Keberlanjutan Usaha Ekonomi Pendekatan Teoritis 1. Tinjauan Pustaka

24 to remain productive while maintaining the resource base. Artinya bagaimana kita harus dapat mengelola sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan manusia human need dengan tetap menjaga keseimbangan dan kelestarian sumberdaya yang ada. Untuk menjaga keberlanjutan program, maka pelaksanannya harus dilandasi oleh konsep-konsep tertentu yang dapat menjamin bahwa program ini dapat dan harus sampai pada kelompok sasaran target group untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu peningkatan kesejahteraan dan sekaligus membawa peningkatan sumberdaya manusia dan sumberdaya social social capital dari kelompok sasaran Khandker,et al.,1995 dalam Yuliarso, 2004. Di dalam keberlanjutan perlu adanya unsur kemandirian, seperti yang dikemukakan oleh Hubeis 1992.

2.1.1.7. Kepemimpinan

Dinamika dalam suatu kelompok akan sangat terkait peran pemimpin kelompok dalam menggerakkan para anggotanya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tersirat juga didalamnya proses kepemimpinan yang terjadi dalam mewujudkan dan mempertahankan para anggota kelompok dalam mengambil keputusan dalam hal-hal yang berkaitan dengan program dimana bimbingan dan arahan tersebut dapat mempertahankan bahkan mencapai keefektifan dari kelompok. Paranowo 1985 dalam Sri Rejeki 1988 mengelompokkan pemimpin dalam dua kelompok status kepemimpinan, yaitu 1pemimpin formal dan 2informal. Menurut Kartono 2001 pemimpin formal adalah orang yang oleh organisasilembaga ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Sedangkan pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia memiliki keunggulan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat. Ciri-cirinya adalah : a tidak memiliki penunjukkan formal atau legitimasi sebagai pemimpin, b ditunjuk dan diakui oleh kelompok rakyat dan masyarakat sebagai 25 pemimpin dan status kepemimpinannya itu berlangsung selama kelompok yang bersangkutan masih mau mengakui dan menerima pribadinya, c tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi formal dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, d tidak mendapatkan imbalan balas jasa atau apabila mendapatkan imbalan balas jasa, maka imbalan itu diberikan secara sukarela, e tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu, dan f tidak dapat dihukum apabila melakukan kesalahan, kecuali pribadinya tidak diakui lagi dan ditinggalkan massanya. Termasuk dalam pemimpin formal adalah kepala desa dan perangkatnya,sedangkan pemimpin informal adalah tokoh adat, tokoh agama, dan kaum intelektual desa. Dalam Shaw1971 dikatakan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan, yaitu 1 Group goal facilitation fasilitasi tujuan kelompok artinya kemampuan pemimpin dalam membantu kelompok untuk mencapai tujuannya; 2 Group sociability sosiabilitas kelompok artinya factor- faktor yang diperlukan untuk menjaga kelompok tetap berfungsi dengan baik; 3 Individual prominence kemajuan individu yang meliputi faktor-faktor yang mewakili aspirasi anggota. Peran kepemimpinan dalam kelompok Gibson et all : 1993 merupakan suatu karakteristik penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok mempunyai pengaruh tertentu terhadap para anggota kelompok. Peran kepemimpinan juga merupakan faktor penting dalam kelompok informal. Orang yang menjadi pemimpin kelompok informal pada umumnya dipandang sebagai anggota yang dihormati dan berwibawa yang berfungsi: 1 membantu kelompok dalam mencapai tujuannya; 2 memungkinkan para angota memenuhi kebutuhan; dan 3 mewujudkan nilai kelompok. Pemimpin pada pokoknya merupakan personifikasi dari nilai, motif dan aspirasi dari keanggotaan; 4 Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain; 5 Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok Jaka Sulaksana, 2002. Pemimpin informal seringkali dapat berganti-ganti karena situasi dan kondisi yang berbeda-beda yang terdapat pada suatu saat tertentu. Seorang pemimpin yang tidak mampu mempertahankan kehormatan dan wibawanya seperti yang dirasakan oleh para anggota dapat diganti dengan pemimpin lain