34 pumpunan penelitian adalah peristiwagejala sosial kontemporer masa kini
dalam kehidupan nyata Robert K. Yin. Dalam Penelitian Kualitatif Suatu Perkenalan MT. Felix Sitorus, 1998.
Pumpunan penelitian kualitatif adalah aspek subyektif perilaku manusia dimana subyektif berarti melihat dari sudut pandang tineliti sebagai subyek penelitian,
sehingga hubungan peneliti dengan tineliti dirumuskan sebagai hubungan inter- subyektivitas. Secara logis, dapat dikemukakan bahwa jika ingin melihat gejala
sosial secara kritis, maka terlebih dahulu harus dipahami masyarakat dimana gejala sosial tersebut terjadi. Untuk memahami sifat kritis, maka sudut pandang
yang dibawakan tidak cukup dengan hanya sudut pandang peneliti saja, karena akan memunculkan biasrancu. Oleh karena itu dibutuhkan intersubyektivitas
antara peneliti dengan tineliti, sehingga peneliti benar-benar memahami secara benar masyarakat yang diteliti sekaligus memahami gejala sosial yang timbul.
Tehnik triangulasi berupa pengamatan, wawancara mendalam dan kajian data sekunder diperlukan untuk menangkap realitas sosial secara lebih valid.
Dalam penelitian ini data-data induk yang ingin dikumpulkan merupakan informasi yang memiliki realitas histori karena tentu saja keseluruhan terbentuk
melalui perjalanan sejarah yang tidak terlepas dari perkembangan masyarakat. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menelusuri secara prosesual fakta-fakta
antar waktu yang menggambarkan dinamika kelompok tani.
2.2.3. Jenis Data, Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam in depth
interview dan pengamatan observasi di lapangan. Wawancara mendalam
dilakukan pada informan kunci dan untuk mendapatkan informan kunci dapat diterapkan tehnik bola salju. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-
laporan instansi terkait yang berhubungan dengan aspek yang diteliti. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.
Analisis dilakukan terhadap petani yang tergabung dalam kelompok tani hutan rakyat. Dipilih kelompok tani secara sengaja. Data kualitatif dianalisis
melalui tiga jalan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
35 Miles Huberman, 1992. Reduksi data berupa proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul secara tertulis di lapangan. Penyajian dimaksudkan adalah sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sedangkan penarikan kesimpulan dalam hal ini
mencakup juga verifikasi atas kesimpulan itu.
2.2.4. Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif. Hal ini untuk menambah dan melanjutkan pembahasan melalui pemanfaatan
informasi tambahanpelengkap dan catatan harian. Data kualitatif lebih mengarah pada pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka tentang mengapa, bagaimana
atau alasan-alasan maupun pandangan tentang suatu jawaban terhadap daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
Pokok penelitian, data dan metode pengumpulan data sebagaimana tercantum dalam matriks dibawah ini:
36 Matriks Pokok Penelitian, Data dan Metode Pengumpulan Data
No. Pokok Penelitian
Data yang dikumpulkan Metode Pengumpulan
Data
1. Gambaran fisik daerah
penelitian Kondisi geografis, data
kependudukan, data sosial- ekonomi
Pengumpulan data sekunder, wawancara,
pengamatan 2.
Proses terbentuknya Kelompok Tani
Sejarah, tujuan dibentuk, siapa yang membentuk
Pengamatan dan Wawancara mendalam
3. Keberadaan Kelompok
Tani sebagai suatu sistem sosial
1. kesadaran petani sebagai anggota kelompok tani
Pengamatan dan Wawancara mendalam
2. hubungan timbal balik antar anggota kelompok tani
3. kesamaan faktor-faktor nasib, kepentingan, tujuan
4. struktur, kaidah, perilaku 5. sistem dan proses
4. Dinamika Kelompok
Tani Hutan Rakyat Aspek-aspek dinamika
kelompk 1. Tujuan : hubungan tujuan
dgn anggota, kejelasan tujuan, kesepakatan tujuan
Pengamatan dan Wawanca mendalam
2. Struktur Kelompok : peranan pihak yang
mengambil keputusan, bentuk komunikasi dalam kelompok,
tingkat kesesuaian kegiatan, fasilitas kelompok, tingkat
kelancaran komunikasi, ada tidaknya pembagian peran,
cara pembagian peran dalam kelompok, tingkat kejelasan
pembagian peran, penggantian peran dalam kelompok, jumlah
anggota kelompok, dan tingkat kecukupan anggota kelompok.
3. Fungsi Tugas : cara penentuan jenis kegiatan
kelompok, perlu tidaknya kelompok dibentuk, ada
tidaknya diskusi tentang konsep baru, ada tidaknya
keterkaitan kelompok dengan kelancaran usaha anggota, ada
tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah dibentuk
kelompok.
4.Pembinaan dan Pengembangan Kelompok :
peningkatan partisipasi, pengadaan fasilitas kelompok,
jenis kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial, adanya
koordinasi dan
37
komunikasi antar anggota kelompok.
5. Kekompakan Kelompok : ukuran keakraban kelompok,
bentuk kerjasama kelompok, sikap anggota kelompok
terhadap kelompoknya, kesatupaduan anggota
kelompok terhadap kelompoknya, sebab anggota
berkelompok, homogenitas kelompok yang dilihat dari
jenjang pendidikan anggota, umur anggota.
6. Suasana Kelompok : keadaan hubungan antar
sesama anggota kelompok tani; kebebasan anggota
berpartisipasi; dan keadaan lingkungan fisik
7.Tekanan Kelompok : pemberian penghargaan dan
hukumanganjaran oleh kelompok
8. Efektivitas Kelompok : ada tidaknya manfaat kelompok
bagi petani, cara pemasaran hasil produksi, jenis komoditas
yang paling menguntungkan, prospek pasar bagi komoditas
yang diusahakan, motivasi menjadi anggota kelompok,
persepsi anggota terhadap kelompoknya.
5. Kemandirian Kelompok
kemandirian manajemen, kemandirian sosial, dan
kemandirian pengembangan diri.
Pengamatan dan wawancara mendalam
6. Karakteristik Individu
umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, jumlah
tanggungan keluarga, luas lahan usahatani, pengalaman
berusahatani, lamanya menjadi anggota dan kekosmopolitan.
Pengamatan dan wawancara mendalam
7. Keberlanjutan Usaha
Ekonomi Keberlanjutan usaha,
keberlanjutan pengurus, keberlanjutan partisipasi
Pengamatan dan wawancara mendalam
39
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
3.1.Keadaan Geografis dan Kondisi Alam Desa Lemahduhur secara geografis termasuk wilayah Kecamatan
Caringin Kabupaten Bogor, dengan wilayah : Sebelah Utara
: Desa Cimande Sebelah Selatan
: Desa Pasir Muncang Sebelah Timur
: Desa Gunung Pangrango Sebelah Barat
: Desa Cimande Hilir Secara geografis Desa Lemahduhur tergolong desa pertanian tanaman
sayur sayuran dan terletak pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut, dengan kondisi topografi bagian timur dataran tinggipegunungan dan bagian
selatan dataran yang merupakan daerah pertanian yang subur. Sedangkan kondisi alam desa Lemahduhur dengan Curah hujan rata-rata 24 mmtahun dengan suhu
rata-rata harian 24-25 derajat Celcius. Data potensi dasar desa dan kelurahan tahun 2011 menunjukkan bahwa
luas wilayah Desa Lemahduhur adalah hektar, difungsikan sebagai areal pertanian terdiri dari sawah yaitu sawah irigasi teknis, sawah irigasi setengah teknis dan
sawah tadah hujan, tegalan, kebun pekarangan dan hutan rakyat. Lahan sawah dapat ditanami dengan padi sebanyak dua kali. Tegalan ditanami cengkih dan
pala. Kebun pekarangan ditanami jagung, kacang tanah, kacang panjang, ubi kayu, ubi jalar, cabe, tomat, sawi, buncis, terong dan talas. Sedangkan hutan
rakyat diatanami sengon, albasia dan mahoni. Pendapatan ekonomi rumahtangga petani yang utama adalah dari hasil usaha tanaman sayur sayuran. Desa
Lemahduhur merupakan daerah penyuplai sayur sayuran terbesar sekecamatan Caringin. Sedangkan tanaman keras atau kayu-kayuan bagi petani dianggap
sebagai tanaman sampingan yang hasilnya merupakan penunjang dari produksi tanaman sayur sayuran, yang dalam pengelolaannya kurang diperhatikan tehnik
bercocoktanam hal ini disebabkan karena ketidakjelasan status lahan. Sehingga menyebabkan mereka enggan untuk menanam tanaman kayu-kayuan dengan
40 anggapan tanaman kayu hanya akan menguntungkan pemilik lahan saja apabila
suatu saat lahan diambil alih oleh pemiliknya. Tanaman kayu-kayuan hanya akan ditanam pada saat ada program dan apabila suatu saat program berakhir mereka
lebih memilih menanam tanaman sayur sayuran karena masa panennya lebih cepat dan cepat menghasilkan uang.
Jarak dari Desa Lemahduhur sampai ibu kota kecamatan Caringin sekitar 5 km yang dapat ditempuh dengan kendaran roda empat dan roda dua serta
merupakan jalan untuk membawa hasil bumi untuk dijual di pasar Caringin. Sedangkan jalan dari kampung Leuwisapi dan kampung Nanggeleng ke Desa
Lemahduhur merupakan jalan dusun berbatu, sempit, berbukit dan licin apabila hujan turun yang hanya dapat dilalui oleh kendaran roda dua.
3.2. Kependudukan dan Mata Pencaharian Penduduk Penduduk Desa Lemahduhur, sebagian besar merupakan penduduk asli
yang merupakan masyarakat adat kasepuhan dengan tokoh kasepuhan Eyang Kartasinga dan sebagian lagi merupakan migran dari beberapa daerah di Jawa
Barat dan adapula pendatang dari Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Desa Lemahduhur masih memegang teguh adat istiadat, masih
banyak pantangan-pantangan dan masih ada beberapa ritual upacara adat yang apabila dilanggar dan tidak dilaksanakan akan terkena sangsi dari hukum adat.
Desa Lemahduhur dalam Angka tahun 2011, jumlah penduduk Desa Lemahduhur adalah 11.697 terdiri dari 6.044 orang berjenis kelamin laki-laki dan
5.653 orang berjenis kelamin perempuan, dengan jumlah Kepala Keluarga 2900. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 400 jiwa per kilometer persegi, atau dengan
kata lain setiap satu kilometer persegi luas wilayah ditempati oleh 400 jiwa. Keadaan ini menggambarkan bahwa Desa Lemahduhur merupakan daerah yang
termasuk padat penduduknyaProfil Monografi Desa Lemahduhur, 2011. Penduduk Desa Lemahduhur mempunyai pandangan ke masa depan yang
maju, terlihat dari motivasi orangtua yang lebih mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya daripada menumpuk harta kekayaan. Hal ini juga tergambar dari
jumlah penduduk tamat SLTAsederajat 512 orang, jumlah penduduk tamat D-2 ada 2 orang, jumlah penduduk tamat D-3 ada 2 orang, jumlah penduduk tamat S1