakan 15 orang. Dalam perkembangannya keanggotaan kelompok tani mengalami peningkatan jumlah keanggotaan dari 15 orang menjadi 30 orang. Pembinaan dan pemeliharaan . Hal ini terjadi pada keanggotaan kelompok tani Puspa Mandiri. Mereka mendapat informasi tentang kelompok dari anak-anak mereka yang kebetulan aktif dalam kegiatan kelompok. 66 Diolah dari hasil wawancara dengan beberapa orang anggota kelompok tani Puspa Mandiri, 22 Maret 2011. 98 kelompok yang masih rendah ini menjadi penyebab kurang berkembangnya kelompok tani. 67 Hubungan antara ketua dengan anggota kelompok dilihat dari pengamatan tampak adanya kekurangharmonisan. Tercermin dari pernyataan beberapa anggota kelompok yang menyatakan keinginannya, apabila akan ada bantuan program lagi di waktu yang akan datang, sebaiknya jangan lewat ketua, lebih baik langsung Ketua dan pengurus kelompok belum mampu menghidupkan suasana kelompok dan belum dapat mendinamiskan kelompok yang dipimpinnya. Dalam perkembangannya terlihat bahwa keanggotaan kelompok tani Puspa Mandiri mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan pentingnya manfaat kelompok serta adanya keinginan petani untuk menjadi anggota kelompok tani. V. Kekompakan Kelompok Kinerja ketua kelompok dan pengurus kelompok lainnya belum berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak terlihat upaya ketua kelompok dan pengurus yang ditujukan untuk mencapai target program dalam pengelolaan hutan rakyat. Ketua kelompok terlihat hanya sebagai penghubung dengan pihak program proyek, bilamana dibutuhkan oleh anggota. Menurut informasi dari ketua kelompok tani Puspa Mandiri karena sekretaris dan bendahara tidak dapat menjalankan tugas-tugasnya, maka ketua berinisiatif mengerjakan tugas sekretaris dan bendahara. Alasan ketua, sekretaris dan bendahara tidak tanggap dan lamban dalan menjalankan tugas, penyebabnya karena rendahnya pendidikan sekretaris dan bendahara, dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, sedangkan ketua kelompok Puspa Mandiri adalah tamatan SLTA dan pernah menjadi ketua SPKP sebelumnya dan merupakan anggota Pengamanan Hutan Swakarsa Pamhutswakarsa sehingga sudah mempunyai sedikit pengalaman dalam berorganisasi. Sebenarnya sekretaris dan bendahara kelompok sudah bisa melaksanakan tugasnya masing-masing, tapi lamban. Sehingga membuat ketua turun tangan mengerjakan tugas mereka. Apalagi kurangnya kemampuan pengetahuan dan ketrampilan mereka. 67 ”Jumlah anggota kelompok bertambah. Pada saat berdirinya hanya ada 15 orang anggota lama-lama bertambah banyak, sekarang ada 30 orang. Kalau ada sebagian anggota yang tidak tahu masuk kelompok atau tidak, itu karena tidak pernah hadir pertemuan. Karena sudah tua, kecapekan di kebun. Tapi waktu diajak masuk kelompok, orang itu mau. Jadi bingung kalau ditanya mengenai kelompok.” BD 41 tahun. 99 dibagikan kepada anggota kelompok saja. Terkesan ada fitnah dalam kehidupan berkelompok. Beberapa orang anggota kelompok menginginkan bantuan diberikan langsung kepada anggota tidak melalui ketua kelompok. 68 Perasaan curiga dari anggota terhadap ketua pun dirasakan oleh ketua kelompok tani Puspa Mandiri. Ketua kelompok tani Puspa Mandiri menyatakan bahwa tidak mungkin dirinya menyelewengkan dana bantuan program, karena dia tahu dirinya hanya sebagai pendatang di Desa Lemahduhur, ada ketakutan dirinya akan diusir oleh warga setempat yang merupakan penduduk asli Desa Lemahduhur. Hal ini disebabkan juga oleh keberadaan ketua kelompok Puspa Mandiri yang merupakan pendatang dari Sumatera Selatan, yang menetap di kampung Leuwisapi Desa Lemahduhur karena beristrikan penduduk setempat. Namun karena kemampuannya dan sifatnya yang pandai bergaul dan komunikatif maka beberapa anggota kelompok menunjuknya dan mempercayainya untuk dijadikan sebagai ketua kelompoknya. Pengakuan BD 41 tahun bahwa dirinya ditunjuk sebagai ketua kelompok karena pengalamannya dalam berorganisasi. Namun BD merasa ada yang pro dan kontra terhadap kepemimpinannya. 69 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lingkungan fisik belum memadai. Lingkungan fisik dilihat dari lingkungan sosial masyarakat yang tidak memberikan dorongan untuk mewujudkan suasana kelompok yang ideal. Dilihat dari pelayanan yang diberikan oleh pihak-pihak terkait terutama penyuluh yang Nampak dalam kehidupan berkelompok ada isu-isu negatif terhadap diri ketua. Pada masa kepemimpin ketua kelompok ada yang pro dan kontra terhadap sifat kepemimpinannya. Dalam hal kekompakan kelompok terdapat keterikatan antara anggota kelompok terhadap kelompoknya. Anggota kelompok memiliki keinginan untuk tetap tinggal di dalam kelompoknya. VI. Suasana Kelompok 68 ”Nanti kalau ada bantuan lagi lebih baik dibagikan langsung ke anggota kelompok, jangan lewat ketua, biar lebih terbuka dan adil. Kalau sekarang kan bantuan lewat ketua kelompok, dia yang bagikan jadi banyak yang ngomongin dia. Jadi fitnah.” MM 50 tahun. 69 ”Saya juga merasa ada yang curiga sama saya. Dikiranya saya menyelewengkan dana bantuan. Saya sih berusaha tegar saja, toh saya tidak berbuat. Sebenarnya saya kesal, sudah cape ngurusin kelompok masih juga dicurigai tanpa bukti-bukti. Tidak mungkin saya berbuat macem-macem. Saya sadar kalau saya sebagai pendatang disini, karena saya nikah sama orang sini, takut diusir penduduk asli. Saya berusaha menjaga kepercayaan anggota yang sudah menunjuk saya sebagai ketua.” BD 41 tahun. 100 jumlahnya terbatas dan tidak memiliki jadwal tetap atau rutin berkunjung ke kelompok. Begitupun pertemuan antara pihak program proyek tidak ada jadwal pasti untuk mengunjungi kelompok, tergantung kebutuhan pihak program proyek. Tidak adanya jadwal rutin dan pasti serta tingkat frekwensi kunjungan yang cenderung kurang menggambarkan bahwa suasana kelompok relatif kurang dinamis. Kunjungan penyuluhan dilakukan apabila ada permintaan sesuai dengan kebutuhan anggota kelompok. Menurut keterangan yang diperoleh dari ketua kelompok, pengurus kelompok dan beberapa orang anggota kelompok diperoleh keterangan bahwa penyuluh lebih sering mengadakan pertemuan atau penyuluhan kepada kelompok Tani Berkah yang fokus pada bidang hortikultura, dimana kelompok Tani Berkah inipun merupakan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan. Keadaan ini dikarenakan kedekatan hubungan personil antara penyuluh dengan ketua kelompok tani Berkah yang juga sebagai tengkulak dan ekonominya cukup mapan. ”Penyuluh jarang sekali datang ke kelompok Puspa Mandiri, lebih sering ke kelompok tani Berkah. Jadi menimbulkan fitnah dari anggota kepada kelompok taninya UB ketua kelompok tani Berkah. Kalau ada permintaan dari kelompok baru penyuluh datang. Harus ada inisiatif dari kelompok. Pihak program juga baru datang dua kali, pada waktu akan ada bantuan, sama setelah bantuan turun untuk melihat bibit bantuan yang ditanam, sesudah itu tidah pernah kesini lagi.” BD 41 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua dan hasil pengamatan menunjukkan terdapat adanya kesenjangan sosial antara kelompok tani Berkah yang khusus mengelola hortikultura dengan Kelompok Tani Bina Mandiri dan Puspa Mandiri yang mengelola hutan rakyat. Hal ini menimbulkan prasangka buruk terhadap kelompok tani Berkah. Terjadi adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan secara psikologis. Bahkan ada beberapa orang eks anggota kelompok tani Berkah yang keluar dari kelompoknya, karena merasa tertekan dengan sikap ketuanya yang tidak terbuka terhadap anggota 70 70 ”Saya keluar dari kelompok tani Berkah karena ketuanya tidak transparan, rasanya tertekan jadi anggota kelompok tani Berkah. Makanya saya tidak tahan, saya keluar dan sekarang masuk kelompok tani Puspa Mandirinya pak BD.” UJ 33 tahun. . Adanya faktor tekanan psikologis dan ketidakadilan sikap ketua dan pengurus kelompok mendorong anggota untuk keluar dari keanggotaan kelompok. 101 Interaksi dalam kelompok hanya merupakan bagian dari kegiatan sehari- hari, bertemu di jalan, bertemu sedang di lahan, ngobrol-ngobrol santai, bertemu di rumah salah seorang anggota. Interaksi yang terjadi dalam kelompok hanya sebatas sebagai anggota kelompok, tidak didasari atas kesadaran rasa memiliki kelompok yang kuat. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa anggota merasa senang dengan adanya kelompok, mereka tetap menginginkan adanya kelompok walaupun nanti program akan berakhir. Bahkan dalam kelompok tani ada beberapa orang anggota kelompok yang baru bergabung setelah keluar dari kelompok tani Berkah dikarenakan merasa tertekan oleh sikap ketua yang tidak adil dalam kelompok sebelumnya. Dari hasil pengamatan terlihat walaupun partipasi anggota dalam kegiatan kelompok termasuk rendah namun anggota merasa akan manfaat dari kelompok nampak dari keinginannya agar kelompok tetap eksis walaupun program berakhir nanti. Keuntungan menjadi anggota adalah karena lebih banyak informasi dan menambah wawasan usahatani dan juga bisa dapat bantuan. Karena itu diharapkan jangan sampai kelompok tani bubar, malahan kalau bisa lebih banyak kegiatan lagi sehingga bantuan lebih banyak untuk kelompok tani Berkah, AL 34 tahun. Anggota merasakan manfaat adanya kelompok sebagai wadah kerjasama petani dan ajang silaturahmi anggota. Kelompok yang terbentuk secara bottom up menimbulkan keinginan anggota untuk tetap mempertahankan dan memajukan kelompok yang terbentuk atas swadaya masyarakat petani. Anggota memiliki solidaritas yang kuat dan loyalitas terhadap kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai pandangan dan harapan bahwa di dalam kelompok tani terdapat kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh keberadaan anggota kelompok lain, sehingga satu dan lainnya saling membutuhkan. Di dalam kelompok tani anggota berpartisipasi terus menerus secara interaktif untuk mempertahankan kehidupan kelompok tanpa adanya paksaan. VII. Tekanan Pada Kelompok Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kelompok tani Puspa Mandiri terdapat tekanan dari luar yaitu dari para penyuplai barang atau yang disebut tengkulak. Hal ini dipicu oleh keadaan anggota kelompok yang belum bisa 102 melepaskan diri dari tengkulak dari kondisi ekonomi mereka yang serba kekurangan. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan sarana produksi bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun mereka sangat bergantung pada pinjaman dari tengkulak yang dibayarkan dengan hasil panen. Beberapa orang anggota menyatakan keberatannya terhadap keberadaan tengkulak di desanya. ”Petani disini kalau ada keperluan apa-apa, misalnya beli pupuk atau keperluan lainnya pinjam sama tengkulak. Dikembaliinnya nanti kalau panen.Cuma hasil panen teh dihargainnya paling murah di pasaran. Yah, kalau ngitung untung rugi sih, jelas petani rugi. Tapi, mau gimana lagi ya, kita kalau butuh apa-apa tengkulak yang ngasih pinjaman. Mudah- mudahan lama-lama tengkulak tidak ada lagi disini.” ED 36 tahun. Kecurangan tengkulak dalam menentukan harga merugikan petani. Namun karena kondisi ekonomi yang sulit menyebabkan para petani tetap menjaga hubungan baik dengan tengkulak demi memperoleh pinjaman uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta untuk aktivitas usahatani. Persoalan tengkulak yang menjerat petani masih menjadi prioritas masalah yang harus diselesaikan. 71 Tekanan dari dalam kelompok untuk maju hanya dinginkan oleh ketua kelompok Puspa Mandiri saja yang berjuang demi kelompok taninya untuk bisa maju seperti kelompok tani di desa lain. Kelompok tani Puspa Mandiri sudah menjalin kerjasama yang baik dalam sengonisasi dengan koperasi pondok pesantren Darul Falah Ciampea Bogor. Ketua kelompok tani Puspa Mandiri merasa sudah lelah mengurusi kelompoknya yang anggotanya sulit untuk diajak berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok. Apalagi apabila ada kecurigaan dari anggota dan fitnah dari anggota yang ditujukan kepada dirinya. Namun kondisi seperti ini tidak mengurangi semangat ketua untuk tetap memimpin kelompoknya dan memajukan kelompoknya. Ketua kelompok, BD 41 tahun memiliki keinginan untuk membuat kelompok lebih dinamis, mandiri dan berkelanjutan. Keberadaan tengkulak di kampung Leuwisapi secara psikologis sangat menekan petani, namun secara ekonomi memberikan manfaat walaupun ada ketidakadilan dalam penentuan harga hasil panen petani. 71 MM 50 tahun menceritakan tentang keberadaan tengkulak di desa Lemaduhur: ”Di kampung Nangeleng tengkulaknya lebih banyak daripada di kampung Leuwisapi. Lihat saja disana lebih banyak rumah bagus dibanding disini. Rumahnya tengkulak bagus-bagus, mereka mah banyak uangnya. Sekarang saya kalau perlu uang atau beli pupuk pinjam sama tengkulak. Sebenarnya rugi pinjam uang sama tengkulak, dibayarnya pakai hasil panen yang harganya paling murah. Coba kalau kita sendiri yang jual ke pasar, mungkin harganya tidak semurah itu.” 103 Sebab apa yang dilakukannya ingin seperti kelompok tani lain di tetangga desa. Jika mereka bisa mengapa dirinya tidak bisa. Karena itu perlu untuk belajar kepada kelompok tani lain, baik pertanian maupun kehutanan.. VIII. Efektivitas Kelompok Anggota kelompok tani Puspa Mandiri merasa puas dengan menjadi anggota kelompok taninya, karena mereka merasa lebih mudah dalam berusahatani. Anggota kelompok tani pun merasa puas dengan adanya kelompok tani karena mereka bisa bekerja sama dan menambah wawasan dan pengalaman dalam berusahatani khususnya usahatani hutan rakyat. Dan dengan adanya kelompok merupakan wadah untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam berusahatani hutan rakyat. Namun mereka merasa semangat dalam kegiatan kelompok apabila ada bantuan program saja, hal ini dikarenakan rendahnya kondisi ekonomi anggota kelompok. Karena mereka merasa harga bibit tanaman keras sangat mahal sehingga mereka tidak mampu membeli. 72 Karakteristik individu anggota kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan formal, pendidikan non formal mengikuti kursus atau pelatihan yang Masalah ekonomi dan ketidakmampuan memiliki lahan mengakibatkan petani merasa perlu kehidupan berkelompok agar tetap dapat mengelola lahan dan memperoleh bantuan bibit. Ketika ditanyakan apakah sudah merasa puas menjadi anggota kelompok tani, salah seorang anggota mengaku merasa puas apalagi tanaman sengon yang ditanam di lahan kelompok secara fisik sangat memuaskan. Alasan-alasan yang dikemukakan oleh beberapa orang diatas menggambarkan adanya kepuasan tersendiri setelah menjadi anggota kelompok tani, lebih mudah untuk berinteraksi dengan sesama petani dengan melakukan kerjasama dalam pengelolaan lahan khususnya mengelola hutan rakyat bantuan program.

4.1.3. Hubungan Dinamika Kelompok Dengan Karakteristik Individu Anggota Kelompok Tani Petani

72 ”Saya puas masuk kelompok tani, karena bisa tetap usahatani hutan rakyat biarpun tidak punya uang. Enak bisa kerjasama dengan petani lain, sebelum jadi anggota ngelola lahan sendiri-sendiri, pakai uang sendiri. Saya juga puas lihat tanaman kayu bibit bantuan tumbuhnya bagus, tidak ada yang mati.” UG 35 tahun. 104 berhubungan dengan kegiatan pengelolaan Hutan Rakyat, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan usaha tani khususnya usahatani hutan rakyat, pengalaman berusahatani khususnya usahatani hutan rakyat, lamanya menjadi anggota kelompok tani dan kekosmopolitan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman berusaha tani, lamanya menjadi anggota kelompok dan luas lahan mempengaruhi tingkat dinamika kelompok. Sedangkan faktor jumlah tanggungan keluarga dan kekosmopolitan tidak mempengaruhi tingkat dinamika kelompok. Hal tersebut tampak pada kasus yang terjadi pada kedua kelompok tani yang diteliti. Umur Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur anggota kedua kelompok yang diteliti adalah 45 tahun 50, dengan kisaran antara umur 20-70 tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok tani Bina Mandiri dan Puspa Mandiri tergolong kelompok umur produktif. Seperti yang dikatakan oleh Simanjutak 1982 bahwa umur produktif tenaga kerja adalah antara umur 15-64 tahun. Dengan demikian anggota kelompok tani secara fisik dan psikologis masih sanggup bekerja atau berusahatani untuk memperoleh penghasilan. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara umur dengan dinamika kelompok terutama unsur tujuan dan struktur kelompok menunjukkan bahwa anggota kelompok yang berusia muda, akan membantu terwujudnya pengelolaan kelompok yang semakin baik. Sedangkan umur anggota kelompok yang sudah lanjut usia tua menunjukkan bahwa tujuan masuk menjadi anggota kelompok karena merasa segan dan ikut-ikutan teman, sehingga mereka tidak peduli dengan kemajuan kelompoknya. Dalam hal struktur kelompok, dalam pembagian peran, anggota kelompok yang berusia muda lebih aktif untuk terciptanya pengelolaan kelompok yang lebih baik, sedangkan yang berumur tua pasif dan tidak peduli terhadap kegiatan kelompok. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok tani yang berumur tua yang secara fisik dan psikologis tidak sanggup bekerja atau 105 berusahatani secara maksimal untuk mendapatkan penghasilan mempengaruhi rendahnya dinamika kelompok. Pendidikan Formal Dari hasil penelitian terhadap dua kelompok tani yang diteliti dapat dilihat hampir 75 tamattidak tamat SD, 15 tamattidak tamat SLTP, 15 tamattidak tamat SLTA. Dengan latar belakang pendidikan yang tergolong sangat rendah mempengaruhi pola pikir dan daya nalar petani dalam berusahatani. Mereka cenderung bersikap pasrah terhadap keadaan, kurang adanya inisiatif untuk mengembangkan usahatani khususnya usahatani Hutan Rakyat, sehingga kegiatan-kegiatan usahatani kurang terencana dengan baik. Seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi 1986 bahwa salah satu faktor yang dapat mengubah pola pikir dan daya nalar petani adalah pendidikan. Sejalan dengan pendapat Mardikanto 1993 bahwa pendidikan petani umumnya mempengaruhi cara dan pola pikir petani dalam mengelola usahatani. Hasil pengamatan menunjukan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan dinamika kelompok. Tingkat pendidikan anggota kelompok yang rendah menyebabkan rendahnya dinamika kelompok terutama unsur 1tujuan dan 2kekompakan kelompok. Anggota kelompok yang tingkat pendidikannya rendah tidak mengerti tujuan kelompok yang sesungguhnya, karena alasan masuk kelompok hanya sekedar ikut-ikutan teman saja, dalam hal kekompakan kelompok kurang adanya kerjasama dalam kegiatan kelompok. Pendidikan Non Formal Tampak bahwa hanya 25 responden yang mengikuti kegiatan pelatihan atau kursus yang terkait dengan kegiatan usahatani Hutan rakyat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden rendahnya tingkat pendidikan non formal ini disebabkan karena tidak adanya keinginan untuk mengikuti kegiatan pelatihan karena merasa tidak mampu dan rendah diri, sebagian responden mengaku kurang informasi mengenai adanya kegiatan pelatihan atau kursus, dan beberapa orang responden menyatakan tidak adanya transportasi dan akomodasi untuk mengikuti 106 pelatihan. Sebagian lagi menyatakan karena kegiatan pelatihan pengelolaan hutan rakyat waktunya berbenturan dengan waktu untuk bertani. Dengan rendahnya tingkat pendidikan non formal tidak tampak adanya perubahan sikap, tindakan dan perilaku petani dalam berusahatani, mereka masih berusahatani secara tradisional dan otodidak. Menurut Tjondronegoro dalam Sastraatmaja 1986 bahwa pendidikan non formal merupakan perpaduan dari kegiatan mengubah minat atau keinginan, menyebarkan pengetahuan, ketrampilan dan kecakapan sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku sikap, tindakan dan pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan non formal dengan dinamika kelompok. Bahwa rendahnya tingkat pendidikan non formal menyebabkan rendahnya dinamika kelompok dalam hal tujuan kelompok. Jumlah Tanggungan Keluarga Dilihat dari jumlah tanggungan keluarga responden anggota kelompok tani rata-rata memiliki 6 orang tanggungan keluarga, dengan kisaran antara 3.- 12 orang. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi suatu keluarga Asdi, 1996. Dalam kegiatan berusahatani di lahan petani dibantu oleh istri dan anak-anak mereka seperti dalam kegiatan pemeliharaan dan penyiangan tanaman hutan rakyat. Dengan demikian maka jumlah tanggungan keluarga merupakan sumber daya manusia terutama dalam hal tenaga kerja pada usia produktif. Dikaitkan dengan dinamika kelompok dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa faktor jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki hubungan dengan tingkat dinamika kelompok. Luas Lahan Usahatani Dilihat dari luas lahan garapan yang diusahakan untuk pengelolaan hutan rakyat rata-rata 5000 m2. Luas lahan anggota kelompok tani terdiri atas lahan milik dan lahan garapan milik orang lain dengan sistem sewa atau pajak ditanggung oleh petani penggarap lahan milik orang Jakarta dan Bogor. Petani yang memiliki lahan milik lebih banyak mengelola hutan rakyat dengan menanam sengon yang dibawah tegakannya ditanami tanaman sayur-sayuran seperti buncis, 107 kol, cabe, leunca, tomat, cabai. Sedangkan petani yang mengelola lahan garapan lebih sedikit menanam tanaman keras karena adanya rasa kekhawatiran apabila tanaman kayu sudah mendekati usia tebang lahan akan diambil oleh pemiliknya, apabila hal ini terjadi petani tidak dapat berbuat apa-apa. Padahal lahan usahatani merupakan aset bagi petani dalam menghasilkan produksi sekaligus sebagai sumber kehidupan. Tanpa adanya ketersediaan lahan yang cukup, maka sulit bagi petani untuk mengembangkan produksi usahatani. Karena luas lahan merupakan faktor utama untuk memperbesar skala produksi usahatani yang akan dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara faktor luas lahan dengan dinamika kelompok terutama unsur tujuan kelompok. Anggota kelompok yang tidak memiliki lahan mempunyai tujuan masuk kelompok agar tetap dapat mengelola lahan hutan rakyat walaupun tidak memiliki lahan. Adanya pengetahuan anggota kelompok tentang nilai ekonomis tanaman keras kayu yang cukup tinggi serta merupakan investasi untuk kepentingan pendidikan anak mendorong petani untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan. Keterbatasan lahan hutan rakyat mendorong anggota kelompok untuk lebih intensif mengelola lahan hutan rakyat. Hasil dari hutan rakyat memiliki kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Pengalaman Berusahatani Ditinjau dari pengalaman berusahatani, khususnya usahatani hutan rakyat, responden petani termasuk kategori kurang berpengalaman. Mereka lebih berpengalaman dalam usahatani padi sawah dan tanaman sayur-sayuran atau hortikultura dibanding tanaman keras atau tanaman kayu-kayuan. Hasil penelitian menunjukkan pengalaman berusahatani hutan rakyat rata-rata 3 tahun, dengan kisaran 1-5 tahun. Responden anggota kelompok tani yang mempunyai lahan milik lebih berpengalaman dalam usahatani hutan rakyat, mereka memanfaatkan tanah yang kosong dan tanah yang miring untuk ditanami tanaman kayu-kayuan untuk menjaga lingkungan agar tidak erosi. Secara ekonomi, anggota kelompok mengetahui nilai ekonomi tanaman kayu yang memiliki nilai jual tinggi dan merupakan investasi bagi pendidikan anak mereka. Secara ekologis mereka sudah menyadari bahwa tanaman keras akan mencegah banjir dan longsor, terutama 108 anggota kelompok tani yang tinggal di kampung Leuwisapi apabila terjadi musibah longsor kampungnya akan tertimbun lelongsoran dan mereka tidak tahu harus mengungsi kemana. Maka dari itu untuk menghindari dan mencegah kelongsoran di lahan miring mereka menanam tanaman keras. Seperti yang diungkapkan oleh Mosher 1986 bahwa pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi dan aktivasi petani dalam usahataninya. Dari hasil pengamatan terlihat adanya hubungan antar pengalaman berusahatani dengan dinamika kelompok. Sebagian besar anggota kelompok tani mengelola hutan rakyat atas dorongan dan kemauan sendiri. Bantuan dan arahan dari pihak pemberi program atau bantuan hanya bersifat pendorong bagi aktivitas usahatani hutan rakyat. Lamanya Menjadi Anggota Lamanya menjadi anggota kelompok tani rata-rata 3 tahun, dengan kisaran 1-5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden anggota kelompok tani telah memasuki kelompok tani selama rata-rata 3 tahun. Mereka rata-rata menjadi anggota kelompok tani sejak dibentuknya kelompok tani, sehingga mereka rata-rata sudah lama memasuki kelompok tani. Lamanya anggota kelompok tani terlibat di dalam kelompok tani akan berdampak pada pengalaman yang dimiliki sebagai anggota kelompok. Anggota kelompok tani yang sudah lama memasuki kelompok tani lebih merasakan pentingnya eksistensi kelompok tani dan manfaat kelompok tani dalam membantu meningkatkan hasil usahatani khususnya usahatani hutan rakyat. Terdapat hubungan antara lamanya menjadi anggota kelompok dengan dinamika kelompok. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota kelompok menginginkan agar kelompoknya tetap ada walaupun bantuan program berakhir dan berharap kelompoknya bisa lebih maju. Kekosmopolitan Sikap kekosmopolitan yang diartikan sebagai sifat-sifat keterbukaan petani terhadap dunia luar dan dapat dengan mudah menerima bentuk ide-ide baru dalam rangka pembaharuan. Menurut Everett M. Rogers dalam Abdillah Hanafi 1987, 109 inovasi adalah sebuah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Kebaruan inovasi itu secara subyektif, menurut pandangan individu yang menangkapnya. Jika sesuatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi bagi orang itu. Pengertian baru dalam ide yang inovatif tidak berarti harus baru sama sekali. Suatu inovasi mungkin telah lama diketahui oleh seseorang beberapa waktu yang lalu yaitu ketika ia kenal dengan ide itu tetapi ia belum mengembangkan sikap suka atau tidak suka terhadapnya, apakah ia menerima atau menolaknya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa hanya 25 petani yang bersifat terbuka terhadap dunia luar sedangkan 75 tertutup. Hal ini dapat dilihat dari frekwensi seringnya pergi keluar desa untuk mencari informasi yang berhubungan dengan usahatani hutan rakyat, seringnya melihat dan mendengarkan media elektronik seperti Televisi dan Radio sehubungan dengan usahatani hutan rakyat, seringnya membaca koran atau majalah terkait dengan informasi hutan rakyat. Hasil penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kekosmopolitan dengan dinamika kelompok. Hanya sebagian kecil anggota kelompok tani mengakses informasi melalui televisi, radio dan surat khabar. Sebagian besar anggota kelompok tani memperoleh informasi mengenai usahatani hutan rakyat dari sesama anggota kelompok. Sifat petani di pedesaan umumnya subsiten dan kurang peka terhadap inovasi baru. Kasus Pada Kelompok Tani Bina Mandiri Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara umur dengan dinamika kelompok terutama dalam unsur tujuan dan struktur kelompok menunjukkan bahwa anggota kelompok yang berusia muda, akan membantu terwujudnya pengelolaan kelompok yang semakin baik. Sedangkan umur anggota kelompok yang sudah lanjut usia tua menunjukkan bahwa tujuan masuk menjadi anggota kelompok karena merasa segan dan ikut-ikut an teman, sehingga mereka tidak peduli dengan kemajuan kelompoknya. Berdasarkan wawancara dengan MS 70 tahun diketahui bahwa beliau cenderung bersikap pasrah terhadap kegiatan kelompok, kurang adanya inisiatif untuk memajukan Hubungan antara Umur Dengan Dinamika Kelompok 110 kelompoknya, hal ini dipicu pula oleh latar belakang motivasi beliau masuk kelompok karena ajakan pak RT bukan karena motivasi dari dirinya sendiri. 73 Sikap dan alasan yang diutarakan oleh MS dan MZ tersebut menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap kelompok, tampak tidak adanya keinginan untuk memajukan kelompok karena dipengaruhi oleh faktor umur yang sudah tua. Ketika hal ini ditanyakan kepada anggota kelompok yang berusia muda, tampak adanya motivasi untuk membuat kelompok lebih maju dengan berusaha mengelola kelompok lebih baik lagi. 74 Dalam hal struktur kelompok, dalam pembagian peran, anggota kelompok yang berusia muda lebih aktif untuk terciptanya pengelolaan kelompok yang lebih baik, sedangkan yang berumur tua pasif dan tidak peduli terhadap kegiatan kelompok. Anggota kelompok yang berusia muda memiliki solidaritas yang tinggi untuk memajukan kelompok agar kelompok dapat lebih hidup dan dinamis. Sedangkan anggota kelompok yang berusia tua cenderung bersikap apatis dikarenakan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk aktif mengelola kelompok. Alasan anggota kelompok aktif dalam kegiatan kelompok antara lain untuk mempererat tali silaturahmi, menjalin kerjasama antara sesama petani, Hal yang sama diungkapkan oleh IS 33 tahun mengungkapkan alasan masuk kelompok atas motivasi intern didorong oleh inisiatif untuk dapat memudahkan memperoleh informasi mengenai usahatani hutan rakyat. Dari pernyataan dua orang anggota kelompok tani yang berusia muda terlihat bahwa mereka memiliki semangat yang tinggi untuk memajukan kelompoknya dengan berusaha untuk berperan aktif dalam mengelola kegiatan kelompok. 73 ”Saya mah ikut kelompok karena diajak oleh Pak RT katanya mau dikasih bantuan bibit sengon. Sekarang saya nggak aktif dalam kelompok jadi nggak tahu kegiatan kelompok itu ngapain saja. Pokoknya mah terserah sama pengurus dan anggota yang masih muda sajalah yang ngurusin kelompok mah. Saya ikut seneng kalau kelompok bisa maju, tapi karena saya sudah tua nggak bisa aktif, bertani saja saya sudah kecapean.” MS70 tahun.Kasus serupa dialami oleh MZ 58 tahun yang tidak mengerti apa tujuan kelompok yang sesungguhnya. ”Saya nggak tahu tujuan kelompok itu apa yaaa....Buat saya yang penting tetep bisa ngelola hutan rakyat saja, biarpun nggak punya uang. Karena saya sudah tua, nggak kuat lagi ikut- ikutan kegiatan kelompok.” 74 ”Tujuan saya masuk kelompok ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga, saya juga ingin supaya kelompok saya bisa maju seperti kelompok tani di desa lain bisa sering mendapat bantuan. Sekarang sih saya hanya bisa aktif dalam kegiatan kelompok. Saya selalu hadir dalam pertemuan kelompok. Saya berharap kelompok bisa maju walaupun tidak ada lagi bantuan.” UJ33 tahun. 111 memperoleh informasi baru tentang teknis usahatani hutan rakyat serta menambah wawasan dan keterampilan dalam mengelola hutan rakyat 75 . Rendahnya tingkat pendidikan ketua dan tidak dimilikinya persyaratan sebagai pemimpin menimbulkan kevakuman kegiatan kelompok. Sebagian besar anggota kelompok merasa enggan untuk mengikuti kegiatan kursus ataupun pelatihan karena tidak mampu menyerap materi pelatihan yang disampaikan. Hubungan antara Pendidikan Formal dengan Dinamika Kelompok Hasil pengamatan menunjukkan ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan dinamika kelompok. Tingkat pendidikan anggota kelompok yang rendah menyebabkan rendahnya dinamika kelompok terutama unsur tujuan dan kekompakan kelompok. Anggota kelompok yang tingkat pendidikannya rendah tidak mengerti tujuan kelompok yang sesungguhnya, karena alasan masuk kelompok hanya sekedar ikut-ikutan teman saja, dalam hal kekompakan kelompok kurang adanya kerjasama dalam kegiatan kelompok. ”Saya ditunjuk sebagai ketua kelompok tani Bina Mandiri bukan karena pintar, saya mah nggak sekolah tinggi, mungkin dipilih karena saya termasuk sesepuh di desa ini. Sebenernya saya minder takut nggak bisa mimpin anggota karena saya hanya tamatan SD. Makanya saya mah nggak pernah ikutan kalau ada kegiatan di kecamatan atau kabupaten. Percumalah kalau ikut juga nggak bakalan ngerti, saya bodoh. Untuk kemajuan kelompok saya serahin ke menantu saya saja. Terserah mau diapakan kelompok ini. Sekarang sih kegiatannya hanya ngelola hutan rakyat bantuan program saja. Bingung ya mau bikin kegiatan apa, saya nggak banyak informasi tentang hutan rakyat sih ya”. ”Saya ditunjuk sebagai ketua kelompok tani Bina Mandiri bukan karena pintar, saya mah nggak sekolah tinggi, mungkin dipilih karena saya termasuk sesepuh di desa ini. Sebenernya saya minder takut nggak bisa mimpin anggota karena saya hanya tamatan SD. Makanya saya mah nggak pernah ikutan kalau ada kegiatan di kecamatan atau kabupaten. Percumalah kalau ikut juga nggak bakalan ngerti, saya bodoh. Untuk kemajuan kelompok saya serahin ke menantu saya saja. Terserah mau diapakan kelompok ini. Sekarang sih kegiatannya hanya ngelola hutan rakyat bantuan program saja. Bingung ya mau bikin kegiatan apa, saya nggak banyak informasi tentang hutan rakyat sih ya.” YN 49 tahun. 76 75 Diolah dari hasil wawancar a dengan beberapa orang anggota kelompok tani Bina Mandiri, 25 Maret 2011. 76 FJ50 tahun dan FH60 tahun mengemukakan sikap dan alasannya sebagai berikut:”Kita berdua nggak sekolah, SD saja nggak tamat. Jadi percumalah ikutan kegiatan pelatihan atau datang ke acara-acara pertemuan di luar desa mah. Buang-buang ongkos saja, kita mah buta huruf jadi nggak bakalan ngerti apa-apa. Pengen sih punya kelompok bisa maju kaya kelompok lain.Urusan kelompok mah kita pasrahin ke anggota yang muda-muda dan yang pendidikannya diatas kita saja. Kerjasama dalam kelompok kayanya kurang ya...karena rumah anggota pada jauh-jauh, jadi susah kerjasamanya. Paling juga kerjasama waktu perbaikan jembatan dan jalan.” Dari dua kasus anggota kelompok tani tersebut diatas terlihat bahwa tingkat 112 pendidikan yang rendah mempengaruhi rendahnya dinamika kelompok. Nampak dari sikap yang pasrah dan kurang semangat dalam memajukan kelompoknya. Pada anggota kelompok yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi mereka memiliki motivasi yang tinggi untuk memajukan kelompok yang dimasukinya. Diantara mereka ada yang lulusan sekolah dasar, menengah, maupun atas. Ada usaha untuk mempertahankan kelompok walaupun nanti bantuan berakhir dan akan mengusahakan supaya dapat memperoleh bantuan baik dari pemerintah maupun swasta. Dalam hal ini ditunjukkan bahawa soal tingkat pendidikan yang tinggi memotivasi mereka untuk memajukan kelompok hal ini didasari oleh tujuan masuk kelompok karena adanya keinginan untuk membuat kelompok yang dimasukinya lebih maju. Keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelompok cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan non formal dengan dinamika kelompok. Bahwa rendahnya pendidikan non formal menyebabkan rendahnya dinamika kelompok dalam hal tujuan kelompok. Rendahnya tingkat pendidikan non formal serta rendahnya tingkat perekonomian anggota menjadi faktor penyebab tidak adanya partisipasi anggota dalam kegiatan pelatihan. Anggota tidak mampu mengaplikasikan materi pelatihan di lapangan. Anggota merasa buang-buang waktu, tenaga dan uang saja apabila ikut dalam kegiatan pelatihan usahatani. Mereka lebih memilih bertani secara tradisional yang diperoleh secara turun temurun dari orangtua. Anggota memberi kesempatan kepada anggota lain yang tingkat pendidikannya lebih tinggi. Hubungan antara Pendidikan Non Formal dengan Dinamika Kelompok Melihat pengalaman dua orang anggota kelompok terlihat bahwa walaupun mendapat informasi baru dengan cara mengelola lahan, namun mereka tetap mengelola lahan secara tradisional berdasarkan pengalaman yang mereka miliki dengan keterbatasan peralatan yang ada. Anggota kelompok yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan pengelolaan hutan rakyat merasakan banyak informasi baru yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Namun belum dapat mengaplikasikannya di lapangan karena keterbatasan dana dan peralatan untuk bertani. Pengurus kelompok selalu hadir 113 apabila ada kegiatan kursus maupun pelatihan dan selalu mengajak anggota untuk hadir. Tapi karena keterbatasan sarana dan prasarana maka untuk sementara informasi usahatani yang didapat belum bisa dipraktekan di kebun. 77 Salah satu anggota kelompok tani yang pernah mengikuti kegiatan pelatihan merasa manfaat dari kegiatan pelatihan namun karena tidak memiliki modal belum dapat menerapkan materi yang diperoleh di lapangan. Berdasarkan penuturan dua orang anggota tersebut, nampak bahwa pendidikan non formal dalam hal ini mengikuti kegiatan pelatihan sehubungan dengan pengelolaan hutan rakyat memiliki hubungan dengan dinamika kelompok. Karena keterbatasan finansial anggota kelompok tani tidak dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari kegiatan pelatihan. Dengan demikian anggota kelompok tani tetap bertani secara tradisional berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Walaupun anggota kelompok tani memiliki banyak tanggungan keluarga namun mereka tidak produktif di kebun karena mempunyai kegiatan di sekolah. Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan dinamika kelompok Anggota Kelompok Tani Bina Mandiri rata-rata memiliki jumlah tanggungan sebanyak 6 orang. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi dinamika kelompok. Anak-anak dan istri tidak banyak membantu dalam pengelolaan hutan rakyat. Sebagian besar anak-anak masih duduk di bangku sekolah berpendidikan SD dan SMP sehingga tidak memiliki waktu untuk bertani, sedangkan istri sibuk di dapur. 78 77 Seperti yang dikemukakan oleh IS 33 tahun: ”Setiap ada kegiatan pelatihan baik itu di tingkat kecamatan atau kabupaten saya selalu hadir. Banyak manfaat yang saya dapat. Tapi sayangnya saya nggak bisa mempraktekan di lahan hutan rakyat. Karena tidak ada modal dan peralatan yang memadai. Tapi nggak apa- apa sih, yang penting dapat ilmunya dulu, sambil menabung untuk modal ngelola lahan hutan rakyat sesuai dengan yang disampaikan dalam pelatihan.” 78 ”Saya punya tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Yang tiga sekolah di SD, yang dua lagi umur 4 tahun sama 5 tahun. Kalau libur hari minggu kadang-kadang anak-anak ikut bantu-bantu di kebun apalagi kalau lagi panen sayuran mereka seneng ikut-ikutan kerja di kebun. Istri saya kadang-kadang suka ke kebun, tapi lebih sering diam di rumah. Jadi biarpun punya tanggungan keluarga banyak, tapi jarang membantu bertani.” ED 57 tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota kelompok tampak bahwa tidak ada hubungan antara jumlah tanggungan keluarga dengan dinamika kelompok. Karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kegiatan masing-masing. Waktu 114 mereka sudah habis untuk sekolah. Mereka hanya sekali-kali saja ikut bertani karena sudah lelah sekolah. Hasil analisa dari data dan pengamatan lapang menunjukkan bahwa anggota kelompok luas lahan tersempit adalah 0,25 hektar dan terluas adalah 2,8 hektar. Anggota kelompok tani di kampung Nangeleng sebagian besar tidak memiliki lahan. Anggota kelompok tani yang memiliki lahan luas merupakan tengkulak kaya di kampung Nangeleng. Terdapat hubungan antara luas lahan dengan dinamika kelompok. Anggota kelompok tani yang memiliki lahan lebih luas akan lebih inovatif dalam mengelola usahataninya. Semakin luas lahan semakin besar pula potensi hasil usahataninya, sehingga semakin besar keuntungan yang akan didapat saat panen tiba. Sebagian besar anggota kelompok yang tidak memiliki lahan bertujuan masuk kelompok agar tetap dapat mengelola lahan. Hubungan antara luas lahan dengan dinamika kelompok tani Begitu pula anggota kelompok yang hanya memiliki lahan sempit yang digunakan untuk menanam sayur-sayuran, masuk kelompok dengan tujuan agar dapat mengelola lahan hutan rakyat. Keterbatasan lahan anggota kelompok mendorong anggota untuk menanam berbagai jenis tanaman dalam satu luasan lahan dengan mempertimbangan waktu panen yang lebih cepat dan memilih bibit tanaman yang murah. Anggota kelompok yang memiliki lahan luas merupakan tengkulak kaya di kampung Nangeleng lebih semangat dalam mengelola lahan demi meraih keuntungan yang tinggi. NZ 58 tahun salah seorang tengkulak kaya di kampung Nangeleng menyatakan: ”Saya punya lahan 2,8 hektar, saya serahkan anggota kelompok untuk ngelola lahan hutan rakyat. Yang penting lahan ada yang ngurus dan ngelola. Kalau dikelola kelompok khan lebih baik karena ada ilmu baru hasil dari pelatihan usahatani hutan rakyat dan ada kerjasama. Berharap hasil panennya semakin baik. Karena saya ga bisa ngelola lahan sendiri yang lumayan luas. Saya harap kelompok bisa bertahan dan makin maju.” Motivasi yang tinggi dalam usahatani hutan rakyat adalah motif ekonomi untuk memperoleh keuntungan ekonomi. 115 Dari hasil pengamatan terlihat tidak adanya hubungan antar pengalaman berusahatani dengan dinamika kelompok. Anggota kelompok tani yang mempunyai lahan milik lebih berpengalaman dalam usahatani hutan rakyat. Mereka memanfaatkan tanah yang kosong dan tanah yang miring untuk ditanami tanaman kayu-kayuan untuk menjaga lingkungan agar tidak erosi. Hubungan antara pengalaman berusahatani dengan dinamika kelompok 79 Tampak ada kesadaran untuk menanam tanaman kayu disamping untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi juga menjaga agar tanah miring tidak longsor. Sebagian anggota kelompok memperoleh pengalaman mengelola lahan hutan rakyat setelah masuk menjadi anggota kelompok. Tampak bahwa pengalaman anggota kelompok tani rata-rata 3 tahun, sehingga mayoritas anggota kelompok sudah memiliki pengalaman usahatani hutan rakyat. Pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam kelompok dapat meningkatkan keberhasilan dan kemajuan usahatani di waktu yang akan datang. Pengalaman yang dimiliki anggota kelompok mempunyai peran dalam mendinamiskan kegiatan produktif anggota kelompok tani dalam memanfaatkan sumberdaya lahan. Pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam mengelola hutan rakyat semakin bertambah dengan terciptanya jalinan interaksi antar sesama angota Hubungan antara lamanya menjadi anggota dengan dinamika kelompok. Terdapat hubungan antara lamanya menjadi anggota kelompok dengan dinamika kelompok. Semakin lama menjadi anggota kelompok maka semakin banyak partisipasi dalam kegiatan kelompok maka akan mempermudah mencapai tujuan kelompok. Rata-rata anggota kelompok masuk menjadi anggota kelompok sejak terbentuknya kelompok tani. Sebagian anggota kelompok aktif dalam kegiatan kelompok karena mempunyai persepsi bahwa kalau bukan anggota siapa yang akan memajukan kelompok. 79 ”Alhamdulillah saya punya lahan seluas 2,8 hektar yang dikelola oleh kelompok tani Bina Mandiri untuk usahatani hutan rakyat bantuan program GRLK. Sebelum ada program pemerintah memang saya sudah nanam tanaman kayu-kayuan tapi Cuma sedikit saja. Karena saya tahu kalau banyak tanaman kayu akan mencegah banjir dan longsor. Selain itu hasil dari tanaman kayu lumayan untungnya gede bisa buat modal untuk nyekolahin anak-anak. Karena lahan saya luas saya serahin ke kelompok untuk ngelolanya. Pasti akan lebih baik hasilnya, daripada saya kelola sendiri.” NZ 58 tahun. 116 kelompok, anggota kelompok dengan kelompok serta anggota kelompok dengan kegiatan pelatihan yang pernah diikutinya. Selain itu, keengganan masyarakat juga dilatarbelakangi oleh ketidakfahaman bahasa dan materi pelatihan, sehingga pasca pelatihan materi- materi yang didapatkan tidak dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi satu catatan kritis atas kerja-kerja pemberdayaan masyarakat pedesaan yang banyak dilakukan oleh kalangan terdidik yang masih memakai kacamata dan bahasa menurut pemahaman mereka sendiri, dan kecenderungan mengabaikan sensitifitas mereka akan kondisi lokal masyarakat yang dihadapi. Sehingga pada gilirannya mempengaruhi tingkat keberhasilan tujuan pemberdayaan masyarakat. Sifat-sifat pelatihan ”top down” semacam inilah yang dikritik oleh Sajogyo 2009 sebagai hal yang mengabaikan suara dari bawah. Hubungan antara kekosmopolitan dengan dinamika kelompok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kekosmopolitan dan dinamika kelompok. Kekosmopolitan dicirikan oleh frekuensi dan jarak perjalanan serta pemanfaatan media massa seperti televisi, radio, koran dan majalah. Sebagian besar anggota kelompok tertutup terhadap dunia luar karena keterbatasan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan. Anggota kelompok jarang pergi ke luar desa untuk mencari informasi mengenai usahatani hutan rakyat dan jarang sekali mendengarkan informasi mengenai usahatani hutan rakyat yang disiarkan di televisi dan radio. Alasan yang mendasari keengganan untuk terlibat dalam pelatihan karena mereka tidak memiliki uang untuk transport ke luar desa, dan mereka tidak tertarik siaran mengenai hutan rakyat yang disiarkan media elektronik karena keterbatasan kemampuan mereka dalam menangkap informasi dan inovasi tersebut. 80 80 Selaras dengan pandangan Chambers 1987 yang menyatakan bahwa pembangunan pedesaan mesti mendahulukan suara dan mengutamakan potensi dari bawah atau kelompok yang paling terbelakang putting the last first . Lihat, Robert Chamber Pembangunan Desa Mulai dari Belakang, Jakarta, LP3ES. 117 Kasus Pada Kelompok Tani Puspa Mandiri Hubungan Antara Umur Dengan Dinamika Kelompok Umur yang relatif tua mempengaruhi rendahnya dinamika kelompok. Menurut KM 50 tahun kondisi fisik yang cepat lelah dan mudah sakit, karena faktor usia menjadi alasan ketidakikutsertaannya dalam kegiatan kursus maupun pelatihan terkait usahatani hutan rakyat. Masalah kondisi kesehatan menjadi alasan kurangnya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok. Dapat dikatakan bahwa tidak adanya semangat dan keinginan untuk mengurus dan memajukan kelompoknya karena secara fisik mereka sudah tidak mampu aktif dalam kegiatan kelompok. Hubungan Antara Pendidikan dengan Dinamika Kelompok Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya tingkat dinamika kelompok yaitu tingkat pendidikan yang rendah. Dua orang anggota kelompok yang hanya tamatan SD krisis percaya diri apabila diundang untuk mengikuti kegiatan pelatihan. Rendahnya tingkat pendidikan menimbulkan sikap minder petani dalam menghadapi pihak pemberi program dan memberi kesempatan kepada anggota yang berpendidikan lebih tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi sikap mereka terhadap kelompok. Secara psikologis karena pendidikan rendah menimbulkan sikap rendah diri dan tidak peduli terhadap kegiatan kelompok. Lahan dan manusia memiliki hubungan yang erat, seperti yang dikemukakan oleh Wiradi 1996 melihat lahan sebagai sesuatu yang memberikan kesempatan kerja bagi semua warga. Disamping itu setiap komunitas memperoleh peluang untuk turut menikmati, bagaimanapun sedikitnya hasil lahan itu Geertz, 1970. Sebagian besar anggota kelompok tani Puspa Mandiri tidak memiliki lahan, hanya beberapa orang saja yang memiliki lahan sempit 0,25 hektar yang banyak ditanami tanaman sayur-sayuran. Ketidakmampuan memiliki lahan mendorong petani masuk ke dalam kelompok dengan tujuan agar bisa mengelola Hubungan antara luas lahan dengan dinamika kelompok 118 lahan hutan rakyat bantuan program. 81 Tujuan anggota kelompok masuk dalam kelompok agar tetap dapat mengelola lahan sudah tercapai. Karena himpitan ekonomi, mereka giat mengelola lahan kelompok. Sebagian anggota yang memiliki lahan sempit mengakui memiliki semangat yang tinggi untuk memanfaatkan lahan sempit yang digunakan semaksimal mungkin untuk usahatani tanaman sayur-sayuran. Salah satu faktor pembatas dalam pengelolaan hutan rakyat adalah kepemilikan lahan yang rata-rata sempit mendorong petani untuk mengelola lahan hutan rakyat lebih intensif dengan pemilihan jenis-jenis tanaman yang komersial dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari diperoleh dari hasil panen tanaman sayur-sayuran sedangkan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan dan investasi rumah tangga diperoleh dari hasil tanaman keras kayu. Sempitnya lahan menimbulkan keterbatasan dalam mengelola usahatani. Menurut Rogers 2003 dan Leuwis 2004, anggota kelompok tani yang memiliki lahan yang lebih luas akan lebih inovatif dalam mengelola usahataninya. Hubungan antara pengalaman berusahatani dengan dinamika kelompok Anggota kelompok tani memiliki pengalaman berusahatani hutan rakyat sejak bergabung dalam kelompok tani. Anggota lebih berpengalaman dalam usahatani pertanian yang diperoleh dari orangtua. Pengalaman merupakan guru yang terbaik bagi anggota kelompok tani. Pengalaman yang dimilik petani memudahkan untuk menerima inovasi teknologi karena anggota bisa mencoba dan membuktikannya sendiri. 81 “Saya mah miskin nggak punya lahan. Jangankan untuk beli lahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja pinjam uang sama tengkulak. Sekarang saya ngelola lahan kelompok. Itu juga maksud dan tujuan saya masuk kelompok supaya bisa ngelola lahan.” MM,50 tahun. Hubungan antara lamanya menjadi anggota kelompok dengan dinamika kelompok Rata-rata lamanya menjadi anggota kelompok sejak dibentuknya kelompok tani. Lamanya anggota kelompok bergabung dengan kelompok maka anggota akan semakin mengerti dengan kegiatan kelompok dan mempermudah dalam mencapai tujuan kelompok. 119 Hubungan antara kekosmopolitan dengan dinamika kelompok Menurut Mardikanto 1993, kekosmopolitan dicirikan oleh frekwensi dan jarak perjalanan serta pemanfaatan media massa. Mayoritas anggota kelompok tani Puspa Mandiri belum terbuka terhadap berbagai inovasi dan informasi usahatani. Anggota jarang pergi ke luar desa untuk mencari informasi terkait usahatani hutan rakyat dan mereka menganggap hal itu tidak penting. Anggota kelompok tani Puspa Mandiri masih tertutup dan terkungkung hal ini karena tingkat kemiskinan yang tinggi. 4.1.4.Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor diluar kelompok tani yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kelompok tani. Dalam penelitian ini factor ekternal yang diteliti yaitu kepemimpinan dan usia kelompok tani. Hasil pengamatan terhadap kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri mengungkapkan bahwa selain karakteristik individu anggota kelompok tani berhubungan dengan dinamika kelompok, ada karakteristik kelompok tani yang terkait erat dengan dinamika kelompok yaitu aspek kepemimpinan dan usia kelompok tani. Menurut Soekanto 1990, orang-orang yang menjadi anggota kelompok, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan tersebut akan memunculkan pembagian tugas dan wewenang yang berbeda-beda pula. Perbedaan kemampuan tersebut memunculkan adanya pemimpin dan anggota kelompok. Kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praktek- praktek kepemimpinan yang terjadi dalam kelompok tani, mekanisme pemilihan peminpin, keaktifan pemimpin dalam kelompok. Usia kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya kelompok tani dapat bertahan hidup dari saat awal terbentuknya sampai saat penelitian dilakukan. Pembahasan mengenai aspek kepemimpinan dan usia kelompok tani disajikan dalam uraian berikut. 120 Kasus Pada Kelompok Tani Bina Mandiri Kepemimpinan pengurus pada kelompok tani Bina Mandiri tergolong rendah ditandai oleh pemimpin ditentukan oleh musyawarah anggota dan petugas, sifat kepemimpinan tertutup, keputusan diambil oleh ketua kelompok, tidak ada persyaratan bagi pemimpin, pemimpin kurang aktif. Proses kepemimpinan dalam kelompok tani masih belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh anggota. Peran pemimpin dan pengurus kelompok relatif masih lemah dimana peran dengan mudah dapat digantikan sesuai dengan kebutuhan kelompok. Kemampuan dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemimpin dan pengurus kelompok belum tampak pada kelompok tani Bina Mandiri. Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan pemilihan ketua dan pengurus kelompok yang dipilih berdasarkan kesepakatan dan musyawarah anggota kelompok dalam pertemuan kelompok. Pemimpin atau ketua kelompok tani dipilih karena latar belakang ketua sebagai salah satu sesepuh yang kharismatik di kampung Nangeleng yang juga masih keturunan eyang Cimande. Demikian pula pengurus kelompok yang terdiri dari sekretaris dan bendahara dipilih karena kedekatan hubungan dengan ketua kelompok. Persoalan kedekatan hubungan yang menjadi dasar bagi pemilihan pengurus banyak diceritakan oleh warga di desa Lemahduhur. Pemilihan ketua dan pengurus kelompok tani Bina Mandiri berdasarkan musyawarah anggota dalam pertemuan kelompok. Terpilihnya ketua, juga karena tidak ada yang bersedia. Alasan pemilihan ketua juga di dasarkan karena jabatan tertentu di administrasi desa atau karena sesepuh atau tokoh masyarakat kampungdesa. Tapi kadang juga karena ada ikatan keluarga. Berdasarkan beragam argumen pemilihan pengurus tersebut tampak bahwa belum ada kemampuan dan kepandaian yang harus dimiliki oleh pemimpin untuk mengatur dan menggerakkan anggota. Ketua dan pengurus kelompok dipilih oleh anggota karena status dan kedudukannya di kampung Nangeleng. Dapat dikatakan bahwa peran ketua dan pengurus dapat dengan mudah digantikan oleh orang lain. Seperti pada saat dilakukan penelitian, dalam kelompok tani peran sekretaris digantikan oleh bendahara karena sekretaris baru saja dikeluarkan dalam kelompok karena telah terjadi konflik intern dalam kelompok tani Bina Mandiri. Demikian pula peran ketua dapat dengan mudah 121 digantikan oleh bendahara terutama kegiatan kelompok yang harus berhubungan dengan pihak program atau orang luar. Dikarenakan ketidakmampuan anggota untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak luar. Karena pemimpin tidak memiliki kepandaian untuk mengatur dan menggerakkan anggota, bijaksana dalam menyelesaikan konflik kelompok. Pemimpin dan pengurus kelompok harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan perannya yang menentukan keaktifan mengurus kelompok, karena hidup matinya kelompok bergantung pada pengurus yang mampu berfungsi sesuai perannya sebagai penggerak utama yang menghidupkan kelompok yang dipimpinnya. Sehingga kelompok menjadi lebih dinamis. Usia kelompok tani Bina Mandiri termasuk kategori muda. Kelompok Tani Bina Mandiri dibentuk pada tahun 2007 oleh Departemen Kehutanan pada saat diselenggarakan program Gerhan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis. Pembentukan kelompok tani oleh pemerintah terjadi karena adanya asumsi pemerintah bahwa kelembagaan tradisional lemah sehingga pemerintah membentuk kelompok tani kepada masyarakat desa dengan bentuk dan pola yang seragam. Dalam proses pembentukannya pemerintah mengabaikan prakarsa masyarakat dan tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kelompok tani Bina Mandiri, pembentukan kelompok tani didorong oleh adanya anjuran dari petugas pemberi bantuan program. Petugas pemberi bantuan melupakan kelemahan dan keterbatasan anggota kelompok tani. Hal ini menimbulkan ketergantungan sehingga menyebabkan anggota tidak dapat memaksimalkan kemampuannya yang pada akhirnya menimbulkan kejenuhan anggota karena kekosongan kegiatan kelompok. Tampak dari keanggotaan kelompok yang mengalami pengurangan. Pada saat kelompok tani dibentuk kelompok tani Bina Mandiri memiliki 70 orang anggota, seiring dengan waktu anggota kelompok berkurang. Pada saat dilakukan penelitian jumlah anggota kelompok tani Bina Mandiri adalah 30 orang. Beragam alasan dikemukakan oleh masyarakat di desa Lemahduhur terkait dengan persoalan pengurangan jumlah anggota kelompok tani Bina Mandiri. Salah satunya terkait dengan persolan rutinitas yang menjadi membosankan, tidak ada kontribusi ekonomi bagi 122 kebutuhan mereka sehar-hari, konflik pribadi, kecurigaan satu dengan lainnya yang menyebabkan ketidakkompakan sebagai satu kelompok tani. ”Biasalah pada waktu akan dibentuk kelompok banyak warga yang berminat menjadi anggota kelompok. Terdaftar ada 70 orang anggota kelompok. Soalnya anggapan mereka pasti akan dapat bantuan berupa uang. Keanggotaan kelompok terbuka buat siapa aja yang penting warga tinggal di kampung Nangeleng. Lama-lama jumlah anggota berkurang sedikit sedikit, sekarang tinggal 30 orang. Mungkin pada bosen ya, soalnya kegiatan kelompok hanya itu-itu aja”. Begitu juga pengakuan IS 33 tahun bendahara kelompok :”Jumlah anggota makin berkurang, dari 70 orang sekarang tinggal 30 orang saja. Keliatannya mereka udah bosen karena kegiatan kelompok hanya pertemuan itu juga nggak rutin, sama kegiatan ngelola lahan saja. Makanya mereka bosen terus keluar dari kelompok. Mungkin kalau denger mau ada bantuan lagi pasti pada masuk kelompok lagi. Biasanya memang gitu, kalau ada bantuan mereka semangat karena berharap dapat uang.” YN 49 tahun. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan anggota yang sudah keluar dari kelompok diketahui faktor penyebab keluar dari keanggotaan kelompok karena jenuh dengan kekosongan kegiatan kelompok dan adanya konflik intern dalam kelompok. Aktivitas kelompok merupakan nyawa dan kehidupan kelompok. Terlihat adanya kecurigaan dan fitnah dalam kelompok ketika bantuan program turun. Sebagian dari anggota menginginkan agar bantuan langsung diberikan kepada anggota saja tidak melalui ketua dan pengurus kelompok. Sedangkan anggota yang masih bertahan dalam kelompok merasakan pentingnya kehidupan berkelompok karena mereka beranggapan bahwa kelompok merupakan wadah kerjasama dan ajang silaturahmi para petani. Dengan adanya kelompok anggota tetap bisa mengelola lahan walaupun tidak memiliki lahan. Selain itu kekerabatan yang terjalin dalam sebuah kelompok tani juga ditentukan oleh adanya kontribusi ekonomi yang didapatkan secara bersama-sama dari program kelompok. Namun demikian, tidak semua anggota kelompok tidak bertujuan untuk mendapatkan input ekonomi, sebab yang menjadi motivasi dan latarbelakang keikutsertaan dalam kelompok ingin membangun silaturrahmi dan menambah jalinan persaudaraan. 82 82 Penuturan MS 50 tahun mengenai keinginannya agar kelompok tetap bertahan dan bisa maju.”Sesuai dengan tujuan saya masuk kelompok supaya dapat bantuan dan tetep bisa ngelola lahan karena saya nggak Beragam maksud dan tujuan anggota yang beragam mesti 123 diwadahi dalam kepentingan kelompok, sebab jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka mereka akan keluar dari kelompok. Apabila anggota yang keluar dalam jumlah yang besar memungkinkan kelompok tani akan bubar. Hal ini selaras dengan pandangan Soekanto yang menyatakan bahwa masyarakat melakukan kegiatan kelompok atas dasar beragam motif dan tujuan baik, ekonomi, sosial maupun politik. Soekanto, 1990. Dan hal inilah yang menjadi perekat sosial dalam kelompok yang pada gilirannya dapat menentukan lama tidaknya seorang anggota kelompok akan tetap terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut. Kasus Pada Kelompok Tani Puspa Mandiri Pada kelompok tani Puspa Mandiri kepemimpinan termasuk kategori tinggi yang dicirikan oleh pemimpin ditentukan oleh anggota, sifat kepemimpinan terbuka, keputusan diambil berdasarkan musyawarah anggota, pemimpin aktif dan kepatuhan anggota tinggi. Pak BD 41 tahun ketua kelompok tani merupakan pendatang dari Sumatera Selatan dipilih menjadi ketua kelompok berdasarkan hasil kesepakatan kelompok pada pertemuan kelompok. Alasan dipilihnya BD sebagai ketua kelompok karena pengalamannya dalam berorganisasi. Sebelum menjadi ketua kelompok BD pernah aktif dalam SPP dan Pamhutswakarsa. Terbentuknya kelompok tani Puspa Mandiri atas inisiatif warga yang dipelopori oleh BD. Keinginan BD untuk membentuk kelompok tani karena melihat kelompok tani di desa lain yang maju dan sering mendapatkan bantuan. Dengan adanya kelompok memudahkan pihak luar dalam memberikan bantuan dan program usahatani. BD sebagai pendatang yang sudah bermukim di kampung Leuwisapi karena menikah dengan warga setempat merasa segan dijadikan ketua kelompok, sepantasnya yang memimpin kelompok adalah warga asli desa Lemahduhur. Dalam kepemimpinan BD ada yang pro dan kontra bahkan timbul fitnah dalam kelompok ketika bantuan turun. 83 punya lahan. Makanya sampai sekarang saya tetap jadi anggota kelompok. Biarpun kegiatan kelompok hanya sedikit sekali dan ngebosenin, tapi ada manfaatnya juga. Bisa menjalin kerjasama, tetep ada silaturahmi juga lebih mudah dapat informasi. Pokoknya saya mau tetap jadi anggota selama kelompok tani tetap ada. Mudah- mudahan bertahan lama nggak bubar dan mudaha-mudahan sering dapat bantuan program.” Walaupun ketua kelompok 83 Seperti yang diceritakan oleh BD 41 tahun:“Saya juga tahu kalau saya difitnah yang nggak-nggak oleh beberapa orang anggota, dikiranya saya nyelewengin uang kelompok. Yah, nggak mungkinlah saya berbuat 124 mendapat tekanan psikologis dari anggota kelompok, tetap bersikap loyal terhadap kelompok yang dibentuk atas inisiatifnya. Kelompok tani Puspa Mandiri yang dibentuk pada tahun 2009 secara bottom up atas inisiatif beberapa warga petani kampung Nangeleng tergolong berusia relatif muda. Mudanya usia kelompok identik dengan masih sedikitnya pengalaman yang dimiliki oleh anggota kelompok dalam mengelola kelompok. Namun, latar belakang organisasi yang dimiliki ketua kelompok yang pernah tergabung dalam Pamhutswakarsa dan SPKP mendorong keinginan pengurus untuk menghidupkan kegiatan kelompok dan menjadikan kelompok dinamis. Dari hasil wawancara penulis dengan ketua kelompok tani Puspa Mandiri, BD 41 Tahun, walaupun kelompok tani relatif masih muda dan minim pengalaman namun dengan latar belakang pengalaman ketua dalam berorganisasi mampu mendinamiskan kelompok dengan giat menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta.

4.1.5. Ikhtisar

Dinamika kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri termasuk kategori rendah dilihat dari rendahnya kedelapan unsur dinamika kelompok, yaitu: Tujuan, Struktur, Fungsi Tugas, Pembinaan dan Pemeliharaan, Kekompakan, Suasana Kelompok, Tekanan Pada Kelompok, dan Efektivitas Kelompok. Kedua kelompok yang diteliti menunjukkan profil yang berbeda ditinjau dari delapan unsur dinamika tersebut. Tujuan Kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri merupakan hasil kesepakatan bersama melalui musyawarah anggota kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan kelompok tani masih tergolong rendah, terlihat dari : 1Belum adanya tujuan secara spesifik terkait dengan hal- hal yang ingin dicapai oleh kelompok. 2 Belum adanya perumusan tujuan secara tertulis serta tidak adanya rencana kegiatan atau rencana kerja kelompok secara tertulis. Tujuan kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri kurang jelas dan kurang disosialisasikan sehingga anggota kurang memahami macam-macam apalagi yang berhubungan dengan keuangan kelompok, masalah yang sangat sensitive. Saya sadar sebagai pendatang, nggak boleh neko-neko, bisa-bisa saya diusir dari kampung Leuwisapi.” 125 tujuan kelompok yang diikutinya. Tujuan kedua kelompok ini kurang relevan dengan tujuan anggota. Kedua kelompok belum mempunyai rencana kerjarencana kegiatan kelompok yang dapat dijadikan pedoman dalam berusahatani hutan rakyat. Struktur kelompok tani Bina Mandiri tidak tertulis sehingga anggota kurang memahami struktur organisasi kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota. Sedangkan struktur organisasi kelompok tani Puspa Mandiri sudah tertulis dan sudah disahkan oleh SK Kepala Desa Lemahduhur. Namun hubungan struktural kedua kelompok yang diteliti ini kurang berfungsi sebagaimana mestinya sehingga pembagian tugas tidak proporsional. Dalam kelompok tani Puspa Mandiri ketua lebih dominan dimana tugas sekretaris dan bendahara dikerjakan semua oleh ketua. Dalam kelompok tani Bina Mandiri, tugas ketua terutama yang berhubungan dengan pihak program diwakilkan kepada Bendahara kelompoknya. Sedangkan tugas sekretaris dikerjakan oleh ketua kelompok tani Puspa Mandiri. Nampak bahwa ketua kelompok belum mampu menjalankan peranan sebagai pemimpin sehingga pemimpin kurang mengembangkan tanggungjawab sekretaris, bendahara dan anggota kelompok. Belum ada pelimpahan wewenang karena kurang didistribusikan dengan baik, sehingga kekuasaan yang dijalankan tidak proporsional. Dalam hal manajemen pengelolaan kelompok, kelompok tani Bina Mandiri lebih tradisional dan konvensional sedangkan kelompok tani Puspa Mandiri selangkah lebih maju, karena sudah mulai mengusahakan adanya dokumen-dokumen tertulis. Fungsi Tugas Kelompok hanya berfungsi sebagai penghimpun informasi. Terlihat dari hasil pengamatan bahwa kelompok hanya sebagai penghubung antara pihak programproyek dengan anggota kelompok. Anggota kurang memiliki prakarsa dan tidak memiliki inisiatif dan partisipasi dalam kegiatan kelompok. Sehingga kelompok kurang berperan sebagai wadah kerjasama petani. Pembinaan dan Pemeliharaan Kelompok, dari segi frekwensi waktu sangat terbatas. Tidak ada jadwal pasti untuk penyuluhan dan pertemuan kelompok. Penyuluhan akan dilakukan apabila dibutuhkan oleh petani. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pembinaan partisipasi anggota kurang intensif dimana 126 sosialisasi kegiatan masih sangat terbatas. Tidak semua anggota kelompok mengetahui dan aktif dalam kegitan kelompok. Belum ada pembinaan hubungan yang harmonis antara kelompok dengan pihak program dan penyuluh. Pada umumnya tidak terlihat adanya upaya dari kelompok dalam menjaga kehidupan berkelompok. Tidak ada upaya kelompok untuk menumbuhkan partisipasi anggota dalam kegiatan pengelolaan hutan rakyat. Kurangnya partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok disebabkan pada saat diadakannya kegiatan kelompok kadang-kadang terbentur dengan kegiatan lain sehingga anggota tidak dapat terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut. Pada kelompok tani Bina Mandiri pertemuan kelompok jarang diadakan. Pertemuan kelompok akan diadakan apabila diperlukan oleh petugas atau penyuluh yang berkepentingan dengan program. Sehingga apabila tidak ada penyuluhan maka tidak ada pertemuan kelompok. Pada Kelompok tani Puspa Mandiri pertemuan kelompok diadakan rutin satu bulan sekali, yang diadakan setelah pengajian bulanan bertempat di madrasah kampung Leuwisapi. Kekompakan kelompok, belum terwujud kesatuan dan persatuan kelompok dimana kebersamaan kelompok dan kerjasama kelompok masih rendah. Hanya terjadi kerjasama diantara anggota kelompok yang memiliki kepentingan yang sama yang terjadi secara insidentil. Identifikasi keanggotaan belum dilaksanakan sehingga ada anggota yang tidak tahu bahwa dirinya adalah anggota dari kelompok tani jadi hanya terdaftar namanya saja dalam kelompok untuk memenuhi persyaratan turunnya bantuan program. Sedangkan anggota pasif dalam kegiatan kelompok. Tekanan kelompok muncul dari dalam kelompok dan dari luar kelompok. Konflik internal dalam kelompok terjadi antar sesama anggota. Juga muncul fitnah dan rasa curiga anggota kelompok terhadap ketua kelompok terutama apabila bantuan program turun atau uang bantuan cair. Penerapan sangsi dalam kelompok kurang tegas sehingga konflik internal tidak dapat diselesaikan dalam kelompok. Muncul konflik eksternal dengan adanya persaingan tidak sehat antara kedua kelompok tani yang diteliti dengan kelompok tani Berkah yang juga sebagai Gabungan Kelompok Tani Gapoktan di desa Lemahduhur. Tekanan luar 127 juga datang dari tengkulak. Kegiatan kelompok lebih statis karena kepemimpinan lebih dominan dan otoriter. Efektivitas Kelompok, belum terlihat produktivitas dan hasil hutan rakyat bantuan program, karena baru berjalan selama satu tahun setengah, sedangkan masa panen tanaman sengon adalah 5 tahun. Efektifitas kelompok tergolong rendah terlihat dari adanya rasa ketidakpuasaan anggota terhadap kegiatan kelompok, timbul rasa tidak senang diantara sesama anggota. Timbulnya ketidaksukaan dan kekesalan diantara sesama anggota karena adanya anggapan terjadinya ketidakadilan dalam pembagian bantuan program. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa anggota kurang memiliki semangat dan kesungguhan dalam berusahatani hutan rakyat karena salah satunya disebabkan karena tidak adanya dana bantuan untuk pemeliharaan. Faktor-faktor karakteristik anggota kelompok tani yang mempengaruhi tingkat dinamika kelompok terutama unsur tujuan, struktur dan kekompakan kelompok adalah karakteristik umur, tingkat pendidikan formal, pendidikan non formal, pengalaman berusahatani dan luas .lahan. Umur yang relatif tua mempengaruhi rendahnya dinamika kelompok. Sedangkan tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi rendahnya dinamika kelompok. Faktor- faktor lainnya yang diteliti yaitu lamanya menjadi anggota kelompok tani dan kekosmopolitan tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan tingkat dinamika kelompok tani. Karakteristik kelompok tani lainnya yang memiliki ikatan erat dengan dinamika kelompok yaitu aspek kepemimpinan dan usia kelompok. Kepemimpinan pada kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri belum memenuhi persyaratan minimal sebagai pemimpin dimana pemimpin kelompok belum memiliki kepandaian untuk mengatur kelompoknya. Lemahnya kemampuan pemimpin kelompok untuk mengelola kelompoknya. Kepemimpinan pengurus dan pengelolaan kelompok yang baik dapat mempengaruhi keefektifan kelompok dan mendorong dinamisnya kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh Soedijanto 1981 bahwa kepemimpinan kelompok merupakan faktor yang ikut mempengaruhi keefektifan kelompok. Usia kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri masih tergolong muda. Dengan demikian masih minimnya pengalaman anggota maupun 128 pengurus dalam mengelola kelompok. Semakin tua usia kelompok maka semakin banyak pengalaman anggota maupun pengurus dalam mengelola kelompok. 129

BAB V KEMANDIRIAN KELOMPOK DAN

KEBERLANJUTAN USAHA EKONOMI

5.1. KEMANDIRIAN KELOMPOK

Dalam penelitian ini kemandirian kelompok yang dianalisis adalah : Kemandirian Manajemen, Kemandirian Sosial dan Kemandirian Pengembangan Diri.

5.1. 1. Kemandirian Kelompok Tani Bina Mandiri

Dilihat dari kemandirian manajemen tergambar bahwa kemandirian manajemen termasuk masih rendah. Dapat dilihat dari tidak adanya perencanaan yang matang terhadap suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Tidak ada penetapan rencana kegiatan secara spesifik dan tertulis. Rencana kegiatan dibuatkan berdasarkan perkiraan kasar saja dan tidak rasional. Kelompok tani belum bisa mengevaluasi kegiatan kelompok dan belum dapat memperhitungkan secara ekonomis, semua dijalankan secara spontanitas saja. Berdasarkan hasil pengamatan semua kegiatan usahatani hutan rakyat berjalan secara spontanitas saja. Berdasarkan pengalaman masing-masing anggota dan kemampuan anggota dalam berusahatani hutan rakyat yang diperoleh secara otodidak. Tidak memperhitungkan untung rugi dan tidak melihat resiko kegagalan yang bakal terjadi. ”Belum ada rencana kegiatan kelompok secara tertulis, tapi kalau ada rencana kegiatan selalu musyawarah dulu dengan semua anggota. Semua anggota diundang datang ke pertemuan. Jadi kegiatan berjalan begitu saja, spontan saja. Kebanyakan anggota saya khan sudah berpengalaman dalam bertani, jadi tidak ada masalah menjalankan kegiatan, toh kegiatannya hanya mengelola hutan rakyat saja. Kalau masalah untung rugi mah itu urusan belakangan saja.” YN 49 tahun. Kegiatan kelompok tidak terencana dengan baik, dijalankan secara spontanitas berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh anggota kelompok. Tidak ada monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan kelompok yang sedang dan telah dilaksanakan. Kegiatan perencanaan berkaitan dengan pemilihan jenis tanaman 130 didasarkan atas pertimbangan praktis ekonomis. Sebagai suatu sistem usahatani dengan masa panen yang cukup lama, anggota kelompok mencoba mengembangkan dengan pola tumpangsari agar pemenuhan kebutuhan konsumsi dapat terpenuhi. Mengenai kemandirian manajemen kelompok, salah seorang anggota kelompok mengungkapkan perlunya ditetapkan rencana sebelum pelaksanaan kegiatan. Sebab perencanaan awal, atau rencana strategis ini dapat menjadi pijakan bagi seluruh aktivitas organisasi. 84 Terlihat bahwa ketua kelompok mempunyai harapan untuk adanya kerjasama yang berkelanjutan dengan pihak luar. Namun ketua kelompok merasa keterbatasan kemampuannya untuk menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok, nampak bahwa 1 kemandirian manajemen dalam kelompok belum diterapkan dalam kelompok ditandai dengan belum adanya penetapan rencana kegiatan kelompok secara tertulis, dimana semua dilaksanakan secara spontanitas. Dari ungkapan-ungkapan anggota kelompok tersebut, mencerminkan bahwa tidak ada keberanian untuk mengungkapkan saran kepada kelompok. Karena masalah ketakutan secara psikologis, takut pendapatnya tidak diterima oleh anggota lainnya. 2 Kemandirian sosial termasuk masih rendah, ditinjau dari kerjasama yang terjalin antara kelompok tani Bina Mandiri dengan pihak luar. Dalam hal ini kelompok tani Bina Mandiri hanya bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor dalam program Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis GRLK yang baru berjalan satu tahun setengah. Dengan bantuan berupa bibit sengon sebanyak 1000 pohon per hektar. Masyarakat kampung Nangeleng ikut merasakan manfaat adanya kelompok tani, yaitu telah didirikannya koperasi untuk menghilangkan tengkulak di desa Lemahduhur. Kelompok tani belum dapat melakukan kerjasama secara baik dilihat dari kurangnya koordinasi dengan pihak program dan frekwensi penyuluhuan yang dari segi waktu sangat kurang. Hal ini memungkinkan pentingnya koordinasi dengan dinas-dinas terkait dengan Dinas Kehutanan, Pertanian dll. 84 ”Seharusnya memang ada perencanaan yang baik sebelum kegiatan dilaksanakan, belum pernah saya bilang ke ketua. Takut dibilang sok pintar dan sok tahu, jadi ngikutin hasil musyawarah saja. Tapi biarpun tidak ada perencanaan, kegiatan kelompok lancar-lancar, lagian memang tidak ada kegiatan hanya ngelola lahan sama kadang-kadang ada pertemuan, tapi jarang juga.” UJ 33 tahun. 15 Maret 2011