TINJAUAN TEMPAT TINGGAL DI TAWANGMANGU
1. Pola Kawasan terhadap Thermal Bangunan
Hubungan kegiatan manusia satu dengan yang lainnya dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan syarat ataupun dengan tanpa syarat, yang di masyarakat
Jawa dikenal dengan pamrih atau tanpa pamrih. Di dalam kegiatan kemasyarakatan yang kemudian dikenal dengan kegiatan gotong royong yang
berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama dengan maksud meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rumah-rumah penduduk di Tawangmangu mempunyai kecenderungan bergerombol rumah penduduk yang lama dan bukan merupakan villa baru. Hal ini
bisa merupakan kecenderungan masyarakat setempat yang lebih senang hidup bermasyarakat dan bersosialisasi seperti masyarakat Jawa lainnya.
Dari sisi suhuthermal kawasan bergerombolnya bangunan rumah tinggal pada kawasan pemukiman penduduk, suhu terasa lebih hangat jika dibandingkan
dengan daerah luar pemukiman. Suhu yang lebih tinggi disebabkan karena kecepatan aliran udara yang lebih rendah, pola aliran yang terhambat karena rapatnya rumah
penduduk inilah yang menyebabkan penurunan suhu.
2. Topografi
Pada kawasan keadaan topografi berupa daerah dengan kontur sedang, keadaan ini tidaklah dirubah oleh penduduk setempat menjadi daerah yang datar.
Rumah-rumah yang ada cenderung mengikuti kontur yang ada meski tetap menggunakan sistem cut and fill dalam penyelesaian bangunan. Keadaan rumah
penduduk yang berkembang mengikuti pola kontur tanah mempunyai keuntungan yaitu rumah-rumah yang dibangun mempunyai peluang lebih besar untuk
mendapatkan cahaya matahari jika dibandingkan dengan kontur yang datar. Kesempatan penerimaan cahaya yang lebih besar disebabkan oleh kemiringan kontur
pola tanah yang ada.
3. Konsep bangunan
Bangunan pada umumnya berbentuk segi empat dengan arah hadap utara selatan untuk orientasi bangunan. Pada bagian depan bangunan terdapat selasar,
ventilasi rata-rata sempitkecil atap mempunyai kemiringan tertentu. Arah hadap Utara-Selatan dilihat dari sisi fisika bangunan, arah ini baik untuk
menerima cahaya matahari untuk penerangan dalam bangunan adanya selasar, juga menghindari masuknya cahaya matahari secara langsung, ventilasi yang sempit
mencegah masuknya anginaliran angin yang kencang sehingga dapat menurunkan suhu ruangan, kemiringan atap berguna untuk mengalirkan air hujan sehubungan
dengan lokasi yang berada pada daerah tropika basah. Konsep kepala, badan, kaki, dipakai pada bangunan tempat tinggal.
4. Bahan bangunan