20 Sistem pengelolaan hutan rakyat tidak mengarah hanya pada kayu, namun
lebih pada pengembangan pengelolaan hasil hutan non kayu sebagai produk utama dari sistem hutan rakyat.
Pada umumnya hutan rakyat tidak berwujud suatu kawasan hutan yang murni, melainkan berdiri bersama-sama dengan
penggunaan lahan yang lain, seperti tanaman pertanian, tanaman perkebunan, rumput pakan ternak atau dengan tanaman pangan lainnya yang bisanya disebut
dengan pola Agroforestry atau wanatani. Pola Agroforestry atau wanatani bermanfaat secara ganda, disamping meningkatkan pendapatan petani, juga
menjaga kelestarian lingkungan ekologi karena pola ini berorientasi pada pemanfaatan lahan secara rasional baik dari aspek ekologi, ekonomi, maupun
aspek sosial budaya Fauzi, 2005.
2.1.1.4. Kemandirian Kelompok Tani
Ismawan 1994 mengemukakan bahwa definisi kemandirian adalah kemampuan untuk memilih berbagai alternatif yang tersedia agar dapat digunakan
untuk melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan. Sedangkan Kartasasmita mengartikan bahwa kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap
seseorang atau suatu bangsa mengenali dirinya, masyarakatnya, serta semangat dalam menghadapi tantangan-tantangan. Kemandirian juga dapat diartikan
sebagai perwujudan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan potensi dirinya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dicirikan oleh kemampuan dan
kebebasan menentukan perilaku yang terbaik Hubeis, 1992. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas, kemandirian dapat didefinisikan sebagai
keberadaan individu atau kelompok dalam melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan dengan kemampuan sendiri. Kemandirian petani adalah suatu
kondisi yang dapat ditumbuhkan melalui proses pemberdayaan empowerment. Kemandirian petani dapat diartikan sebagai perwujudan kemampuan perilaku
aktual yang ditampilkan petani untuk memanfaatkan segala potensi dirinya dalam menjalankan agribisnis sesuai kehendak sendiri merdeka dan diyakini
manfaatnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Steinberg 2001 menjelaskan bahwa dimensi kemandirian
meliputi kemandirian emosi emotional autonomy, kemandirian perilaku
21 behavioral autonomy
dan kemandirian nilai values autonomy. Harigust 1972 menambahkan kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu: emosi, ekonomi,
intelektual dan sosial. Soedijanto 2001 kegiatan penyuluhan pertanian dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis harus memiliki sasaran tercapainya
kemandirian petani dan perilaku agribisnis lainnya yang meliputi kemandirian material, kemandirian intelektual dan kemandirian pembinaan. Menurut Badan
Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan PKM dan LPM UNIBRAW, 2001 dalam Marliati, 2008 kemandirian petani dalam beragribisnis dicirikan oleh
empat elemen pokok, yaitu terdiri dari : kemandirian intelektual, kemandirian sikap mental, kemandirian manajemen dan kemandirian material.
2.1.1.5. Karakteristik individu
Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat dinamika kelompok tani dan kemandirian anggota kelompok petani adalah karakteristik
individuanggota. Karakteristik adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang melekat pada sesuatu benda, orang atau mahluk hidup lainya yang berhubungan dengan
berbagai aspek kehidupannya Mardikanto, 1993. Lebih jauh, Mardikanto 1993 memberikan contoh tentang karakteristik individu, yaitu sifat-sifat yang melekat
pada diri seseorang yang berhubungan dengan berbagai aspek kehidupannya, antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, jabatan, status sosial dan agama.
Lionberger 1960 mengemukakan bahwa karakteristik individu atau personal adalah semua faktor yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan
lingkungan, yaitu umur, pendidikan dan karaktersitik psikologis. Karakteristik psikologis ialah rasionalitas, fleksibilitas mental, orientasi pada usahatani sebagai
bisnis, dan kemudahan menerima inovasi. Merujuk pada pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan karakteristik individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat
pribadi yang dimiliki seseorang yang diwujudkan dalam pola pikir, sikap dan tindakannya terhadap lingkungan.
Karakteristik individu atau petani dalam penelitian ini adalah 1umur, 2pendidikan formal, 3pendidikan non formal, 4jumlah tanggungan keluarga,
5luas lahan usahatani, 6pengalaman berusahatani, 7lamanya menjadi anggota dan 8kekosmopolitan.