Ikhtisar KEMANDIRIAN KELOMPOK DAN

148 dibutuhkan oleh kelompok tani. Belum ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan pihak program. Kelompok tani belum secara baik berbagi ilmu, pengetahuan, keterampilan dan wawasan khususnya yang berkaitan dengan usahatani hutan rakyat dengan sesama anggota kelompok tani. Dari segi kualitas dan kuantitas kelompok tani belum bisa memanfaatkan sumber informasi demi kemajuan kelompok taninya. Keberlanjutan usaha yang dianalisis dalam penelitian ini adalah keberlanjutan pengurus, keberlanjutan usaha dan keberlanjutan partisipasi. Keberlanjutan pengurus dalam kelompok tani Bina Mandiri dan kelompok tani Puspa Mandiri termasuk rendah dengan ciri-ciri; tugas dalam kelompok hanya diselesaikan oleh beberapa orang saja. Dalam kelompok tani Puspa Mandiri ketua lebih dominan dalam mengerjakan tugas kelompok. Sedangkan dalam kelompok tani Bina Mandiri tugas kelompok dilimpahkan oleh ketua kepada bendahara kelompok terutama kegiatan kelompok yang berhubungan dengan pihak luar. Terlihat belum ada koordinasi yang baik antara pengurus dengan anggota kelompok dan pihak luar kelompok. Pembagian tugas dalam kelompok belum merata dan belum proporsional.Terlihat bahwa ketua lebih dominan dalam kelompok. Keberlanjutan usaha kedua kelompok yang diteliti masih rendah. Hasil pengamatan memperlihatkan adanya keterbatasan kemampuan kelompok tani dalam menganalisis masalah, mengidentifikasi kebutuhan kelompok, dalam merencanakan kegiatan. Belum ada evaluasi terhadap kegiatan kelompok yang sudah berjalan. Kelompok tani pasif terhadap inovasi baru khususnya usahatani hutan rakyat. Kelompok tani lebih terbiasa dengan yang konvensional dan tradisional. Anggota kelompok belum memahami sesungguhnya makna pembaharuan usahatani hutan rakyat. Adanya rasa takut untuk memulai dan mengembangkan usahatani hutan rakyat berhubung dengan keterbatasan ekonomi anggota. Adanya rasa takut akan kegagalan dalam menerapkan inovasi baru. Keberlanjutan partisipasi masih rendah. Terlihat dari sedikitnya anggota kelompok yang hadir dalam pertemuan kelompok. Dalam pertemuan kelompok hanya sebagian kecil anggota kelompok yang mampu mengemukakan pendapat, memberikan saran dan masukan. Ada beberapa anggota yang mendominasi dalam 149 diskusi kelompok. Terlihat bahwa anggota kelompok kurang aktif dalam pelaksanaan dan pengambilan keputusan sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal. Bagi anggota kelompok tani, usahatani hutan rakyat merupakan suatu tabungan jangka panjang yang dapat digunakan sebagai modal untuk biaya pendidikan anak-anak, menikahkan anak ataupun dapat dijual pada saat ada kebutuhan mendesak dan pada saat membutuhkan biaya yang cukup besar disaat musim paceklik. Dalam rangka menuju pengelolaan hutan rakyat yang berkelanjutan sustainable, dan memutus ketimpangan struktural penyebab kemiskinan maka pengelolaan hutan rakyat harus memperhatikan upaya-upaya konservasi. Kelembagaan kelompok tani dan koperasi perlu lebih diaktifkan yaitu dengan jalan memperjelas hak dan kewajiban anggota. 151

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.Tingkat dinamika kelompok tani Bina Mandiri dan Puspa Mandiri di Desa Lemahuduhur, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor termasuk kategori rendah. Tingkat dinamika ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai indikatornya, yaitu : a tujuan kelompok, b struktur kelompok, c fungsi tugas kelompok, d pembinaan kelompok, e kekompakan kelompok, f suasana kelompok, g tekanan kelompok dan h efektivitas kelompok. Rendahnya unsur-unsur dinamika kelompok terlihat dari 1 belum adanya tujuan kelompok yang tertulis dan spesifik yang berhubungan dengan hal-hal yang ingin dicapai oleh kelompok, belum adanya rencana kerja atau rencana kegiatan kelompok secara tertulis, semua dilakukan secara spontanitas. Belum spesifiknya tujuan kelompok dan rencana kegiatan kelompok menyebabkan kurang dinamisnya kelompok; 2 masih lemahnya kelompok dalam menyusun hierarki status dan peran dalam kelompok. Struktur kekuasaan hanya dikendalikan oleh ketua saja. Walaupun kepengurusan sudah lengkap namun hanya bersifat formalitas. Rendahnya struktur kelompok menunjukkan bahwa kelompok tani belum dapat menjadi wadah kerjasama petani dan tempat belajar bagi petani; 3 dalam hal fungsi tugas belum ada inisiatif dari dalam kelompok, masih tergantung pada pihak pemberi programbantuan dari pemerintah atau instansi terkait; 4 belum ada upaya kelompok untuk menghidupkan dan mendinamiskan kelompok; 5 rasa keterikatan anggota terhadap kelompok hanya sebatas sebagai bagian dari keanggotaan kelompok; 6 interaksi anggota dalam kelompok belum didasari oleh adanya kesadaran atas kepemilikan identitas sosial yang kuat. 152 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok yang diteliti menunjukkan profil yang berbeda ditinjau dari delapan unsur dinamika tersebut. Perbedaan profil antara kelompok tani Bina Mandiri dan Puspa Mandiri yaitu terletak pada : • Struktur kelompok tani Bina Mandiri tidak tertulis sehingga anggota kurang memahami struktur organisasi kelompok yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota, sehingga struktur tersebut hanya sebagai formalitas saja. Sedangkan struktur organisasi kelompok tani Puspa Mandiri sudah tertulis dan sudah disahkan oleh SK Kepala Desa Lemahduhur. • Dalam kelompok tani Puspa Mandiri ketua lebih dominan dimana tugas sekretaris dan bendahara dikerjakan semua oleh ketua. Tugas dan komunikasi terfokus pada ketua kelompok. Dalam kelompok tani Bina Mandiri, tugas ketua terutama yang berhubungan dengan pihak program diwakilkan kepada Bendahara kelompoknya. • Dalam hal managemen kelompok, kelompok tani Bina Mandiri lebih tradisional dan konvensional sedangkan kelompok tani Puspa Mandiri selangkah lebih maju, karena sudah mulai mengusahakan adanya dokumen-dokumen tertulis. 3. Kelompok tani Puspa Mandiri bottom up cenderung lebih dinamis dibanding dengan kelompok tani Bina Mandiri top down. Kelompok tani bentukan dari bawah bottom up memiliki solidaritas yang kuat dan mempunyai keinginan untuk memaksimalkan kemampuan anggota kelompok. Sedangkan kelompok tani yang terbentuk secara top down, sangat bergantung pada pihak pemberi bantuan, sehingga solidaritas lemah dan kurangnya inisiatif petani untuk memajukan kelompok tani. Kelompok tani yang dinamis cenderung lebih mandiri. Selanjutnya Kelompok tani yang mandiri cenderung lebih memiliki keberlanjutan usaha ekonomi. 4. Karakteristik yang berpengaruh terhadap dinamika kelompok terutama unsur tujuan, struktur dan kekompakan kelompok adalah karakteristik