menjadi proses penurunan secara kumulatif. Di lain pihak, terjadi siklus kemakmuran di wilayah yang berkembang. Penduduk yang maju, standar hidup
yang tinggi, efisiensi yang lebih baik, produktifitas yang tinggi, produksi yang lebih banyak, pendapatan lebih, konsumsi lebih banyak, investasi lebih
tinggi,penggunaan tenaga kerja lebih banyak, dan lebih lagi penduduk yang progresif memulai proses kemajuan yang kumulatif dan akhirnya kesenjangan
antara dua daerah makin meningkat. Wilayah maju adalah wilayah yang telah berkembang yang biasanya
dicirikan dengan: 1 sebagai pusat pertumbuhan; 2 terdapat pemusatan penduduk, industri, pemerintahan, dan pasar potensial; 3 tingkat pendapatan yang tinggi,
tingkat pendidikan dan kualitas sumberdaya manusia yang tinggi, serta struktur ekonomi yang relatif didominasi oleh sektor industri dan jasa. Wilayah yang
sedang berkembang biasanya dicirikan dengan: 1 pertumbuhan yang cepat; 2 biasanya merupakan daerah penyangga dari wilayah maju; dan 3 mempunyai
aksesibilitas yang sangat baik terhadap wilayah maju. Wilayah yang belum berkembang mempunyai ciri berikut: 1 tingkat
pertumbuhan yang masih rendah, baik secara absolut maupun relatif; 2 memiliki potensi sumberdaya alam yang belum dikelola atau dimanfaatkan; 3 kepadatan
penduduk yang masih rendah dan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Wilayah yang tidak berkembang dicirikan oleh dua hal: 1 tidak memiliki potensi
sumberdaya alam dan potensi lokasi sehingga secara alamiah sulit berkembang dan mengalami pertumbuhan; 2 sebenarnya memiliki potensi baik sumberdaya
alam maupun potensi tetapi tidak dapat berkembang karena tidak memiliki kesempatan dan cenderung dieksploitasi oleh wilayah yang lebih maju. Adapun
ciri-ciri yang dapat dilihat dari jenis wilayah ini adalah tingkat kepadatan penduduk yang jarang dan kualitas sumberdaya manusia yang rendah, tingkat
pendapatan yang rendah, tidak memiliki infrastruktur yang lengkap, dan tingkat aksesibiltas yang rendah Anwar, 2005.
2.4. Interaksi Spasial
Interaksi antar wilayah interaksi spasial merupakan suatu mekanisme yang menggambarkan dinamika yang terjadi di suatu wilayah karena aktifitas yang
dilakukan oleh manusia dalam suatu wilayah. Aktifitas-aktifitas yang dimaksud diantaranya mobilitas kerja, migrasi, arus informasi, arus komoditas, mobilitas
pelajar dan aktivitas-aktivitas konferensi, seminar, lokakarya atau kegiatan sejenisnya, pemanfaatan fasilitas pribadi dan atau fasilitas umum bahkan tukar
menukar pengetahuan Kingsley E. Hayes, 1984 yang diacu Saifulhakim, 2003 Wilayah bukan merupakan suatu wilayah tunggal dan tertutup. Tetapi
merupakan suatu kesatuan wilayah yang berintraksi antara suatu wilayah dengan wilayah lain. Pembangunan wilayah yang ideal adalah terjadinya interaksi
wilayah yang sinergis dan saling memperkuat, sehingga nilai tambah yang diperoleh dari adanya interaksi tersebut dapat terbagi secara adil dan proporsional
sesuai dengan peran dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing masing wilayah Rustiadi dan Hadi, 2007
Selanjutnya menurut Rustiadi dan Hadi 2007 suatu wilayah akan berkembang bila berhubungan dengan wilayah lain. Untuk itu aksesibilitas suatu
wilayah sangat menentukan kecepatan perkembangan wilayah tersebut. Ketimpangan pembangunan antar wilayah secara alamiah terjadi bisa disebabkan
oleh dua faktor penentu yaitu : 1.
Aspek kepemilikan sumberdaya alam yang berbeda, dimana salah satu wilayah diberi kelimpahan sumberdaya alam yang lebih dibanding
wilayah lain; 2.
Aspek posisi geografis, dimana suatu wilayah memiliki keunggulan posisi geografis dibanding wilayah lain.
Menurut Rustiadi 2001, pembangunan regional yang berimbang merupakan sebuah pertumbuhan yang merata dari wilayah yang berbeda untuk
meningkatkan pengembangan kapabilitas dan kebutuhan mereka. Hal ini tidak selalu berarti bahwa semua wilayah harus mempunyai perkembangan yang sama,
atau mempunyai tingkat industrialisasi yang sama atau mempunyai pola ekonomi yang sama, atau mempunyai kebutuhan pembangunan yang sama. Akan tetapi
yang lebih penting adalah adanya pertumbuhan yang seoptimal mungkin dari potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah sesuai dengan kapasitasnya. Dengan
demikian diharapkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan merupakan hasil dari sumbangan interaksi yang saling memperkuat diantara
semua wilayah yang terlibat. Keseimbangan antar wilayah menjadi penting karena keterkaitan yang
bersifat simetris akan mampu mengurangi kesenjangan antar wilayah dan pada akhirnya mampu memperkuat pembangunan ekonomi secara menyeluruh. Seperti
halnya bagian tubuh manusia, ketidakseimbangan pertumbuhan wilayah akan mengakibatkan kondisi yang tidak stabil.
2.5. Sistem Informasi Geografi