hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain
hard copy, atau dalam cetak lunak seperti file elektronik. Barus dan Wiradisastra 2000 juga mengungkapkan bahwa SIG adalah alat
yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta
cetak, tabel atau dalam bentuk konvensional lainnya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan.
Sarana utama untuk penanganan data spasial adalah SIG. SIG didesain untuk menerima data spasial dalam jumlah besar dari berbagai sumber dan
mengintergrasikannya menjadi sebuah informasi, salah satu jenis data ini adalah data pengindraan jauh. Pengindraan jauh mempunyai kemampuan menghasilkan
data spasial yang susunan geometrinya mendekati keadaan sebenarnya dengan cepat dan dalam jumlah besar. Barus dan Wiradisastra 2000 mengatakan bahwa
SIG akan memberi nilai tambah pada kemampuan pengindraan jauh dalam menghasilkan data spasial yang besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh
tersebut tergantung pada cara penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang berguna.
2.6. Strategi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah dapat dianggap sebagai suatu bentuk intervensi positif terhadap suatu wilayah. Diperlukan strategi-strategi yang efektif untuk
suatu percepatan pembangunan. Secara teoritis strategi pengembangan wilayah baru dapat digolongkan dalam dua kategori strategi, yaitu demand side strategy
dan supply side strategi Rustiadi et al., 2002. Strategi demand side adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang diupayakan melalui peningkatan barang-
barang dan jasa-jasa, masyarakat setempat melalui kegiatan produksi lokal, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk yang baru dipindahkan ke
wilayah baru. Sedangkan strategy supply side adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang terutama diupayakan melalui investasi modal untuk kegiatan
produksi yang berorientasi keluar. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk meningkatkan suplay dari komoditi yang pada umumnya diproses dari sumber
daya alam lokal. Strategi pembangunan wilayah lainnya adalah strategi keterkaitan, yaitu
terjadi pada suatu wilayah yang dari sisi suplay penawaranpasokan atau sebaliknya dari sisi permintaan relatif tinggi tetapi terbatas akan sumberdaya atau
pasokan. Keterbatasan atau kelebihan dari suatu wilayah seharusnya dapat dipertemukan sehingga perekonomian wilayah secara keseluruhan dapat
meningkat. Strategi berbasis keterkaitan antar wilayah pada awalnya dapat diwujudkan dengan pengembangan keterkaitan fisik antar wilayah dengan
membangun berbagai infrastruktur fisik, seperti jaringan transportasi jalan, pelabuhan, jaringan komunikasi dan lainnya yang dapat menciptakan keterkaitan
sinergis saling memperkuat antar wilayah. Sejalan dengan teori tersebut, Lorenzo- Alfarez 2002 mengemukakan
bahwa kebijakan pembangunan pemerintah yang mendorong wilayah miskin dalam rangka menyetarakan stándar hidup dengan wilayah maju, maka
pemerintah dapat menggunakan tiga instrumen utama sebagai berikut : a.
Desentralisasi keuangan b.
Perbaikan sistem perdagangan c.
Penyediaan infrastruktur yang tepat Akan tetapi keterkaitan fisik saja tidak cukup, harus disertai dengan
pengembangan keterkaitan yang lebih luas, yakni disertai dengan kebijakan- kebijakan menciptakan struktur insentif yang mendorong keterkaitan yang
sinergis antar wilayah. Pengembangan keterkaitan yang tidak tepat sasaran dapat mendorong backwash yang lebih masif, sehingga pada akhirnya justru
memperparah kesenjangan dan ketidak berimbangan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu keterkaitan antar wilayah yang diharapkan adalah bentuk-bentuk
keterkaitan yang saling memperkuat bukan memperlemah. Menurut Sukirno 1982 strategi pembangunan untuk suatu daerah ada
empat aspek yaitu a Strategi makro, b Strategi sektoral, c Strategi wilayah, dan d Strategi pemilihan proyek - proyek. Salah satu unsur penting dalam
kebijakan pembangunan daerah adalah merumuskan strategi perencanaan ekonomi daerah. Perencanaan ekonomi daerah bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat disuatu daerah. Tujuan umumnya adalah pendapatan perkapita daerah dan pemerataannya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
diperlukan strategi dengan melihat berbagai potensi sumberdaya yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial dan budaya yang tersedia di sutau daerah. Beberapa
strategi yang dimaksud adalah : 1.
Strategi dari sudut sumberdaya, yang terdiri dari : a.
Input, surplus sumberdaya manusia surplus labor b.
Basis input, sumberdaya alam hasil alam c.
Strategi basis sumberdaya modal dan manajemen d.
Sumberdaya lainnya e.
Lokasi dan wilayah strategis, 2.
Strategi menurut komoditi unggulan 3.
Strategi dari sudut efisiensi 4.
Strategi dari sudut institusi dan aktor ekonomi
III. METODOLOGI