BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1  Kondisi Umum Habitat
Kawasan  Hutan  Batang  Toru  Bagian  Barat  merupakan  hutan  hujan  tropis primer  yang  sebagian  besar  merupakan  areal  konsesi  Hak  Pengusahaan  Hutan
HPH Teluk Nauli. Namun sampai saat ini belum dilakukan eksploitasi terhadap vegetasi  yang  terdapat  dalam  area  tersebut  karena  kondisi  topografi  yang  tidak
memungkinkan  untuk  kegiatan  HPH.  Areal  penelitian  Kawasan  Hutan  Batang Toru  Bagian  Barat  terletak  pada  ketinggian  800-1200  mdpl  sehingga  dapat
dikategorikan  kedalam  tipe  hutan  peralihan  antara  ekosistem  hutan  perbukitan tengah  medium  elevation  hills  dan  hutan  sub-montana  berdasarkan  zona
altitudinal  dari  permukaan  laut  Laumonier  1997.  Sedangkan  berdasarkan  zona floristik  kawasan  tersebut  dapat  dikategorikan  kedalam  formasi  hutan
Dipterocarpaceae atas dan hutan Fagaceae-Lauraceae Whitemore 1975. Tipe  Habitat  yang  teramati  dalam  kawasan  hutan  areal  penelitian  tersebut
dapat  dibedakan  berdasarkan  struktur  dan  komposisi  vegetasinya.  Terdapat  tiga tipe  habitat  utama  dalam  kawasan  tersebut  yaitu  hutan  Dipterocarpaceae  atas
upper  Dipterocarp  forest,  hutan  gambut  peat  forest  dan  hutan  peralihan  hill- montana  Wijiarti  2009;  Wich  et  al.  2003.  Ketiga  tipe  hutan  tersebut  dalam
pembahasan  berikutnya  disebut  dengan  formasi  hutan  peralihan  hill-montana FHHM, formasi hutan  gambut FHG dan formasi  hutan Dipterocarpaceae atas
FHDA. Ketiga  formasi  hutan  di  areal  penelitian  tersebar  dalam  tiga  wilayah  besar
yaitu  formasi  hutan  hill-montana  FHHM  di  area  sebelah  timur-utara,  formasi hutan  gambut  FHG  di  area  selatan-barat  daya  dan  formasi  hutan
Dipterocarpaceae  atas  FHDA  di  area  sebelah  barat-barat  laut  lokasi  penelitian Gambar 7. Penggambaran kondisi vegetasi ketiga tipe habitat tersebut disajikan
pada Gambar 8.
Gambar  7    Sketsa  lokasi  pembagian  ketiga  tipe  habitat  ungko  dan  siamang  di KHBTBB.
Gambar 8  Tipe formasi hutan di KHBTBB berdasarkan jenis vegetasi. Ket:  a formasi hutan hill-montana; b formasi hutan gambut dan c formasi
hutan Dipterocarpaceae atas. Hasil  pengamatan  vegetasi  pada  areal  penelitian  ini  menunjukkan  terdapat
216 jenis dari 50 famili pepohonan dengan jumlah individu sebanyak 1360 pohon pada  plot  contoh  berukuran  1,5  ha  untuk  tiga  tipe  habitat  yang  berbeda.  Hasil
penelitian  ini  juga  mengamati  beberapa  parameter  umum  yang  menjadi karakteristik pada tiap tipe habitat tersebut,  antara lain jumlah famili dan spesies
vegetasi,  rerata  diameter  setinggi  dada,  rerata  tinggi  total  pohon  dan  beberapa parameter lainnya Tabel 2.
a b
c
Tabel 2  Beberapa parameter umum vegetasi pada tiga tipe habitat di KHBTBB
Tipe Hutan
∑Famili  ∑ Jenis DBH
cm TTP
m K
indha LBDS
m
2
FHHM 37
100 22,51± 12,84
19,92± 6,21 888
23,32 FHG
34 102
21,28± 12,51 18,63± 5,65
1016 24,28
FHDA 39
134 24,82± 20,66
19,57± 6,56 816
33,30
Batang Toru
50 216
22,71±15,56 19,60±6,30
907 80,89
Keterangan:  FHHM=  Formasi  hutan  peralihan  hill-montana;  FHG=  formasi  hutan  Gambut; FHDA= formasi hutan Dipterocarpaceae atas; DBH= rerata diameter setinggi dada;
TTP= rerata tinggi total pohon; K= kelimpahan; LBDS= luas bidang dasar.
Ketiga  formasi  hutan  yang  teramati  secara  umum  memiliki  kemiripan  satu dengan  lainnya  berdasarkan  beberapa  nilai  parameter  umum  yang  teramati.
Namun formasi hutan Dipterocarpacae atas FHDA merupakan tipe habitat yang memiliki  nilai  parameter  umum  tertinggi  dibandingkan  dengan  lainnya.
Pendugaan  mengenai  karakteristik  parameter  umum  vegetasi  di  kawasan  hutan tersebut akan dibahas secara lebih rinci pada sub-bab pembahasan selanjutnya.
Hasil  analisis  data  memberikan  beberapa  nilai  indeks  untuk  ketiga  tipe formasi  hutan  yang  teramati  yaitu  indeks  keanekaragaman  jenis  pohon  Shanon-
Wiener, kemerataan jenis Shanon-Wiener, kekayaan jenis Margalef dan kesamaan komunitas  similarity  index.  Hasil  perhitungan  indeks  keanekaragaman  jenis
pohon  Shanon-Wiener,  kemerataan  jenis  Shanon-Wiener,  kekayaan  jenis Margalef disajikan pada Tabel 3.
Tabel  3    Indeks  keanekaragaman  jenis  dan  keseragaman  jenis  Shanon-Wiener pada ketiga tipe hutan di KHBTBB
Tipe Hutan H
H max E’
R FHHM
3,65 4,61
79,26 16,24
FHG 3,22
4,63 69,62
16,22 FHDA
4,42 4,90
90,24 22,13
Keterangan:  FHHM=  Formasi  hutan  peralihan  hill-montana;  FHG=  formasi  hutan  Gambut; FHDA=  formasi  hutan  Dipterocarpaceae  atas;
H’=  indeks  keanekaragaman  jenis Shanon-Wiener;
H’  max=  nilai  maksimum  H”  di  habitat;  E’=  Indeks  kemerataan jenis Shanon-Wiener; R= Nilai kekayaan jenis Margalef.
Indeks keanekaragaman Shanon-W iener H’ yang terdapat pada ketiga tipe
habitat  tersebut  masing-masing  sebesar  3,65  FHHM,  3,22  FHG  dan  4,42 FHDA.  Ketiga  nilai  indeks  keanekaragaman  Shanon-Wiener  masing-masing
habitat  termasuk  kedalam  kategori  tinggi.  Barbour  et  al.  1987  diacu  dalam Simorangkir et al. 2009 menyebutkan bahwa nilai indeks keanekaragaman jenis
umumnya berkisar 0- 7 dan memiliki beberapa kriteria yaitu rendah untuk H’=0-2;
sedang jika H’=2-3; dan tinggi jika H’3. Tingginya nilai keanekaragaman jenis vegetasi  untuk  tiap  formasi  hutan  di  Kawasan  Hutan  Batang  Toru  Bagian  Barat
diduga merupakan implikasi dari kondisi biogeografisnya yang merupakan daerah peralihan  kawasan  biogeografis  Danau  Toba  bagian  utara  dan  kawasan
biogeografis Danau Toba Bagian selatan Perbatakusuma et al. 2006. Indeks  kemerataan  jenis  menunjukkan  penyebaran  individu  spesies  dalam
komunitas.  Nilai  indeks  kemerataan jenis  E’  berkisar  antara  nol  sampai  satu.
Tabel  3  menunjukkan  nilai  kemerataan  jenis  untuk  masing-masing  tipe  habitat sebesar  79,26  FHHM,  69,62  FHG  dan  90,24  FHDA.  Hal  tersebut
menunjukkan  bahwa  tingkat  penyebaran  individu  spesies  vegetasi  di  ketiga  tipe hutan  tersebut  cukup  merata.  Krebs  1978  menyebutkan  bahwa  nilai  indeks
kemerataan E’ mendekati satu menunjukkan bahwa spesies yang terdapat dalam
suatu  komunitas  semakin  merata,  sementara  apabila  nilai  indeks  kemerataan mendekati nol menunjukkan ketidakmerataan spesies dalam komunitas tersebut.
Indeks  kekayaan  jenis  Margalef  merupakan  indeks  yang  menunjukkan kekayaan  jenis  suatu  komunitas,  dimana  besarnya  nilai  ini  dipengaruhi  oleh
banyaknya jenis dan jumlah individu pada areal tersebut. Seluruh tipe habitat yang teramati memiliki nilai kekayaan jenis yang tinggi. Berdasarkan Magurran 1988
besaran  R3,5  menunjukkan  kekayaan  jenis  tergolong  rendah,  R=3,5-5 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan R5 kekayaan jenis tergolong
tinggi. Hasil  analisis  data  juga  menghasilkan  indeks  kesamaan  komunitas  bagi
ketiga  tipe  habitat  di  Kawasan  Hutan  Batang  Toru  Bagian  Barat.  Ketiga  tipe habitat tersebut memiliki nilai kemiripan diatas 30 Tabel 4.
Tabel  4   Indeks kesamaan komunitas similarity index pada ketiga tipe hutan di KHBTBB
FHHM FHG
FHDA FHHM
48,51 47,86
FHG 39,83
FHDA
Keterangan:  FHHM=  Formasi  hutan  peralihan  hill-montana;  FHG=  formasi  hutan  Gambut; FHDA= formasi hutan Dipterocarpaceae atas.
Nilai  indeks  kesamaan  yang  bervariasi  antara  satu  komunitas  dengan komunitas  lainnya  pada  lokasi  penelitian,  menunjukkan  terdapatnya  susunan
struktur  dan  komposisi  tumbuhan  untuk  masing-masing  komunitas  tersebut. Nilai indeks kesamaan komunitas antara masing-masing tipe habitat yang teramati
yaitu  48,51  FHHM-FHG,    47,86    FHHM-FHDA  dan  39,83    FHG- FHDA,  menunjukkan  tingkat  kesamaan  jenis  pada  masing-masing  habitat  yang
dibandingkan.  Nilai  tersebut  juga  menggambarkan  sekurang-kurangnya  terdapat 40  organisme spesies yang sama dan terdapat di dua habitat yang dibandingkan.
Kesamaan  spesies  antar  komunitas  termasuk  kedalam  kategori  tidak  mirip  atau spesifik lokal. Hal ini didasarkan atas Suin 2002 diacu dalam Astuti 2010 yang
menyebutkan  tingkat  pengelompokkan  tipe  komunitas  dapat  dikategorikan menjadi  empat  tingkat  yaitu  sangat  tidak  mirip  IS≤25,  tidak  mirip
25IS≤50, mirip 50IS75 dan sangat mirip IS ≥ 75.
5.2  Struktur Vegetasi 5.2.1  Kerapatan vegetasi