kemudian data-data hasil pengamatan vegetasi habitat yang telah dilakukan dikonversi kedalam gambar digital untuk menggambarkan struktur pohon dalam
habitat tersebut. Persentase coverage area merupakan analisis data mengenai akumulasi
seluruh tutupan tajuk pepohonan dalam suatu plot. Persentase coverage area dicari dengan metode overlay dari suatu tajuk pohon menggunakan perangkat
lunak coreldraw. Setelah terbentuk seluruh tutupan tajuk pohon yang terdapat di plot tersebut kemudian digunakan perangkat lunak imageJ untuk mencari luasan
measurement yang telah di-overlay, kemudian dibandingkan dengan luasan keseluruhan plot sehigga dapat ditemukan nilai persentase luasan area yang
ternaungi cover area dan area yang terbuka open area
3.4.4 Analisis pemanfaatan ruang
Data mengenai pemanfaatan ruang oleh ungko dan siamang dianalisis dengan menggunakan
Jacob’s D value index. Jacob’s D value index adalah sebuah indeks yang menggambarkan preferensi penggunaan ruang suatu jenis
satwa berdasarkan srata maupun ketinggian dalam hutan. Indeks ini sebelumnya telah banyak digunakan untuk menghitung preferensi pakan berdasarkan
kelimpahannnya di alam Jacob 1974, diacu dalam Cannon Leighton 1994. Dalam penghitungan indeks tersebut digunakan proporsi kelimpahan relatif
aktivitas penggunaan ruang dan kelimpahan relatif ketersediaan ruang dihabitat dengan menggunakan persamaan:
D= r-pr+p-2rp
Keterangan: D= Jacob’s D value index; r= frekuensi relatif pemanfaatan ruang; p= kelimpahan relatif frekuensi ruang dihabitat.
Selanjutnya data tersebut dideskripsikan dengan menggunakan analisis crosstabs menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 untuk menjelaskan nilai
perbedaan penggunaan ruang oleh ungko dan siamang. Selanjutnya hasil tersebut di-visualisasikan kedalam bentuk grafik untuk menggambarkan perbedaan nilai
pemanfaatan ruang ungko dan siamang.
3.4.5 Pemanfaatan vegetasi sebagai sumber pakan Data mengenai pemanfaatan vegetasi sebagai sumber pakan oleh ungko dan
siamang dianalisis secara deskriptif dengan mengaitkan antara jenis-jenis yang
dimanfaatkan oleh kedua jenis Hylobatidae tersebut dan ketersediaannya dihabitat.
3.4.6 Indeks keanekaragaman jenis vegetasi
Indeks Keanekaragaman jenis vegetasi pada habitat ungko dihitung dengan menggunakan persamaan indeks keanekaragaman Shanon-Wiener Latifah 2005.
H’ = -∑ pi ln pi
Keterangan: H’
: Indeks keanekaragaman jenis Pi
: Kelimpahan relatif spesies ke-I NiNt Ni
: Jumlah individu spesies ke-i Nt
: Jumlah total untuk semua individu Ln : Logaritma natural
Setelah diketahui nilai indeks Shanon-Wiener berdasarkan perhitungan di atas, selanjutnya nilai indeks tersebut dibandingkan untuk tiap lokasi pengamatan
ataupun dengan hasil penelitian habitat ungko lainnya. Barbour et al. 1987 diacu dalam Simorangkir et al. 2009 menyebutkan bahwa nilai indeks
keanekaragaman jenis umumnya berkisar 0-7 dan memiliki beberapa kriteria yaitu rendah untuk H’=0-2; sedang jika H’=2-3; dan tinggi jika H’3.
3.4.7 Indeks kemerataan jenis vegetasi