Analisa Pendekatan Sistem Sirkulasi Ruang

Total besaran ruang 11741,34

6. Analisa Pendekatan Sistem Sirkulasi Ruang

a. Dasar pemikiran tuntutan filosofi : 1 Sakralreligius dan damai Menghendaki jalur sirkulasi yang tidak terlalu banyak variasi agar konsentrasi pemakai tetap tertuju pada objek. 2 Akrab dan mengundang Menghendaki jalur sirkulasi yang sama bagi semua pemakai, mudah dikenal, mudah dicapai, dan mampu mengarahkan pemakai pada tujuan. b. Dasar pertimbangan : 1 Organisasi ruang 2 Standar dan persyaratan ruang 3 Jenis dan karakter kegiatan c. Pengolahan sirkulasi horisontal : 1 Sirkulasi dalam ruang a Ruang-ruang penerima, pengelolaan, edukasi i. Pola sirkulasi disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. ii. Adanya ketegasan dan kejelasan arah dalam sirkulasi gerak akan mendukung kegiatan yang dilakukan. b Ruang-ruang pribadi i. Kriteria pokok pada sirkulasi ruang-ruang pribadi adalah kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam melakukan kegiatannya. Sirkulasi ke ruang tidur Karakter tenang Tampak pada pola yang stabilterarah Zone bersama - mengakrabkan antar penghuni Gambar IV–1 Pola sirkulasi ruang pribadi Sumber : c Ruang ibadah i. Kriteria pokok pada sirkulasi ruang ibadah adalah kelancaran kegiatan peribadatan dengan seluruh kegiatan yang berorientasi pada altarmimbar. ii. Sistem sirkulasi menggunakan jalur induk, dari pintu masuk mengarah langsung ke altarmimbar. 2 Sirkulasi antar fasilitas kelompok kegiatan a Open space sebagai zone sentral sehingga masing-masing fasilitas mudah dilihat dan dicapai oleh open space. b Sirkulasi dalam kompleks menggunakan pedestrian untuk memberi kesan akrab dengan vegetasi sebagai elemen peneduh dan pengarah. Altar U m a U m a t Gambar IV–2 Pola sirkulasi ruang ibadah Sirkulasi umat berorientasi ke altarmimbar, sebagai tempat yang suci – konsep menuju kepada Yang Esa Sumber : analisis pribadi Open space Fas. Penerimaan pengelola Fas. Peribadatan Fas. Pribadi Fas. Edukasi Skema IV-10 Open space sebagai zone sentral Sumber : analisis pribadi 3 Sirkulasi dalam fasilitas a Massa tunggal, menggunakan sistem sentral koridor dengan hall sebagai pusat penerima dan masing-masing ruang diusahakan terlihat dan mudah dicapai dari hall. b Massa banyak, menggunakan sistem sirkulasi pejalan kaki pedestrian dengan elemen tanaman sebagai pengarah sekaligus peneduh. d. Pengolahan sirkulasi vertikal Bangunan direncanakan paling tinggi dua lantai dengan dasar pertimbangan : 1 Efektivitas kegiatan 2 Efisiensi alat 3 Kesan akrab Dalam pencapaian sirkulasi vertikal dapat dilakukan dengan dua cara : 1 Ramp Sirkulasi antar kelompok ruang dengan menggunakan ramp atau lintasan miring mengingat keefisienan dan keefektifan serta kesan akrab. 2 Tangga a Kemiringan max 30 derajat. b Lebar tangga minimal untuk 3 orang c Perletakan pada entance hall sehingga mudah terlihat dan dicapai.

7. Analisa pendekatan unsur pembentuk ruang dan aspek psikologpembentuk