Implikasi Kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

62 Kabupaten Karawang akan kekurangan produksi beras sebesar 6 438 ton pada tahun 2031 jika terdapat penurunan konsumsi beras sebesar 1.5 persen.

6.5 Implikasi Kebijakan

Alih fungsi lahan sawah merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah, walaupun pada dasarnya alih fungsi lahan sawah memiliki dampak positif, berupa peningkatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan penyerapan tenaga kerja. Akan tetapi seharusnya dampak alih fungsi lahan tidak hanya diukur dari variabel yang dikuantifikasikan. Lahan sawah yang sudah berubah fungsi tidak akan dapat menjadi sawah kembali sehingga berdampak negatif pada produksi pangan, fisik lingkungan, ekonomi, serta sosial budaya masyarakat yang hidup di atas maupun sekitar lahan yang mengalami alih fungsi. Dampak negatif tersebut harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk mengalihfungsikan lahan sawah. Penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa service yang dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Dari hasil penelitian, implikasi kebijakan yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Aspek Sosial : a. Pembuatan dan pemberlakuan kuota lahan sawah yang bisa dikorbankan untuk sektor non pertanian, b. Jaminan pasar oleh Perum Bulog, c. Penyuluhan pertanian, pendampingan dan pengawalan kepada petani, d. Penyebarluasan informasi kawasan pertanian berkelanjutan dan lahan pertanian pangan berkelanjutan, e. Pembentukkan bank bagi petani. 63 2. Aspek Ekonomi : a. Pemberian insentif atau kompensasi bagi para petani, b. Penetapan harga komoditas yang lebih melindungi petani, c. Pengurangan bahkan pembebasan pajak lahan, d. Pembelian peralatan pertanian pascapanen dan jaminan akses pemodalan, e. Menaikkan harga pembelian pemerintah untuk gabah dan beras, baik di tingkat petani maupun usaha penggilingan. 3. Aspek Lingkungan : a. Intensifikasi lahan pertanian dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dengan pemupukan, peningkatan kualitas benih, pemberantasan hama penyakit, dan pengembangan saluran irigasi. b. Ekstensifikasi lahan pertanian dilakukan dengan pemanfaatan lahan marginal, pemanfaatan lahan terlantar dan pemanfaatan lahan dibawah tegakkan tanaman keras. c. Diversifikasi lahan pertanian dilakukan dengan cara pengaturan pola tanam, tumpang sari dan sistem pertanian terpadu. 64

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Alih fungsi lahan di Kabupaten Karawang terjadi hampir setiap tahun terutama pada lahan sawah. Pola alih fungsi lahan yang terjadi yaitu lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi daerah pemukiman, perkantoran serta sarana dan prasarana lain yang tidak dapat diubah kembali menjadi lahan sawah. Laju alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Karawang pada tahun 2002-2012 berfluktuatif setiap tahun dengan rata-rata konversi 1 002.7 hektar pertahunnya dan laju alih fungsi lahan sebesar 0.71 persen. Sehingga luas lahan sawah di Kabupaten Karawang berkurang dari 98 079 hektar pada tahun 2002 menjadi 91 237 hektar pada tahun 2012. 2. Pengembangan Kabupaten Karawang merupakan perwujudan dari Rencana Struktur Ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2011- 2031 yang diperuntukkan sebagai kawasan perkotaan, pemukiman, dan industri. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah di tingkat wilayah adalah jumlah industri dan proporsi luas lahan sawah terhadap luas wilayah sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi lahan dipengaruhi oleh proporsi pendapatan dan biaya usaha tani. 4. Pendapatan rata-rata perbulan petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan terjadi perubahan dari Rp 6 765 000 menjadi Rp 4 165 500. atau berkurang sekitar RP 2 599 900. Dampak alih fungsi lahan pertanian terhadap produksi padi di Kabupaten Karawang dalam sepuluh tahun terakhir adalah hilangnya produksi padi sebesar 130 547.02 ton atau sekitar Rp 344 054 232 300 Hasil perkiraan perubahan luas sawah dan dampaknya terhadap ketahanan pangan adalah produksi beras tidak dapat memenuhi kebutuhan pada tahun