LATAR BELAKANG 1.
Keseimbangan Manusia dalam Tubuh, Jiwa, dan Roh
Dalam pemahaman iman Kristen khususnya, manusia terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh. Ketiganya memiliki sistem kerja yang berlainan namun memiliki peran yang
sama agar kehidupan manusia terus berlangsung. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan sehat apabila tiga unsur ini saling seimbang dan selaras.
Tubuh yang berarti fisik merupakan bagian dari manusia yang berhubungan dengan dunia sekelilingnya melalui panca indera mata, telinga, hidung, mulut, dan
lain sebagainya. Jiwa yang berarti psikis merupakan bagian dari manusia yang mampu berpikir, merasa, bereaksi, dan berkehendak. Sedangkan roh rohani
merupakan bagian dari manusia yang dapat berhubungan dengan Tuhan. Manusia yang sehari-hari disibukkan oleh pekerjaannya membutuhkan
adanya suatu bentuk relaksasi untuk mengendurkan ketegangan pikiran dan mengembalikan keseimbangan tubuh, jiwa, dan rohnya. Hal-hal tersebut dapat
dialami oleh siapa saja dan tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh umat Kristiani secara khusus.
Dewasa ini berkembang kegiatan retret yang bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan-kebutuhan umat Kristiani akan sarana relaksasi yang tidak hanya
memenuhi kebutuhan jasmani namun juga kebutuhan kebutuhan rohani. Melalui kegiatan retret ini diharapkan agar umat Kristiani dapat mengembalikan
keseimbangan antara tubuh, jiwa, dan rohnya dari kesibukan sehari-hari.
2. Kegiatan Retret dan Kebutuhannya
Retret berasal dari bahasa Inggris yang berarti mengundurkan diri atau mengasingkan diri. Sama halnya dengan rekreasi, retret juga bertujuan untuk
melakukan penyegaran kembali jasmani tubuh dan jiwa yang letih karena kesibukan sehari-hari. Baik retret maupun rekreasi sama-sama memiliki kebutuhan
akan pengalaman baru yang didapatkan di suatu tempat yang tidak ditemukan di tempat kesibukannya, dan tempat-tempat tersebut dapat mengembalikan kesegaran
jasmaninya tubuh dan jiwa. Hal yang membedakan retret dengan rekreasi adalah pemenuhan akan
kebutuhan rohani seseorang. Melalui kegiatan retret, seseorang selain disegarkan
jasmaninya, juga rohaninya. Retret dapat dilakukan baik secara perorangan maupun secara kelompok. Masing-masing dapat dilakukan baik secara perorangan maupun
secara kelompok. Masing-masing dapat mengatur program acara retret dimana di dalamnya setiap orang menemukan penyegaran secara total baik secara jasmani
maupun secara rohani. Bahkan dewasa ini tujuan kegiatan retret tidak hanya sekedar rekreasi dari kesibukan sehari-hari, namun telah berkembang pada tujuan yang lebih
terarah. Pada intinya, kegiatan retret ini digunakan untuk pembinaan rohani pribadi
maupun kelompok agar diperoleh kualitas iman yang lebih baik. Agar tidak berkesan kaku, acara retret dapat dilakukan lebih variatif antara kegiatan rekreasi dengan
pembinaan rohani. Di dalam retret terdapat berbagai jenis kegiatan pembinaan rohani yang kesemuanya itu bertujuan untuk mendewasakan umat serta meningkatkan
kualitas kerohanian umat. Di dalamnya, peserta juga diajarkan untuk lebih peka kepada sesamanya.
Menyingkir atau menyepi ke suatu lokasi dengan menikmati keindahan alam terutama dengan suasana yang masih alami dapat mengembalikan kesegaran jasmani
maupun rohani. Keadaan seperti inilah yang akan membantu seseorang mengadakan jarak terhadap kesibukan sehari-hari sehingga dapat memandang hidupnya secara
menyeluruh serta merenungkan makna dari semua pengalaman hidupnya. Jauhnya kegiatan retret dari keramaian kota dapat memunculkan
kebersamaan kelompok karena masing-masing merasakan pengalaman yang sama dan merasakan senasib sepenanggungan dalam melaksanakan kegiatan retret.
Dengan demikian masing-masing diberi kesempatan untuk memperbaiki tingkah laku, menemukan kemampuan-kemampuan baru dalam dirinya, baik bagi relasi
sosial maupun relasi dengan Tuhan. Pada intinya, kegiatan retret membutuhkan suatu tempat yang tenang, dengan udara yang segar, suasana alami, maupun jauh dari pusat
kota.
3. Potensi Kegiatan Retret