Tanah Hidrologi dan Prasarana Pengairan

Gambar 9. Peta Iklim Hulu DAS Kali Bekasi

4.1.3 Tanah

Jenis-jenis tanah yang dijumpai pada lokasi penelitian meliputi jenis tanah asosiasi glei humus rendah dan aluvial kelabu, asosiasi latosol merah latosol coklat kemerahan dan latosol, asosiasi podsolik kuning hidromorf kelabu, kompleks grumosol regosol dan mediteran, kompleks latosol merah kekuningan latosol coklat, komplek podsolik merah kekuningan podsolik kuning, dan komplek resina litosol dan brown forest soil Gambar 10. Berdasarkan peta penyebaran jenis tanah yang terdapat pada Gambar 10 terlihat bahwa jenis tanah yang penyebarannya paling luas pada kawasan hulu DAS Kali Bekasi adalah dari jenis kompleks latosol merah kekuningan latosol coklat sekitar 36 dari luas wilayah dan ketiga lokasi pengamatan bambu terdapat pada wilayah ini. Jenis tanah latosol memiliki bahan induk batuan vulkanik yang bersifat intermedier, bersolum dalam, pH agak tinggi dengan kepekaan erosi rendah. Jenis tanah latosol dan asosiasinya memiliki sifat tanah yang baik yaitu tekstur liat berdebu hingga lempung berliat, struktur granular dan remah, kedalaman efektif umumnya 90 cm, dan agak tahan terhadap erosi, serta pH yang agak netral dan kandungan bahan organik yang rendah atau sedang. Secara umum, sifat tanah latosol cukup subur dan hampir cocok untuk kegiatan pertanian termasuk bagi pertumbuhan bambu. Gambar 10. Peta Jenis Tanah Hulu DAS Kali Bekasi

4.1.4 Hidrologi dan Prasarana Pengairan

Kondisi tata air di wilayah hulu DAS Kali Bekasi dibentuk dari beberapa aliran sungai yang mengalir dari anak-anak sungai yang selanjutnya bergabung dalam suatu tangkapan sungai utama yaitu sungai Kali Bekasi. Adapun sungai- sungai maupun anak-anak sungai yang terdapat di bagian hulu DAS dan kemudian mengalirkan airnya menuju bagian hilir adalah sebanyak 41 sungai besar dan kecil Gambar 11. Sungai-sungai tersebut antara lain sungai Ciateul, Cibadak, Cibaren, Cibaran, Cibarengkok, Cibatu, Cibinong, Cibodas, Cibago, Cicadas, Cihaur, Ciherang, Cijanggel, Cijayanti, Cijere, Cikarang, Cikeas, Cikeruh, Cilandak, Cileungsi, Cimalaya, Cimandala, Cipancar, Cipandan, Ciparigi, Cipatujah, Cireundeu, Ciseupan, Ciseuseupan, Ciseyah, Citaringgul, Citatah, Citeureup, Ciukuy, Kali Kiuntang, Kali Demang, Situ Tunggilis, Situ Cibuntu, Situ Citatah, dan Situ Gedong. Seluruhnya sungai dan anak sungai ini nantinya bermuara pada Kali Bekasi. Lokasi pengamatan hulu DAS bagian atas berada di sekitar sungai Cimandala, sedangkan lokasi pengamatan hulu DAS bagian tengah berada di sekitar sungai Cipancar. Untuk lokasi pengamatan hulu DAS bagian bawah berada di sekitar sungai Citaringgul. Ketiga sungai ini kemudian menuju ke sungai Citeureup dan pada akhirnya menyatu menuju sungai Kali Bekasi. Gambar 11. Peta Sungai di Hulu DAS Kali Bekasi Pemanfaatan sungai-sungai yang berada hulu DAS Kali Bekasi pada umumnya dimanfaatkan sebagai sarana pengairan seperti situ atau danau, bendungan, maupun check dam. Sarana pengairan yang ada di hulu DAS Kali Bekasi berupa situ sebanyak 40 buah, bendungan 6 buah, dan check dam 16 buah Tabel 6. Tabel 6. Prasarana Pengairan di Hulu DAS Kali Bekasi No. Kecamatan Sarana Pengairan SituDanau Bendungan Check Dam 1 2 3 4 5 Kabupaten Bogor 1. Megamendung - - 12 2. Sukaraja - - - 3. Babakan Madang 2 - - 4. Sukamakmur - 1 - 5. Jonggol 3 4 - 6. Cileungsi 6 - - 7. Kalapa Nunggal 2 - - 8. Gunung Putri 18 - 4 9. Citeureup 1 - - 10. Cibinong 6 1 - Kota Depok 11. Cimanggis 2 - - Kabupaten Bekasi 12. Cibarusah - - - Total 40 6 16 Sumber: BP DAS Citarum-Ciliwung, 2007

4.1.4 Topografi