Tinjauan Camp dalam Alkitab Perjanjian Lama Tinjauan Camp Dalam Alkitab Perjanjian Baru

komisi-komisi Gereja, dan kelompok profesi seperti : kelompok akuntan, pelajar, mahasiswa, dsb. b. Pembimbing Pembimbing retret adalah pemimpin jemaat yang bertugas memimpin jalannya retret serta membimbing peserta sesuai dengan tujuan dari acara retret itu sendiri. Yang biasa menjadi pemimpin dan pembimbing retret adalah pendeta, penginjil, evangelis, dan jemaat biasa yang dianggap matang kerohaniaanya. c. Tamupenceramah Tamupenceramah adalah pendeta, penginjil, evangelis, yang dipercaya untuk menjadi pembawa Firman Tuhan atau penceramah. Konselor terdiri dari beberapa orang yang tinggal di fasilitas retret dan memiliki tugas yaitu memberikan pelayanan konseling bagi pengunjung. Para konselor biasanya merupakan rohaniawanpendetepastor yang kerjanya dikoordinator lembaga yang memiliki fasilitas retret tersebut. d. Pengelola Pengelola fasilitas retret memiliki tugas utama yaitu melayani para peserta retret, pembimbing retret dan tamu-tamu serta mengelola secara keseluruhan proses kegiatan di dalam fasilitas retret. C. CHRISTIAN CAMP Christian Camp adalah perpaduan wadah dari kegiatan retret, rekreasi, dan petualangan dimana proses pembelajaran akan nilai-nilai Kristiani yang dilakukan di alam terbuka melalui proses pengalaman sehari-hari berupa relasi dan interaksi dengan sesama dan semesta. Tujuan Christian camp adalah untuk kehidupan Kristiani yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Juga membentuk karakter, kepribadian, dan membentuk relasi yang akrab dimana nilai-nilai dan prinsip-prinsip Kristiani diterapkan secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

1. Tinjauan Camp dalam Alkitab Perjanjian Lama

Dalam bahasa Ibrani, kata yang dipakai adalah “mahaneh” yang berarti perkemahantempat berkemah dengan berbagai konteks dan pemakaian yang berbeda 3 . Kadangkala kata camp pada arti sebenarnya menunjuk kepada kemahperkemahan itu seringkali juga diterjemahkan dengan pengertian bagi rombongan tentara dalam jumlah yang besar seperti yang terdapat dalam Yosua 6 : 11, 14. dimana dikisahkan bahwa setiap kali rombongan atau kelompok tentara Israel selesai mengelilingi Tembok Yerikho maka mereka selalu kembali ke perkemahan. Demikian juga halnya I Samuel 4 : 3-7. Kehidupan bangsa Israel dalam bentuk perkemahan sudah dikenal sejak jaman Abraham Kejadian 12. Pada waktu Tuhan memanggil Abraham keluar dari Ur-Kasdim, maka Abraham memulai suatu kehidupan yang menuntut ia harus memiliki tempat tinggal yang dapat berpindah-pindah dan sifatnya hanya sementara saja. Seperti halnya dengan suku Badui modern, maka Abraham tinggal di tendakemah yang terbuat dari bulu domba. Jenis tenda yang dipakai setinggi 1,8 meter. Kemah atau perkemahan bangsa Israel dalam Keluaran dijelaskan secara lebih mendetail dalam kitab Bilangan. Sejak dari perhentian pertama setelah penyeberangan Laut Merah sampai dengan penyeberangan Sungai Yordan. Kedua belas suku Israel itu mengatur suatu bentuk perkemahan yang mereka sebut “facing the tent of meeting on every side” Bilangan 2 : 2. Dimana keempat kelompok bagian perkemahan yaitu utara, selatan, barat, dan timur semuanya menghadap ke tenda pertemuan dalam bentuk empat persegi. Kemah Suci ini merupakan tempat bertemunya para imam Israel dengan Tuhan. Kemah Suci Tabernakel ini berada di tengah-tengah bangsa Israel dan merupakan pusat dari aktivitas kehidupan. Kehidupan bangsa Israel berada di luar kemah dan mengelilingi Kemah Suci Tabernakel ini.

2. Tinjauan Camp Dalam Alkitab Perjanjian Baru

Dalam perjanjian baru, kata yang dipakai untuk menunjuk kepada perkemahan adalah “parembole”, ini menunjuk kepada markas besar tentara Roma di Yerusalem dan dipakai dalam Kis 21 : 34; 22 : 24; 23 : 10, 6, 32. Dalam konteks ini, Paulus membicarakan mengenai camp dikaitkan sebagai markas besar dari para tentara Roma. Penulis Kitab Ibrani juga menggunakan istilah-istilah yang sama dalam membicarakan tentara-tentara dalam kesatuan tempur Ibr 11 : 34; 13 : 11, 13. Jadi camp atau perkemahan dalam pandangan Alkitab adalah suatu tempat yang sifatnya sementara, dapat dipakai sebagai tempat untuk mengatur strategi peperangan. Namun juga erat kaitannya terhadap tempat ibadah. 3 Buku : Mari Mengenal Perjanjian Lama, Baker

3. Tinjauan Praktis