3.2 .
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada tiga lokasi pengamatan berdasarkan ketinggian yang berbeda di dalam satuan wilayah kampung sebagai masyarakat
pengelola bambu. Lokasi pengamatan hulu DAS bagian atas berada pada ketinggian 700 m dpl, hulu DAS bagian tengah berada pada ketinggian 300-700
m dpl, dan hulu DAS bagian bawah berada pada ketinggian 0-300 m dpl. Penentuan lokasi pengamatan tersebut menggunakan peta DEM SRTM Digital
Elevation Model, Shuttle Radar Topography Mission. Pengambilan lokasi kampung selain mewakili lokasi hulu DAS bagian atas, tengah, dan bawah juga
ditentukan berdasarkan keterjangkauan wilayah. Lokasi pengamatan kampung yang mewakili ketinggian hulu DAS bagian
atas adalah Kampung Cimandala yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Sedangkan lokasi pengamatan
kampung yang mewakili kawasan hulu DAS bagian tengah adalah Kampung Landeuh yang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang,
Kabupaten Bogor. Untuk kawasan lokasi pengamatan kampung yang mewakili hulu DAS bagian bawah adalah Kampung Leuwijambe yang terletak di Desa
Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Batas DAS Kali Bekasi bagian hulu diperoleh melalui dijitasi peta analog
DAS Kali Bekasi lembar A menggunakan perangkat lunak ArcView 3.2. Ruang lingkup kawasan yang diteliti meliputi lanskap tegakan bambu baik berupa kebun
bambu, talun bambu, maupun tegakan bambu sebagai tanaman pembatas atau pagar yang diamati dalam plot pengamatan. Ruang lingkup penelitian difokuskan
pada pendistribusian pertanaman bambu di hulu DAS Kali Bekasi melalui interpretasi pola tutupan lahan dengan menggunakan citra ALOS AVNIR-2,
menganalisis keanekaragaman jenis tegakan bambu dan tegakan non-bambu serta potensi biomassanya, serta mengidentifikasi bentuk pengelolaan bambu dan
pemanfaatannya yang telah diterapkan oleh petani maupun masyarakat lokal setempat.
3.3 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta rupabumi Indonesia berskala 1:25.000 lembar 1209-141 Ciawi, 1209-142 Cisarua, 1209-
143 Bogor, dan 1209-144 Tajur, citra ALOS AVNIR-2 A D1113730 0 1B2 17 Juli 2009 resolusi 10 m, dan DEM SRTM resolusi 90 m. Adapun alat yang
digunakan antara lain GPS, DBH meter, kamera, lembar panduan wawancara, dan perangkat lunak pengolah peta seperti ERDAS IMAGINE 9.1, ArcView 3.2, dan
ArcGIS 9.3.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian di lapangan dipandu dengan rincian jenis data, sumber data, dan kegunaannya Tabel 2. Hal Tersebut memudahkan dalam pengumpulan
data. Tabel 2. Jenis dan Sumber Data Studi
Jenis Data
Indikator Pengamatan
Unit Sumber Data
Metode Analisis
Biofisik
fisik
Jenis dan luas tutupan lahan
kawasan serta distribusi bambu
ha Citra ALOS AVNIR-2
resolusi 10x10 m JAXA Analisis citra
klasifikasi tutupan lahan
Tipe iklim, jenis tanah, hidrologi
- BP DAS Ciliwung-
Cisadane Analisis
deskriptif Curah hujan
mm BMKG
Analisis deskriptif
Ketinggian wilayah
m DEM SRTM resolusi
90x90m http:seamless.usgs.gov
Analisis topografi
vegetasi
Diameter setinggi dada DBH
bambu dan non- bambu
cm Pengukuran di lapangan
metode jalur dan metode petak bergaris
Indeks biomassa
bambu dan pohon
Keragaman jenis dan jumlan
bambu dan pohon
buluh
Observasi, wawancara Indeks
keragaman Shannon’s-
Wienner
Jenis tumbuhan bawah
- Observasi di lapangan
metode jalur dan metode petak bergaris
Analisis deskriptif
Sosial
Sosial- ekonomi
Luas wilayah km
2
BPS, potensi desa Analisis
deskriptif Jumlah penduduk
jiwa BPS, potensi desa
Analisis deskriptif
Tingkat pendidikan, mata
pencaharian, aktivitas
pariwisata -
BPS, BP DAS Ciliwung- Cisadane
Analisis deskriptif
Lanjutan Tabel 2
Jenis Data
Indikator Pengamatan
Unit Sumber Data
Metode Analisis
Pengeta- huan
ekologi lokal
Aspek kepemilikan, nilai
penting, pengelolaan, dan
tingkat pengetahuan
ekologi lokal -
Wawancara dengan informan kunci
Analisis deskriptif
pengetahuan ekologi lokal
3.5 Teknik Pengumpulan Data