hingga sedang, merupakan hal yang positif bagi keberadaan ungko maupun siamang. Cannon dan Leighton 1994 menyebutkan primata dari famili
Hylobatidae banyak menggunakan pepohonan yang 32-63 cm untuk aktivitas sehari-hari mereka khususnya dalam melakukan perjalanan dihabitatnya.
Hasil penelitian ini juga menggambarkan kerapatan vegetasi yang terdapat dalam ketiga tipe habitat dikawasan hutan lindung Batang Toru Bagian Barat
memiliki trend yang menurun secara eksponensial dari pohon berdiameter kecil ke besar seperti kurva “L” Gambar 10. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi
vegetasi di kawasan hutan Batang Toru terdiri dari campuran seluruh kelas diameter dan didominasi oleh pepohonan muda yang masih dalam tingkat
pertumbuhan diindikasikan dengan ukuran diameter kecil, sehingga dapat menjamin keberlangsungan tegakan di masa mendatang.
Perbatakusuma et al. 2006 dan Syaukani et al. 2005 menyatakan tegakan hutan dengan distribusi diameter pohon seperti kurva “L” atau J terbalik disebut
sebagai hutan tidak seumur dalam kondisi seimbang balanced forest. Hutan dengan tegakan tidak seumur memiliki tingkat sensitivitas ekologi yang tinggi dan
banyak jenis yang saat ini dijumpai di hutan Batang Toru diperkirakan akan hilang dari kawasan tersebut di masa mendatang, apabila hutan di kawasan ini
mendapat gangguan, misalnya pembukaan hutan dengan skala luas.
5.4.3 Tutupan tajuk
Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya keragaman tingkat persentase tutupan tajuk pada tiap-tiap formasi hutan yang teramati. Formasi hutan peralihan
hill-montana merupakan tipe habitat yang memiliki persentase tutupan tajuk pepohonan tertinggi yaitu 84,34 dari 5000 m
2
area plot yang teramati. Selanjutnya formasi hutan gambut merupakan tipe habitat yang memiliki
persentease tutupan tajuk tertinggi kedua. Dari luasan 5000m
2
yang teramati terdapat 81,19 area yang ternaungi oleh tutupan tajuk. Formasi hutan
Dipterocarpaceae atas memiliki persentase tutupan tajuk sebesar 78,51 dari keseluruhan 5000 m
2
area yang teramati Gambar 13.
Gambar 13 Diagram persentase tutupan tajuk pada tiap tipe hutan di habitat Hylobatidae KHBTBB. Ket: FHHM= formasi hutan peralihan Hill-
Montana; FHM= formasi hutan Gambut; FHDA=formasi hutan Dipterocarpaceae atas.
Formasi hutan Dipterocarpaceae atas merupakan kawasan yang tersusun atas pepohonan yang memiliki ukuran lebih besar dari formasi hutan lainnya
rerata diameter= 24,82± 20,66 cm. Hal tesebut seharusnya berkorelasi positif dengan kondisi fisik vegetasi yang merupakan pepohonan tinggi dan nilai tutupan
tajuk yang tinggi. Namun dalam penelitian ini persentase tutupan tajuk yang dihasilkan oleh formasi hutan tersebut merupakan yang terendah dibanding kedua
tipe habitat lainnya. Salah satu penyebab rendahnya persentase tutupan tajuk pada tipe habitat formasi hutan Dipterocarpaceae atas adalah terdapatnya pohon tinggi
yang tumbang dan menimpa vegetasi lain disekitarnya. Hal ini menyebabkan terbukanya lahan yang cukup luas dalam habitat tersebut Gambar 14.
84,34 15,66
FHHM
Cover Area Open Area
81,19 18,81
FHG
Cover Area Open Area
78,51 21,49
FHDA
Cover Area Open Area
Gambar 14 Pepohonan yang tumbang menyebabkan lahan terbuka dihabitat
Hylobatidae Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat. Persentase tutupan tajuk crown cover area erat kaitannya dengan tingkat
keterbukaan lahan serta konektivitas antar tajuk dalam suatu tegakan. Terdapatnya ruang terbuka yang minim dalam suatu habitat hutan memberikan dampak positif
bagi keberadaan kedua jenis Hylobatidae di habitat tersebut. Persentase tutupan area tajuk yang tinggi memberikan dukungan yang lebih terhadap pergerakan
Hylobatidae terutama dalam meningkatkan konektivitas crown overlapping dan meminimalisir gap jarak terbuka antar tajuk sehingga dapat memudahkan dalam
proses perjalanan travelling serta penjembatanan bridging antar pohon bagi kedua jenis Hylobatidae tersebut. Ilustrasi tumpang tindih tajuk crown
overlapping di habitat Hylobatidae Kawasan Hutan Batang Toru Bagian Barat ditunjukkan oleh Gambar 15.
Gambar 15 Tajuk pepohonan yang overlapping di habitat Hylobatidae Kawasan
Hutan Batang Toru Bagian Barat.
5.5. Sebaran Populasi Ungko dan Siamang Berdasarkan Keberadaan Vegetasi