Indeks Keane Keanekaragaman Jenis Bambu

Asal tanaman diintroduksikan ke wi Tanaman ini umumn bambu krisik dengan Kegunaan bambu kris tanaman pembatas ata

4.4.2 Indeks Keane

Penyebaran ba aktivitas manusia. Sel di Asia tropis baik i alami maupun tumbuha sangat dipengaruhi ol maupun vegetatif. Upa benih sulit dilakukan tahun untuk dapat Budidaya secara vege Begitu pula d bambu yang ditemui bambu dengan kehi perdesaan. Terdapat e Sumber Gambar 29. Bambu Krisik an ini adalah dari Cina Selatan dan Vietnam wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara term umnya digunakan sebagai tanaman ornament ngan jarak tanam antar rumpun yang rapat berfun krisik yang ditemukan di hulu DAS Kali Bekas atau tanamana pagar Gambar 29. anekaragaman Jenis Bambu bambu secara luas di seluruh belahan dunia di elama ratusan tahun bambu telah dimanfaatkan ol k itu bambu yang diperoleh dari pertumbuhan buhan bambu hasil budidaya. Upaya pembudi uhi oleh peran serta manusia baik budidaya s Upaya pembudidayaan secara generatif dengan n karena bambu membutuhkan waktu yang cukup pat menghasilkan bunga Dransfield dan W getatif merupakan pilihan yang banyak digunaka dengan penyebaran bambu di Indonesia. K ui pada lokasi penelitian tidak lepas dari hubun ehidupan masyarakat di Indonesia, khususn t enam jenis bambu yang ditemukan di wilayah ber: Dok. Pribadi m yang kemudian rmasuk Indonesia. ental. Penanaman rfungsi pembatas. asi adalah sebagai a dipengaruhi oleh kan oleh penduduk buhan bambu secara budidayaan bambu a secara generatif gan menggunakan cukup lama 50-60 n Widjaja, 1995. unakan saat ini. . Keanekaragaman hubungan antara usnya masyarakat ah hulu DAS Kali Bekasi yang distribusinya pada masing-masing lokasi pengamatan adalah sebagai berikut: 1. Hulu DAS bagian atas : terdapat lima jenis bambu; bambu ampel hijau, bambu andong, bambu tali, bambu hitam, dan bambu betung 2. Hulu DAS bagian tengah: terdapat tiga jenis bambu; bambu andong, bambu tali, dan bambu krisik. 3. Hulu DAS bagian bawah: terdapat tiga jenis bambu; bambu ampel hijau, bambu betung, dan bambu tali. Keanekaragaman jenis bambu di wilayah hulu DAS Kali Bekasi dihitung dengan menggunakan persamaan Indeks Keanekaragaman Shannon’s-Weinner H’. Dari hasil perhitungan rata-rata indeks diperoleh hasil bahwa indeks keanekaragaman H’ tertinggi berdasarkan lokasi terdapat di hulu DAS bagian atas sebesar 0,62 dan masuk kategori keragaman rendah. Sedangkan di lokasi hulu DAS bagian tengah dan hulu DAS bagian bawah nilainya masing-masing adalah sebesar 0,33 dan 0,47 rendah. Berdasarkan plot, indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada plot 2 di hulu DAS bagian tengah dengan nilai 0,99 rendah sedangkan indeks keragaman terendah berdasarkan plot terdapat pada plot 1 dan plot 3 di hulu DAS bagian tengah serta plot 3 di hulu DAS bagian bawah. Nilai indeks 0 memiliki arti bahwa hanya dijumpai satu jenis bambu saja Tabel 15. Tabel 15. Indeks Keanekaragaman Jenis Bambu di Hulu DAS Kali Bekasi Lokasi Indeks Keanekaragaman Shannon’s H’ Hulu DAS Plot Plot Rataan Atas 1 0,94 0,62 2 0,72 3 0,20 Tengah 1 0,33 2 0,99 3 Bawah 1 0,89 0,47 2 0,53 3 Keterangan: H’3 : Keragaman jenis tinggi T 1H’3 : Keragaman jenis sedang S H’1 : Keragaman jenis rendah R Lingkungan yang bervariasi diantara hulu DAS Kali Bekasi bagian atas, tengah, dan bawah serta kebutuhan keadaan lingkungan yang berbeda diantara jenis bambu mengakibatkan adanya keragaman jenis-jenis bambu yang terdapat di kawasan hulu DAS Kali Bekasi. Faktor lingkungan seperti perbedaan ketinggian tempat di atas permukaan laut m dpl dapat menimbulkan perbedaan cuaca dan iklim secara keseluruhan pada tempat tersebut, terutama suhu, kelembaban, dan curah hujan. Menurut Threwartha 1968 perbedaan cuaca yang diakibatkan oleh bertambahnya ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan tekanan udara menjadi berkurang yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya pergerakan udara. Penelitian ini memperkuat simpulan Kartodihardjo 1997 bahwa semakin basah suatu kawasan maka keragaman jenis bambu akan semakin meningkat. Dan hal ini berlaku pula dengan perubahan ketinggian altitude. Selain itu terdapat juga faktor yang juga berpengaruh perbedaan keragaman jenis tumbuhan suatu tempat yaitu adanya perbedaan musim Sitompul dan Guritno, 1995. Uji signifikansi terhadap keanekaragaman jenis di ketiga lokasi mengindikasikan bahwa ketinggian tidak memberikan pengaruh terhadap indeks keragaman bambu. Hal ini dapat dilihat melalui hasil uji ANOVA menghasilkan nilai F hitung =0,28 lebih rendah dari F tabel =5,14 dan p-value=0,764 lebih besar dari nilai kritik 0,05. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan elevasi diantara ketiga lokasi yang tidak terlalu mencolok.Nilai keanekaragaman jenis bambu yang tinggi dipengaruhi oleh jumlah buluhrumpun Ni serta proporsinya terhadap keseluruhan jenis yang ada Pi, serta jumlah jenis species richness dari masing- masing lokasi. Berdasarkan spesies, nilai indeks keanekaragaman tertinggi adalah bambu tali sedangkan yang terendah adalah bambu krisik.

4.4.3 Indeks Biomassa Bambu